Pernalaran diartikan sebagai proses berpikir untuk menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian (termasuk simpulan) yang bersumber dari pengamatan indera (pengamatan empiris). Pernyataan-pernyataan yang sejenis juga dapat terbentuk dari pengamatan yang sejenis. Seseorang disebut menalar jika telah menyimpulkan pernyataan baru yang sebelumnya tidak diketahui berdasarkan pengamatan.
Penalaran teks dalam soal UTBK dapat berupa pertanyaan yang menanyakan prediksi berdasarkan data dalam teks, pernyataan yang mendukung/melemahkan informasi pada teks, hubungan sebab akibat, dan kesimpulan paling logis berdasarkan teks.
A. Prediksi Berdasarkan Data dalam Teks
Prediksi bermakna ramalan atau prakiraan. Jadi, prediksi berdasarkan data dalam teks dapat diartikan sebagai prakiraan kemungkinan yang dapat terjadi sesuai konteks yang disajikan dalam soal berdasarkan bacaan yang disediakan.
B. Pernyataan yang Mendukung atau Melemahkan Informasi pada Teks
Teks yang memuat informasi dapat didukung atau dilemahkan sesuai dengan pernyataan yang disediakan. Pernyataan yang mendukung berarti mampu menyokong, membantu, atau menunjang informasi yang ada di dalam teks. Sebaliknya, pernyataan yang melemahkan berarti mampu membuat (menyebabkan) lemah informasi yang terdapat di dalam teks.
C. Hubungan Sebab Akibat
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sebab berarti hal yang menjadikan timbulnya sesuatu. Sedangkan akibat bermakna sesuatu yang merupakan akhir atau hasil suatu peristiwa (pembuatan, keputusan); persyaratan atau keadaan yang mendahuluinya. Jadi dalam sebuah paragraf, hubungan sebab akibat bermakna adanya penyebab terhadap suatu hal yang kemudian menjadi dampak atau hasil suatu peristiwa dari keadaan yang mendahuluinya dalam sebuah paragraf.
Hubungan kalimat dalam sebuah paragraf dapat berupa sebab-akibat. Hubungan tersebut dinamakan hubungan kausal berbentuk penalaran yang didapatkan dari gejala-gejala yang saling berhubungan. Hal yang umum digunakan dalam hubungan sebab akibat misalnya A menyebabkan B. Akan tetapi, dalam konteks yang lebih luas A juga dapat menyebabkan akibat lain, misalnya B, C, D, dan seterusnya.
Dengan demikian, efek dari sebuah peristiwa dapat menyebabkan lebih dari satu keadaan. Jadi, kemampuan penalaran seseorang diperlukan untuk mendapatkan simpulan penalaran dalam kaitannya dengan hubungan kausal ini.
Contoh:
Menjadi sarjana merupakan dambaan banyak orang. Sebagian besar orang tua, bukan hanya yang berpandangan tradisional, menganggap bahwa seorang sarjana memiliki pengetahuan luas. Sarjana juga dapat meningkatkan gengsi keluarga. Dengan menjadi sarjana, seseorang akan lebih mudah mendapatkan pekerjaan. Orang yang bergelar sarjana diyakini hidupnya lebih layak.
D. Kesimpulan Paling Logis Berdasarkan Teks
Terdapat dua pola penalaran yang digunakan untuk menentukan simpulan dalam sebuah paragraf, yakni pola penalaran induktif dan pola penalaran deduktif. Pernalaran induktif merupakan proses pernalaran didasari fakta, asumsi, atau andaian yang bersifat khusus yang bertujuan untuk menarik simpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum.
Contoh:
Dua tahun terakhir ini, tepatnya sejak suaminya meninggal dunia, Ny. Rosi sering sakit. Setiap bulan ia pergi ke dokter untuk memeriksakan penyakitnya. Harta peninggalan suaminya semakin menipis untuk membeli obat dan biaya pemeriksaan yang tidak bisa ditanggung Askes serta untuk biaya hidup sehari-hari bersama tiga orang anaknya. Apalagi ketiga anaknya masih memerlukan banyak biaya untuk sekolah. Anak sulung dan adiknya masih kuliah di sebuah perguruan tinggi swasta, sedangkan anak bungsunya masih duduk di bangku SMA. Sungguh berat beban hidup Ny. Rosi.
Berikutnya, penalaran deduktif merupakan proses penarikan simpulan berdasarkan hal-hal yang lebih khusus. Proses pembentukan simpulan deduktif dapat dimulai dari suatu dalil atau hukum mengarah ke hal-hal yang lebih konkret. Penarikan simpulan secara deduktif ini dapat dilakukan secara langsung dan secara tidak langsung. Simpulan tidak langsung ditarik dari satu premis (pernyataan)
Contoh:
• Semua ikan berdarah dingin (premis) • Sebagian yang berdarah dingin adalah ikan (simpulan)
Tipe soal kesimpulan paling logis berdasarkan teks menuntut kamu bisa menyimpulkan secara logis mengenai sesuatu yang mungkin terjadi berdasarkan teks yang tersedia. Tentunya soal tersebut dapat dijawab setelah melakukan analisis data yang telah disediakan beserta konteks yang ada.
Pernalaran diartikan sebagai proses berpikir untuk menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian (termasuk simpulan) yang bersumber dari pengamatan indera (pengamatan empiris). Pernyataan-pernyataan yang sejenis juga dapat terbentuk dari pengamatan yang sejenis. Seseorang disebut menalar jika telah menyimpulkan pernyataan baru yang sebelumnya tidak diketahui berdasarkan pengamatan.
Penalaran teks dalam soal UTBK dapat berupa pertanyaan yang menanyakan prediksi berdasarkan data dalam teks, pernyataan yang mendukung/melemahkan informasi pada teks, hubungan sebab akibat, dan kesimpulan paling logis berdasarkan teks.
A. Prediksi Berdasarkan Data dalam Teks
Prediksi bermakna ramalan atau prakiraan. Jadi, prediksi berdasarkan data dalam teks dapat diartikan sebagai prakiraan kemungkinan yang dapat terjadi sesuai konteks yang disajikan dalam soal berdasarkan bacaan yang disediakan.
B. Pernyataan yang Mendukung atau Melemahkan Informasi pada Teks
Teks yang memuat informasi dapat didukung atau dilemahkan sesuai dengan pernyataan yang disediakan. Pernyataan yang mendukung berarti mampu menyokong, membantu, atau menunjang informasi yang ada di dalam teks. Sebaliknya, pernyataan yang melemahkan berarti mampu membuat (menyebabkan) lemah informasi yang terdapat di dalam teks.
C. Hubungan Sebab Akibat
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sebab berarti hal yang menjadikan timbulnya sesuatu. Sedangkan akibat bermakna sesuatu yang merupakan akhir atau hasil suatu peristiwa (pembuatan, keputusan); persyaratan atau keadaan yang mendahuluinya. Jadi dalam sebuah paragraf, hubungan sebab akibat bermakna adanya penyebab terhadap suatu hal yang kemudian menjadi dampak atau hasil suatu peristiwa dari keadaan yang mendahuluinya dalam sebuah paragraf.
Hubungan kalimat dalam sebuah paragraf dapat berupa sebab-akibat. Hubungan tersebut dinamakan hubungan kausal berbentuk penalaran yang didapatkan dari gejala-gejala yang saling berhubungan. Hal yang umum digunakan dalam hubungan sebab akibat misalnya A menyebabkan B. Akan tetapi, dalam konteks yang lebih luas A juga dapat menyebabkan akibat lain, misalnya B, C, D, dan seterusnya.
Dengan demikian, efek dari sebuah peristiwa dapat menyebabkan lebih dari satu keadaan. Jadi, kemampuan penalaran seseorang diperlukan untuk mendapatkan simpulan penalaran dalam kaitannya dengan hubungan kausal ini.
Contoh:
Menjadi sarjana merupakan dambaan banyak orang. Sebagian besar orang tua, bukan hanya yang berpandangan tradisional, menganggap bahwa seorang sarjana memiliki pengetahuan luas. Sarjana juga dapat meningkatkan gengsi keluarga. Dengan menjadi sarjana, seseorang akan lebih mudah mendapatkan pekerjaan. Orang yang bergelar sarjana diyakini hidupnya lebih layak.
D. Kesimpulan Paling Logis Berdasarkan Teks
Terdapat dua pola penalaran yang digunakan untuk menentukan simpulan dalam sebuah paragraf, yakni pola penalaran induktif dan pola penalaran deduktif. Pernalaran induktif merupakan proses pernalaran didasari fakta, asumsi, atau andaian yang bersifat khusus yang bertujuan untuk menarik simpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum.
Contoh:
Dua tahun terakhir ini, tepatnya sejak suaminya meninggal dunia, Ny. Rosi sering sakit. Setiap bulan ia pergi ke dokter untuk memeriksakan penyakitnya. Harta peninggalan suaminya semakin menipis untuk membeli obat dan biaya pemeriksaan yang tidak bisa ditanggung Askes serta untuk biaya hidup sehari-hari bersama tiga orang anaknya. Apalagi ketiga anaknya masih memerlukan banyak biaya untuk sekolah. Anak sulung dan adiknya masih kuliah di sebuah perguruan tinggi swasta, sedangkan anak bungsunya masih duduk di bangku SMA. Sungguh berat beban hidup Ny. Rosi.
Berikutnya, penalaran deduktif merupakan proses penarikan simpulan berdasarkan hal-hal yang lebih khusus. Proses pembentukan simpulan deduktif dapat dimulai dari suatu dalil atau hukum mengarah ke hal-hal yang lebih konkret. Penarikan simpulan secara deduktif ini dapat dilakukan secara langsung dan secara tidak langsung. Simpulan tidak langsung ditarik dari satu premis (pernyataan)
Contoh:
• Semua ikan berdarah dingin (premis) • Sebagian yang berdarah dingin adalah ikan (simpulan)
Tipe soal kesimpulan paling logis berdasarkan teks menuntut kamu bisa menyimpulkan secara logis mengenai sesuatu yang mungkin terjadi berdasarkan teks yang tersedia. Tentunya soal tersebut dapat dijawab setelah melakukan analisis data yang telah disediakan beserta konteks yang ada.