Imbuhan (Sufiks)

 

Sufiks merupakan imbuhan (afiks) yang terletak atau ditambahkan pada akhir kata serta biasanya disebut sebagai akhiran. Dalam bahasa Indonesia, contoh akhiran yakni –an, -kan, dan –i
Contoh:
• -an: tulisan, tatapan, tantangan

• -i  : temui, sukai, pandangi

• -kan :tumbuhkan, sampaikan, umumkan

Pembentukan kata dengan akhiran tersebut sederhana dan tidak banyak menimbulkan permasalahan. Permasalahan yang sering muncul adalah pembentukan akhiran yang berasal dari bahasa asing, contohnya –isasi. Dalam bahasa Indonesia, imbuhan –isasi yang sering digunakan berasal dari –isatie (Belanda) atau –ization (Inggris). 

Contoh:
 

• modernisatie, modernization → modernisasi

• normalisatie, normalization → normalisasi

• legalisatie, legalization → legalisasi

• neutralisatie, neutralization → netralisasi

Berdasarkan contoh tersebut, dapat diketahui bahwa penyerapan dalam imbuhan –isasi tidak dilakukan secara terpisah atau tersendiri, melainkan penyerapan secara utuh beserta bentuk dasar yang dilekatinya.  Imbuhan –isasi tidak selayaknya digunakan sebagai pembentuk kata baru karena tidak diserap ke dalam bahasa Indonesia. 

 

Selain imbuhan –isasi, kesalahan imbuhan asing –ir juga sering dialami oleh penutur jati bahasa Indonesia. Kesalahan tersebut misalnya terjadi pada pembentukan kata koordinir, publisir, legalisir, proklamir, dan manipulir. Pemakaian imbuhan asing tersebut tidak tepat digunakan karena penyerapannya dari bahasa Belanda tidak dilakukan secara tepat. Seharusnya kata-kata tersebut digunakan dalam bentuk sebagai berikut:

 

• koordinir → koordinasi

• publisir → publikasi 

• legalisir  → legalisasi 

• proklamir → proklamasi 

• produsir  → produksi 

• manipulir  → manipulasi


Imbuhan –wan dan –man juga berasal dari bahasa asing, yaitu bahasa Sanskerta. Akan tetapi, hadirnya imbuhan tersebut telah diterima penggunaannya dalam bahasa Indonesia sebagai pembentuk kata yang bermakna ‘orang’. Imbuhan –man umumnya digunakan pada bentuk dasar yang berakhiran vokal /i/. 

Contoh:

• budi + -man → budiman

• seni+ -man → seniman

Berbeda halnya dengan imbuhan –wan yang telah lazim digunakan pada bentuk dasar yang berakhiran selain /i/. Akan, masih mungkin terjadi jika imbuhan –wan dapat digunakan pada bentuk dasar yang berakhiran vokal /i/.

Contoh:

• drama+ -wan → dramawan

• karya+ -wan → karyawan

• warta+ -wan → wartawan

• rohani+ -wan → rohaniwan

Selain itu, imbuhan -wan memiliki variasi lain yang meruju pada ‘orang (perempuan)’. Bentukan kata -wan yang disebutkan berpasangan dengan bentukan kata dengan imbuhan -wati pada contoh berikut. Ini. 

Contoh:

• seniman → seniwati

• dramawan → dramawati

• karyawan → karyawati

• wartawan → wartawati

Dalam bahasa Indonesia,  imbuhan –wan jauh lebih sering digunakan dan produktif dibandingkan dengan imbuhan –man.  Potensi sebagai pembentuk kata baru dari imbuhan ini cukup besar ini.

Contoh:

• physician → fisikawan 

• mathematician → matematikawan 

• cameraman → kamerawan

Pemakaian afiks dapat mengubah kelas kata. Berikut merupakan perubahan sufiks yang mengubah kelas kata.

Sufiks pembentuk kata benda (nomina)
• -isme → nasionalisme
• -wan → dermawan
• -sasi → urbanisasi

Sufiks pembentuk kata sifat (adjektiva)
• -i → insani
• -wi → manusiawi
• -iah → lahiriah
• -is → nasionalis

Sufiks pembentuk kata keterangan
• -nya → biasanya
• -an → habis-habisan

 

#materiUTBK2024 #KemampuanMemahamiBacaandanMenulis #Kata

... Read less