Dalam mempelajari rujukan kalimat, terdapat dua istilah yang harus diketahui, yaitu kata rujukan dan kalimat rujukan. Kata rujukan merupakan kata ganti yang digunakan untuk merujuk/mengacu kata lain yang telah dipakai sebelumnya, sedangkan kalimat rujukan merupakan kalimat yang di dalamnya mengandung kata rujukan.
Kata rujukan terbagi menjadi 3 jenis, yaitu:
Kata Rujukan Orang Kata rujukan orang merupakan kata yang mengacu pada seseorang.
Contoh: • dia/dirinya • ia • mereka • beliau
Contoh kalimat: • Beliau telah menamatkan studinya di Italia.
Kata Rujukan Tempat Kata rujukan tempat merupakan kata yang merujuk pada tempat.
Contoh: • di sini • di sana • di situ
Contoh kalimat: • Di sana sang anak hidup dengan damai.
Kata Rujukan Benda Kata rujukan benda adalah kata yang merujuk pada benda.
Contoh: • ini • itu • tersebut
Contoh kalimat: • Hal itumembuat hatinya terasa sakit.
Tips mengerjakan soal rujukan kalimat:
1. Perhatikan kalimat sebelum kata rujukan berada
2. Tentukan orang/tempat/benda yang diacu oleh kata rujukan!
Dalam mempelajari rujukan kalimat, terdapat dua istilah yang harus diketahui, yaitu kata rujukan dan kalimat rujukan. Kata rujukan merupakan kata ganti yang digunakan untuk merujuk/mengacu kata lain yang telah dipakai sebelumnya, sedangkan kalimat rujukan merupakan kalimat yang di dalamnya mengandung kata rujukan.
Kata rujukan terbagi menjadi 3 jenis, yaitu:
Kata Rujukan Orang Kata rujukan orang merupakan kata yang mengacu pada seseorang.
Contoh: • dia/dirinya • ia • mereka • beliau
Contoh kalimat: • Beliau telah menamatkan studinya di Italia.
Kata Rujukan Tempat Kata rujukan tempat merupakan kata yang merujuk pada tempat.
Contoh: • di sini • di sana • di situ
Contoh kalimat: • Di sana sang anak hidup dengan damai.
Kata Rujukan Benda Kata rujukan benda adalah kata yang merujuk pada benda.
Contoh: • ini • itu • tersebut
Contoh kalimat: • Hal itumembuat hatinya terasa sakit.
Tips mengerjakan soal rujukan kalimat:
1. Perhatikan kalimat sebelum kata rujukan berada
2. Tentukan orang/tempat/benda yang diacu oleh kata rujukan!
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi V, analisis merupakan pemecahan persoalan yang dimulai dengan dugaan akan kebenarannya, sedangkan bacaan memiliki makna ‘sesuatu yang dibaca’. Dengan demikian, analisis bacaan adalah kegiatan menganalisis sesuatu yang dibaca. Di dalam bacaan terdapat paragraf-paragraf yang menyusunnya. Paragraf merupakan kumpulan kalimat yang saling berhubungan dan menjelaskan suatu buah pikiran di dalam tulisan. Paragraf biasanya ditulis dengan cara menjorok ke dalam sekitar 4—5 karakter.
Adapun fungsi paragraf sebagai berikut.
1. Paragraf menjadi wadah untuk mengungkapkan buah pikiran penulis.
2. Penulis dapat menyampaikan pikirannya secara teratur dan runtut.
3. Penulis menjadi tidak mudah lelah ketika menyelesaikan tulisannya.
4. Paragraf dapat dimanfaatkan sebagai pengantar, transisi, dan simpulan dalam sebuah bacaan.
Di dalam suatu bacaan, antara paragraf satu dengan yang lainnya saling berkaitan. Hal tersebut biasa disebut dengan kohesi. Kohesi merupakan hubungan antara paragraf. Dengan adanya kohesi, dapat diketahui bahwa kumpulan kalimat yang terbentuk termasuk ke dalam paragraf yang memiliki makna bukan hanya sekadar kumpulan. Antara paragraf satu dengan paragraf lainnya biasanya memiliki hubungan sebagai penjelas, alasan, sebab, pertentangan, dan sebagainya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi V, analisis merupakan pemecahan persoalan yang dimulai dengan dugaan akan kebenarannya, sedangkan bacaan memiliki makna ‘sesuatu yang dibaca’. Dengan demikian, analisis bacaan adalah kegiatan menganalisis sesuatu yang dibaca. Di dalam bacaan terdapat paragraf-paragraf yang menyusunnya. Paragraf merupakan kumpulan kalimat yang saling berhubungan dan menjelaskan suatu buah pikiran di dalam tulisan. Paragraf biasanya ditulis dengan cara menjorok ke dalam sekitar 4—5 karakter.
Adapun fungsi paragraf sebagai berikut.
1. Paragraf menjadi wadah untuk mengungkapkan buah pikiran penulis.
2. Penulis dapat menyampaikan pikirannya secara teratur dan runtut.
3. Penulis menjadi tidak mudah lelah ketika menyelesaikan tulisannya.
4. Paragraf dapat dimanfaatkan sebagai pengantar, transisi, dan simpulan dalam sebuah bacaan.
Di dalam suatu bacaan, antara paragraf satu dengan yang lainnya saling berkaitan. Hal tersebut biasa disebut dengan kohesi. Kohesi merupakan hubungan antara paragraf. Dengan adanya kohesi, dapat diketahui bahwa kumpulan kalimat yang terbentuk termasuk ke dalam paragraf yang memiliki makna bukan hanya sekadar kumpulan. Antara paragraf satu dengan paragraf lainnya biasanya memiliki hubungan sebagai penjelas, alasan, sebab, pertentangan, dan sebagainya.
Hubungan antarparagraf adalah salah satu materi yang cukup sering keluar di soal-soal UTBK. Melalui materi ini, kita diminta untuk menentukan hubungan antara satu paragraf dengan paragraf lain dalam bacaan. Lazimnya, sebuah teks memiliki hubungan-hubungan sebagai berikut:
Hubungan pertentangan
Hubungan sebab-akibat
Hubungan penegasan
Hubungan penjelasan lanjutan,
dan lain-lain
Untuk menentukan hubungan antarparagraf, kita harus memahami ide pokok dari setiap gagasan terlebih dahulu. Ketika kita sudah mendapatkan ide pokok tersebut, barulah kita bisa menentukan hubungan antarparagrafnya. Selain itu, kita juga dapat melihat hubungan antarparagraf dari konjungsi (kata hubung) yang ada di dalam paragraf tersebut.
Sebagai contoh, perhatikan paragraf di bawah ini:
Ide pokok dari paragraf pertama adalah olahraga adalah sebuah aktifitas yang penting. Sementara itu, ide pokok dari paragraf kedua adalah manfaat olahraga bagi kesehatan tubuh.
Kemudian, pada paragraf kedua kita dapat melihat adanya penggunaan konjungsi bahkan di awal kalimat pertama. Hal itu menunjukkan bahwa hubungan antarparagraf dari teks di atas adalah hubungan penegasan.
Hubungan antarparagraf adalah salah satu materi yang cukup sering keluar di soal-soal UTBK. Melalui materi ini, kita diminta untuk menentukan hubungan antara satu paragraf dengan paragraf lain dalam bacaan. Lazimnya, sebuah teks memiliki hubungan-hubungan sebagai berikut:
Hubungan pertentangan
Hubungan sebab-akibat
Hubungan penegasan
Hubungan penjelasan lanjutan,
dan lain-lain
Untuk menentukan hubungan antarparagraf, kita harus memahami ide pokok dari setiap gagasan terlebih dahulu. Ketika kita sudah mendapatkan ide pokok tersebut, barulah kita bisa menentukan hubungan antarparagrafnya. Selain itu, kita juga dapat melihat hubungan antarparagraf dari konjungsi (kata hubung) yang ada di dalam paragraf tersebut.
Sebagai contoh, perhatikan paragraf di bawah ini:
Ide pokok dari paragraf pertama adalah olahraga adalah sebuah aktifitas yang penting. Sementara itu, ide pokok dari paragraf kedua adalah manfaat olahraga bagi kesehatan tubuh.
Kemudian, pada paragraf kedua kita dapat melihat adanya penggunaan konjungsi bahkan di awal kalimat pertama. Hal itu menunjukkan bahwa hubungan antarparagraf dari teks di atas adalah hubungan penegasan.
Paragraf atau alinea adalah bagian dalam karangan yang mengandung satu ide pokok. Secara umum, paragraf terbagi berdasarkan letak gagasan utama dan tujuannya.
A. Paragraf Berdasarkan Letak Gagasan Utama
1. Paragraf Deduktif Paragraf deduktif merupakan paragraf yang gagasan utamanya terletak di awal paragraf. Kalimat utama pada paragraf ini adalah topik. Kalimat kedua dan seterusnya adalah kalimat penjelas.
Contoh: Ada beberapa penyebab kemacetan di Jakarta. Pertama, jumlah armada dan luas jalan yang tidak seimbang. Kedua, kedisiplinan pengendara sangat minim. Ketiga banyak tempat yang memunculkan gangguan lalu lintas. Keempat, kurang tegasnya petugas yang berwenang.
2. Paragraf Induktif Paragraf induktif merupakan paragraf yang letak gagasan utamanya di akhir paragraf. Paragraf induktif dapat berupa analogi, generalisasi, dan hubungan sebab akibat.
• Analogi Analogi merupakan penarikan kesimpulan berdasarkan persamaan isi dengan sesuatu yang sudah dikenal.
Contoh: Sifat manusia ibarat padi di sawah. Ketika manusia meraih kesuksesan, kepandaian, dan kekayaan, maka sifatnya akan rendah hati dan dermawan. Begitu pula dengan padi yang semakin berisi, ia akan semakin menunduk. Apabila padi itu kosong, ia akan berdiri tegak. Begitu pun dengan manusia yang tidak berilmu dan berperasaan, makan ia akan congkak dan pemarah. Oleh karena itu, sebagai manusia apabila diberi kepandaian dan kelebihan, tirulah sikap padi yang semakin menunduk.
• Generalisasi Generalisasi merupakan pengambilan kesimpulan secara khusus berupa kejadian atau hal agar mendapatkan simpulan yang bersifat umum.
Contoh: Setelah karangan anak-anak kelas 4 diperiksa, ternyata Ina, Tia, dan Alez mendapatkan nilai 9. Anak-anak lain mendapat nilai 7. Hanya Agra yang mendapat 6, dan tidak seorang pun mendapat nilai kurang. Bahkan boleh dikatakan, anak kelas 4 cukup pandai mengarang.
• Kausal Kausal merupakan hubungan ketergantungan antara dua kalimat atau lebih yang menggambarkan akibat yang ditimbulkan karena adanya sebab.
Contoh: Hasil panen para petani di Desa Sukamaju hampir setiap musim tidak memuaskan. Banyak tanaman yang mati diserang hama padahal belum berbuah. Banyak juga tanaman yang tidak tumbuh dengan baik. Hal ini akibat dari kurangnya pengetahuan para petani dalam pengolahan pertanian.
3. Paragraf Campuran (Deduktif-Induktif) Paragraf campuran merupakan paragraf yang gagasan utamanya tersebar pada seluruh kalimat. Jenis paragraf ini biasanya ada pada karangan deskripsi dan narasi.
Contoh: Bahasa merupakan hal sangat penting dalam kehidupan kita. Untuk berkomunikasi kita menggunakan bahasa. Untuk bekerja sama kita menggunakan bahasa. Untuk mewarisi dan mewariskan kebudayaan, kita memerlukan bahasa. Satu kali lagi, betapa pentingnya bahasa bagi kehidupan kita.
B. Paragraf Berdasarkan Tujuannya
1. Paragraf Deskripsi Paragraf deskripsi merupakan paragraf yang menggambarkan sesuatu berdasarkan pengalaman pancaindra manusia dengan tujuan agar pembaca seolah-olah dapat melihat dan merasakan objek yang digambarkan.
Contoh: Gadis kecil itu. Ia terus memandangi lautan biru. Gulungan riak-riak kecil tak membuatnya bergeming. Embusan hawa pantai nan panas, tak membuat matanya beralih dari laut. Laut yang semakin biru sampai ambang cakrawala.
2. Paragraf Narasi Paragraf narasi merupakan paragraf yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian yang di dalamnya terdapat unsur tokoh, alur cerita, latar, dan konflik. Perlu diketahui bahwa paragraf narasi juga tidak memiliki kalimat utama.
Contoh: Pak Tani sedang mengumpulkan padi-padi yang sudah dipanen di sawah. Esok harinya, Pak Tani melakukan kegiatan yang sama seperti sebelumnya. Lalu, Pak Tani memanfaatkan padi tersebut yang kemudian dijadikan sebagai nasi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Begitulah rupanya hakikat dari hidup.
3. Paragraf Argumentasi Paragraf argumentasi merupakan paragraf yang membuktikan kebenaran tentang suatu hal. Pada akhir paragraf, perlu dijelaskan mengenai kesimpulannya. Kesimpulan ini yang membedakan paragraf argumentasi dan eksposisi.
Contoh: Ia dapat menyetop bola dengan dada dan kaki dengan sempurna. Tendangan kaki kanan dan kaki kirinya tepat arah dan keras. Sundulan kepalanya sering memperdayakan kiper lawan. Bola seolah-olah menurut kehendaknya. Larinya cepat bagaikan kijang. Lawan sukar mengambil bola dari kakinya. Cristiano Ronaldo benar-benar pemain bola jempolan.
4. Paragraf Eksposisi Paragraf eksposisi merupakan paragraf yang berisi uraian atau penjelasan mengenai suatu topik dengan tujuan agar memberikan informasi atau pengetahuan tertentu kepada pembaca.
Contoh: Kini, kegiatan ekstrakurikuler dikenal sebagai kegiatan tambahan di luar pelajaran yang sesuai dengan pelajaran yang diinginkan dan tercantum di daftar kegiatan esktrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler biasanya berlangsung hingga sore. Manfaat dari kegiatan ekstrakurikuler yaitu dapat menambah nilai yang kurang dalam mata pelajaran yang diambil.
5. Paragraf Persuasi Paragraf persuasi merupakan paragraf yang bertujuan untuk memengaruhi pembaca agar berbuat sesuatu. Paragraf ini juga sifatnya membujuk dan mengajak seseorang untuk melakukan sesuatu.
Contoh: Penggunaan pestisida dan pupuk kimia untuk tanaman dalam jangka waktu lama dianggap tidak efektif karena penggunaan pestisida tersebut justru bisa mencemari lingkungan dan menjadikan tanah lebih keras sehingga perlu pengolahan dengan biaya yang tidak sedikit.
Paragraf atau alinea adalah bagian dalam karangan yang mengandung satu ide pokok. Secara umum, paragraf terbagi berdasarkan letak gagasan utama dan tujuannya.
A. Paragraf Berdasarkan Letak Gagasan Utama
1. Paragraf Deduktif Paragraf deduktif merupakan paragraf yang gagasan utamanya terletak di awal paragraf. Kalimat utama pada paragraf ini adalah topik. Kalimat kedua dan seterusnya adalah kalimat penjelas.
Contoh: Ada beberapa penyebab kemacetan di Jakarta. Pertama, jumlah armada dan luas jalan yang tidak seimbang. Kedua, kedisiplinan pengendara sangat minim. Ketiga banyak tempat yang memunculkan gangguan lalu lintas. Keempat, kurang tegasnya petugas yang berwenang.
2. Paragraf Induktif Paragraf induktif merupakan paragraf yang letak gagasan utamanya di akhir paragraf. Paragraf induktif dapat berupa analogi, generalisasi, dan hubungan sebab akibat.
• Analogi Analogi merupakan penarikan kesimpulan berdasarkan persamaan isi dengan sesuatu yang sudah dikenal.
Contoh: Sifat manusia ibarat padi di sawah. Ketika manusia meraih kesuksesan, kepandaian, dan kekayaan, maka sifatnya akan rendah hati dan dermawan. Begitu pula dengan padi yang semakin berisi, ia akan semakin menunduk. Apabila padi itu kosong, ia akan berdiri tegak. Begitu pun dengan manusia yang tidak berilmu dan berperasaan, makan ia akan congkak dan pemarah. Oleh karena itu, sebagai manusia apabila diberi kepandaian dan kelebihan, tirulah sikap padi yang semakin menunduk.
• Generalisasi Generalisasi merupakan pengambilan kesimpulan secara khusus berupa kejadian atau hal agar mendapatkan simpulan yang bersifat umum.
Contoh: Setelah karangan anak-anak kelas 4 diperiksa, ternyata Ina, Tia, dan Alez mendapatkan nilai 9. Anak-anak lain mendapat nilai 7. Hanya Agra yang mendapat 6, dan tidak seorang pun mendapat nilai kurang. Bahkan boleh dikatakan, anak kelas 4 cukup pandai mengarang.
• Kausal Kausal merupakan hubungan ketergantungan antara dua kalimat atau lebih yang menggambarkan akibat yang ditimbulkan karena adanya sebab.
Contoh: Hasil panen para petani di Desa Sukamaju hampir setiap musim tidak memuaskan. Banyak tanaman yang mati diserang hama padahal belum berbuah. Banyak juga tanaman yang tidak tumbuh dengan baik. Hal ini akibat dari kurangnya pengetahuan para petani dalam pengolahan pertanian.
3. Paragraf Campuran (Deduktif-Induktif) Paragraf campuran merupakan paragraf yang gagasan utamanya tersebar pada seluruh kalimat. Jenis paragraf ini biasanya ada pada karangan deskripsi dan narasi.
Contoh: Bahasa merupakan hal sangat penting dalam kehidupan kita. Untuk berkomunikasi kita menggunakan bahasa. Untuk bekerja sama kita menggunakan bahasa. Untuk mewarisi dan mewariskan kebudayaan, kita memerlukan bahasa. Satu kali lagi, betapa pentingnya bahasa bagi kehidupan kita.
B. Paragraf Berdasarkan Tujuannya
1. Paragraf Deskripsi Paragraf deskripsi merupakan paragraf yang menggambarkan sesuatu berdasarkan pengalaman pancaindra manusia dengan tujuan agar pembaca seolah-olah dapat melihat dan merasakan objek yang digambarkan.
Contoh: Gadis kecil itu. Ia terus memandangi lautan biru. Gulungan riak-riak kecil tak membuatnya bergeming. Embusan hawa pantai nan panas, tak membuat matanya beralih dari laut. Laut yang semakin biru sampai ambang cakrawala.
2. Paragraf Narasi Paragraf narasi merupakan paragraf yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian yang di dalamnya terdapat unsur tokoh, alur cerita, latar, dan konflik. Perlu diketahui bahwa paragraf narasi juga tidak memiliki kalimat utama.
Contoh: Pak Tani sedang mengumpulkan padi-padi yang sudah dipanen di sawah. Esok harinya, Pak Tani melakukan kegiatan yang sama seperti sebelumnya. Lalu, Pak Tani memanfaatkan padi tersebut yang kemudian dijadikan sebagai nasi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Begitulah rupanya hakikat dari hidup.
3. Paragraf Argumentasi Paragraf argumentasi merupakan paragraf yang membuktikan kebenaran tentang suatu hal. Pada akhir paragraf, perlu dijelaskan mengenai kesimpulannya. Kesimpulan ini yang membedakan paragraf argumentasi dan eksposisi.
Contoh: Ia dapat menyetop bola dengan dada dan kaki dengan sempurna. Tendangan kaki kanan dan kaki kirinya tepat arah dan keras. Sundulan kepalanya sering memperdayakan kiper lawan. Bola seolah-olah menurut kehendaknya. Larinya cepat bagaikan kijang. Lawan sukar mengambil bola dari kakinya. Cristiano Ronaldo benar-benar pemain bola jempolan.
4. Paragraf Eksposisi Paragraf eksposisi merupakan paragraf yang berisi uraian atau penjelasan mengenai suatu topik dengan tujuan agar memberikan informasi atau pengetahuan tertentu kepada pembaca.
Contoh: Kini, kegiatan ekstrakurikuler dikenal sebagai kegiatan tambahan di luar pelajaran yang sesuai dengan pelajaran yang diinginkan dan tercantum di daftar kegiatan esktrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler biasanya berlangsung hingga sore. Manfaat dari kegiatan ekstrakurikuler yaitu dapat menambah nilai yang kurang dalam mata pelajaran yang diambil.
5. Paragraf Persuasi Paragraf persuasi merupakan paragraf yang bertujuan untuk memengaruhi pembaca agar berbuat sesuatu. Paragraf ini juga sifatnya membujuk dan mengajak seseorang untuk melakukan sesuatu.
Contoh: Penggunaan pestisida dan pupuk kimia untuk tanaman dalam jangka waktu lama dianggap tidak efektif karena penggunaan pestisida tersebut justru bisa mencemari lingkungan dan menjadikan tanah lebih keras sehingga perlu pengolahan dengan biaya yang tidak sedikit.