# Semantik

Bahasa Panda
 

Bahasa panda adalah salah satu materi yang muncul dalam UTBK. Dalam UTBK, soal bahasa panda biasanya muncul dalam subtes Pengetahuan dan Pemahaman Umum. Soal bahasa panda biasanya berisi kode-kode yang harus dipecahkan. Untuk mempelajari dan menjawab soal bahasa panda, sebenarnya gampang-gampang susah. Kenapa ya? Karena mengerjakan soal Bahasa Panda perlu waktu yang cukup banyak untuk memecahkan kode-kode atau pola yang tersedia dalam soal. 

Pola-pola yang terdapat dalam soal bahasa panda tidak menentu. Namun, setidaknya, kita bisa memprediksi pola apa saja yang kemungkinan besar akan muncul. Yuk kita simak berbagai pola yang biasa digunakan dalam soal-soal bahasa panda.

A. Pola 1: Gabungan Kata atau Suku Kata

Pola 1 ini biasanya terdiri atas beberapa contoh kata yang digabungkan dan memiliki makna baru. Untuk menjawabnya, kita perlu memisahkan setiap kata sehingga menemukan makna sesungguhnya.

Contoh:

Berikut merupakan beberapa kata yang diterjemahkan ke dalam bahasa buatan:

Kekuatan lahir: jibalopguyu

Ketegaran batin: jiharopnide

Sejak dini: fazilhaja

Kata yang kemungkinan bermakna kelahiran dini adalah….

A.    Jibalopnide

B.     Jiguyuophade

C.    Jiguyuophaja

D.    Fajiguyuopni

E.     Fazilguyu

Pembahasan:

Soal tersebut menanyakan tentang pembentukan frasa menggunakan bahasa buatan. Agar dapat mengerjakannya, kita harus memahami setiap proses pembentukkan kata dalam bahasa buatan. Adapun pola pembentukannya sebagai berikut:

Kekuatan lahir       : jibalop + guyu

Ketegaran batin     : jiharop + nide

Dari pola pembentukan kata di atas dapat kita tarik simpulan ji merupakan imbuhan ke- dan op merupakan imbuhan –an.

Sejak dini: fazil + haja

Jadi, kelahiran dini: jiguyuophaja. C

B. Pola 2: Perumpamaan Kata dengan Kumpulan Huruf 

Pola 2 ini biasanya berupa perumpamaan suatu kata dengan kumpulan huruf. Bisa dikatakan juga pola 2 ini adalah pembentukan kode dan kita perlu memecahkan kode tersebut. Untuk menjawabnya, kita perlu mencari pola perubahan setiap huruf yang ada di kata asal dengan kumpulan huruf konsonan (kode pada soal) sehingga dapat memahami pola yang digunakan untuk memecahkan kode atau perumpamaan yang tepat sesuai kata yang diminta pada soal. Biasanya pola yang digunakan mirip dengan deret aritmatika, bedanya bahasa panda menggunakan huruf bukan angka. Yuk kita simak contohnya!

Apabila kata buntu ditulis dengan ATMST, maka bentuk penulisan yang tepat untuk kata  sekresi adalah….

A. TFLSFTJ

B. RDJQDRH

C. RFJSDTH

D. TDLQDRH

E. RDJDQRH

Pembahasan:

Soal di atas merupakan tipe soal bahasa panda. Untuk menjawabnya, kita perlu menemukan pola penulisan terlebih dahulu. Kata buntu ditulis dengan ATMST. Apabila diperhatikan, penulisan tersebut berpola sebagai berikut.

B → A

U → T

N → M

T → S

U → T

Dari penjelasan di atas dapat ditemukan pola penulisan mundur satu huruf dari huruf yang terkandung di dalam kata. Dengan demikian, penulisan yang tepat untuk sekresi sebagai berikut.

S → R

E → D

K → J

R → Q

E → D

S → R

I → H

Jawaban yang tepat adalah B.

Contoh:

Apabila kata Jember ditulis dengan kode KDNAFQ, maka kode yang tepat untuk kata Argentina adalah….

A. BQHDOSJMB

B. BSHFOUJOB

C. BQHDOUJMB

D. BSFHOUJOB

E. BQHDOSJBM

Pembahasan:

Soal di atas merupakan soal bahasa panda. Untuk menjawabnya kita perlu menemukan pola yang tersedia. Adapun pola yang tersedia sebagai berikut.

J→ K (MAJU) KDNAFQ

E→ D (MUNDUR)

M→ N (MAJU)

B→ A (MUNDUR)

E→ F (MAJU)

R→ Q (MUNDUR)

Dengan demikian, kata Argentina dapat dibuat kode dengan pola sebagai berikut.

A→ B (maju)

R→ Q (mundur)

G→ H (maju)

E→ D (mundur)

N→ O (maju)

T→ S (mundur)

I→ J (maju)

N→ M (mundur)

A→ B (maju)

Jadi, kode dari kata Argentina adalah BQHDOSJMB (A).

C. Pola 3: Penggandaan Kata dan Penghilangan Huruf 

Soal dengan pola ini biasanya mirip dengan pola 2. Akan tetapi, pola 3 lebih sederhana karena dalam pengerjaanya hanya perlu menuliskan ulang atau menggandakan kata asal pada soal dan menghilangkan huruf sesuai pola. Huruf yang dihilangkan bisa saja dengan maju dua langkah, mundur satu langkah, maju tiga langkah, dan seterusnya. Yuk simak contoh soal dan pembahasan pola 3 berikut ini! 

Contoh:

Apabila komersil ditulis dengan bentuk KEIORL, maka penulisan yang tepat untuk terakhir adalah…..

A. TAIEKR

B. TRAHRR

C. TEKRHI

D. TAIEKI

E. TEKRIR

Pembahasan:

Soal di atas merupakan jenis soal bahasa panda. Apabila diperhatikan pembentukan KEIORL memiliki pola sebagai berikut.

(k)om(e)rs(i)lk(o)me(r)si(l)

Dengan demikian, kata terakhir dapat kita bentuk mengikuti pola yang telah tersedia.

(t)er(a)kh(i)rt(e)ra(k)hi(r) → TAIEKR

Jadi, jawaban yang tepat adalah A.

D. Pola 4: Perumpamaan Kode dengan Selisih

Pola ini biasanya ditemukan dengan jawaban kode kata-kata penyemangat. Pola ini bisa dijawab dengan mencari selisih kode asal dengan hasil analisis kode.

Contoh:

Seorang petualang menemukan sebuah kode ADEHQTMBF. Kemudian, kode tersebut dipecahkan dan membentuk kata ENJOYUTBK. Setelah melanjutkan perjalanan, ia kembali menemukan sebuah kode LQNMAABSV. Apabila dipecahkan kode tersebut akan membentuk kata….

A. HALLOGUYS

B. PASTIBISA

C. SEMANGATY

D. SETIAPHARI

E. HARIKAMIS

Pembahasan:

Soal tersebut merupakan jenis soal bahasa panda. Untuk menjawabnya, kita harus memperhatikan pola pembentukan kata. Adapun pola kata yang terbentuk sebagai berikut.

ADEHQTMBF → 1-4-5-8-17-20-13-2-6

menjadi:

ENJOYUTBK → 5-14-10-15-25-21-20-2-11

Selisih pola yang terbentuk: 4-10-5-7-8-1-7- 0- 5

Maka:

LQNMAABSV dapat diterjemahkan menjadi PASTIBISA.

Jawaban yang tepat adalah B.

E. Pola 5: Perumpamaan Huruf dengan Huruf Lain

Soal pola 5 biasanya hanya berupa petunjuk dan kode. Untuk menjawabnya, kita perlu memecahkan petunjuk tersebut. 

Contoh:

B=6

WLW SWNJW XAJZANW EJZKJAOEW?

A. IANWD LQPED

B. LQPED IANWD

C. LQPED XENQ

D. IANWD XENQ

E. XENQ DEPWI

Pembahasan:

Soal di atas menanyakan tentang bahasa bantu. Untuk menjawabnya, kita perlu memecahkan pola yang disediakan. Apabila B = 6, maka B = F. Adapun pola yang terbentuk sebagai berikut.

B = F

C = G

D = H

E = I

F = J

G = K

H = L

I = M

J = N

K = O

L = P

M = Q

N = R

O = S

P = T

Q = U

R = V

S = W

T = X

U = Y

V = Z

W = A

X = B

Y = C

Z = D

A = E

Berdasarkan pola di atas, maka WLW SWNJW XAJZANW EJZKJAOEW? dapat diterjemahkan menjadi apa warna bendera Indonesia?.

Jawaban yang tepat adalah merah putih atau IANWD LQPED.

Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah A.

Tips dan Trik Mengerjakan Soal Bahasa Panda

Soal yang penuh kode dan waktu yang terbatas merupakan salah satu tantangan mengerjakan soal bahasa panda. Oleh sebab itu, ada tips dan triknya untuk menjawab bahasa panda dengan lebih cepat.

1. Perhatikan pengulangan kata dan polanya dengan baik

2. Perhatikan susunan kalimatnya

3. Lihat dengan saksama bentuk soalnya

4. Fokus

5. Temukan polanya

6. Ulangi pola pada kata yang ada pada soal

Semoga setelah membaca ini, dapat memahami bahasa panda lebih dalam lagi ya Pahamifren!

 

#materiUTBK2024 #PengetahuanDanPemahamanUmum #Semantik

... Read less

6 months ago by pak_dosen@pak_dosen


Antonim

 

Antonim adalah ungkapan (baik berupa kata, frasa, maupun kalimat) yang maknanya berkebalikan dengan ungkapan lain. 

Antonim terdiri dari lima bagian, yaitu:

A. Oposisi Mutlak

Kata yang termasuk oposisi mutlak memiliki makna yang pertentangannya mutlak.

Contoh: 

• hidup dan mati

B. Oposisi Kutub

Kata yang dikategorikan oposisi kutub memiliki makna yang pertentangannya tidak mutlak, namun memiliki tingkatan makna.

Contoh:

• kaya-miskin,

• besar-kecil,

• tinggi-rendah,

• jauh-dekat,

• panjang-pendek.

C. Oposisi Relasional

Makna kata yang pertentangannya bersifat saling melengkapi. Dengan kata lain, sebuah kata muncul karena ada kata lain yang menjadi lawan katanya.

Contoh:

• suami-istri,

• mundur-maju,

• pulang-pergi,

• pasang-surut,

• memberi-menerima.

D. Oposisi Hierarki. 

Makna kata yang termasuk ke dalam oposisi hierarki memiliki pertentangan yang menyatakan suatu deret jenjang. Oleh karena itu, kata-kata dalam oposisi ini adalah kata-kata yang berupa satuan ukuran (berat, panjang, dan isi).

Contoh: 

• kuintal-ton;

• prajurit-opsir.

D. Oposisi Majemuk

Makna kata yang dikategorikan sebagai oposisi majemuk memiliki pertentangan dengan lebih dari satu kata.

Contoh: 

• berdiri dengan duduk,

• jongkok, tiarap, dan berbaring.

 

#materiUTBK2024 #PengetahuanDanPemahamanUmum #Semantik

... Read less

6 months ago by pak_dosen@pak_dosen


Mengganti Kata
 

Semantik adalah salah satu bidang studi linguistik yang membahas makna atau arti dalam bahasa. Salah satu jenis soal yang ada dalam semantik adalah mengganti kata. Soal tersebut menanyakan tentang kata lain yang dapat mengganti suatu kata. 

Berikut cara menghadapi soal mengganti kata:

1. Kaitkan kata pengganti yang terdapat dalam pilihan ganda dengan konteks bacaan yang memuat kata yang akan digantikan.

2. Perbanyak pemahaman kata, seperti membaca berita atau membaca artikel. 

Contoh:

Bacalah teks berikut!

“Kami memutuskan bahwa libur panjang kali ini ganjil genap tidak berlaku. Kami akan lebih maksimalkan manajemen traffic dan manajemen kerumunan di Kota Bogor,” ungkap Bima.

"Aturan kewajiban menunjukkan surat rapid antigen masih berlaku di kawasan wisata. Pembatasan 50% terhadap pengunjung di tempat wisata dan rumah makan tetap ada. Perbedaannya cuma tidak ada ganjil genap. Aturan lain tetap berlaku," tambah Bima.

Bima menuturkan, berdasarkan data, tren kasus Covid-19 di Kota Bogor terus menurun dalam beberapa pekan ke belakang. Selain itu, sambung dia, tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit rujukan Covid-19 juga menurun. Ia melanjutkan, alasan relaksasi ekonomi juga menjadi pertimbangan lain bagi Pemkot Bogor untuk meniadakan ganjil genap saat saat libur panjang pekan ini.

"Kemarin juga mengamati fenomena di lapangan, terjadi sedikit relaksasi, pergerakan ekonomi yang membaik, dan kunjungan ke pasar membaik karena tidak ada ganjil genap. Rumah makan, resto, dan hotel juga relatif tidak berbeda," paparnya. 

Diadaptasi dari: https://megapolitan.kompas.com/read/2021/03/09/16351441/tak-ada-ganjil-genap-di-kota-bogor-saat-libur-panjang-akhir-pekan-ini

Kata yang tepat untuk mengganti kata relaksasi pada paragraf ke-3 adalah…

a. Pengontrolan

b. Pengistirahatan

b. Ketenangan

d. Kelonggaran

Pembahasan:

Soal tersebut menanyakan tentang kata lain yang bisa mengganti kata relaksasi pada paragraf ke-3. Tipe soal ini adalah mengganti kata.

Dalam KBBI, relaksasi memiliki makna: ‘pengenduran, pemanjangan; kemampuan mengontrol tingkat ketegangan; metode untuk mempersipkan tubuh seorang aktor sebelum tampil; dan cara atau tindakan untuk mengistirahatkan atau menyenangkan diri.’

Sedangkan, kata relaksasi pada bacaan di atas mengacu pada makna ‘pengenduran’ atau dapat juga disebut pelonggaran. Oleh karena itu, sesuai dengan konteks bacaan di atas, kata relaksasi dapat diganti dengan kelonggaran.

Jadi, jawabannya adalah D.

 

#materiUTBK2024 #PengetahuanDanPemahamanUmum #Semantik

... Read less

6 months ago by pak_dosen@pak_dosen


Sinonim

 

Sinonim merupakan ungkapan (baik berupa kata, frasa, maupun kalimat) yang maknanya kurang lebih sama dengan ungkapan lain. Adapun contoh kata yang bersinonim sebagai berikut.

Contoh:

• mati, meninggal, wafat, tewas, dan gugur. 

Pada pengertian di atas, ditekankan bahwa “maknanya kurang lebih sama”. Ini berarti ungkapan yang bersinonim tingkat kesamaannya tidak 100%. Misalnya, kata mati dan meninggal. Kata mati memiliki makna 'tidak bernyawa; dan ditujukan kepada manusia, binatang, atau pohon'. Sedangkan, kata meninggal memiliki makna 'tidak bernyawa; dan hanya ditujukan kepada manusia'. Jadi, Oni, kelinci, dan, pohon bisa disebut mati, tetapi hanya Oni yang bisa disebut meninggal.

 

#materiUTBK2024 #PengetahuanDanPemahamanUmum #Semantik

... Read less

6 months ago by pak_dosen@pak_dosen


Makna Kata
 

A. Makna Leksikal dan Makna Gramatikal
 

1. Makna Leksikal

Makna leksikal adalah makna yang sesungguhnya. Adapun contoh tersebut pada kalimat di bawah ini.

Contoh:

• Aku tidak memelihara tikus.

Kalimat di atas mengacu pada hewan 'tikus', bukan hal lain.


 

2. Makna Gramatikal
Makna gramatikal adalah makna yang muncul akibat proses gramatika, yakni proses afiksasi (pengimbuhan) dan proses reduplikasi (pengulangan). Berikut ini contoh-contoh ungkapannya.

Contoh proses afiksasi:

• Buku setebal itu terangkat olehnya.

Kata terangkat melalui proses afiksasi. Awalan ter- pada kata tersebut memunculkan makna 'dapat'.
 


 

Contoh proses reduplikasi:

 Dia sedang menyusun buku-buku di rak perpustakaan.

Kata buku yang bermakna 'sebuah buku' menjadi buku-buku yang bermakna 'banyak buku.'


 

B. Makna Denotatif dan Makna Konotatif

1. Makna Denotatif
Makna denotatif merupakan makna asli. Adapun contoh tersebut seperti berikut ini.

Contoh:
 Kamboja bermakna 'bunga harum yang berwarna putih kekuning-kuningan atau merah tua'.

2. Makna Konotatif
Makna konotatif merupakan makna tambahan. Adapun contoh tersebut seperti berikut ini.

Contoh:
 Kamboja bermakna 'lambang kematian'.

C. Makna Idiomatikal dan Peribahasa

1. Makna Idiomatikal
Makna idiomatikal adalah makna sebuah kata, frasa, atau kalimat yang tidak dapat diduga dari makna leksikal maupun gramatikalnya. Ada dua jenis idiom, yaitu idiom penuh dan idiom sebagian.
 Idiom Penuh
Idiom penuh berarti seluruh unsurnya adalah satu kesatuan dengan satu makna.

Contoh:
• Menjual gigi bermakna 'tertawa keras-keras', bukan transaksi jual beli gigi. Istilah ini termasuk idiom penuh.

 Idiom Sebagian
Idiom sebagian berarti sebagian unsurnya masih memiliki makna sendiri. 

Contoh:
• Menunjukkan gigi bermakna 'menunjukkan kekuasaan'. Contoh ini termasuk idiom sebagian.

2. Makna Peribahasa
Makna peribahasa adalah makna yang masih bisa diduga karena adanya hubungan antara makna leksikal dan gramatikal. 

Contoh:
•  Bagai anjing dengan kucing.
Peribahasa tersebut menggambarkan perilaku seperti anjing dan kucing sebagai hewan yang dikenal sering bertengkar. 

D. Homonimi, Homofon, dan Homograf
1. Homonimi
Homonimi adalah kata yang bunyi dan penulisannya sama, tetapi maknanya berbeda.

Contoh:
• Kata hak memiliki bunyi dan tulisan yang sama, namun artinya berbeda ('kekuasaan untuk berbuat sesuatu' dan 'telapak sepatu pada bagian tumit yang relatif tinggi').
• Kata bisa memiliki bunyi dan tulisan yang sama, tetapi berbeda arti ('mampu atau dapat' dan 'zat racun yang dapat menyebabkan luka, busuk, atau mati bagi sesuatu yang hidup').

2. Homofon 
Homofon merupakan kata yang bunyinya sama, tetapi penulisan dan maknanya berbeda.

Contoh:
• Kata bang yang bermakna 'kakak laki-laki' dengan bank yang bermakna 'lembaga yang mengurus lalu lintas uang' memiliki bunyi yang sama, tetapi penulisan dan artinya berbeda.
• Kata sanksi yang bermakna 'konsekuensi' dan sangsi yang bermakna 'ragu' memiliki bunyi yang sama, tetapi penulisan dan maknanya berbeda.

3. Homograf 
Homograf adalah kata yang tulisannya sama, namun bunyi dan makna berbeda.

Contoh:
• Kata teras bisa mengacu ke 'inti-kayu' atau 'lantai yang agak ketinggian di depan rumah' dengan pelafalan yang berbeda.
• Kata sedan bisa merujuk ke 'tangis kecil; isak' atau 'sejenis mobil' dengan bunyi yang berbeda.

E. Makna Ambigu dan Polisemi

1. Makna Ambigu
Makna ambigu adalah makna suatu frasa atau kalimat yang bersifat ganda.

Contoh: 
• Anak malas pergi ke taman
Kalimat tersebut bisa ditafsirkan menjadi "sedikit anak yang mau pergi ke taman" atau "yang pergi ke taman hanya anak malas".

2. Makna Polisemi 
Makna polisemi adalah satuan bahasa (terutama kata) yang memiliki lebih dari satu makna.

Contoh: 
•  kepala
Kata tersebut dapat mengacu beberapa hal berikut.
•  Bagian tubuh dari leher atas, seperti yang dimiliki manusia dan hewan.
•  Bagian dari sesuatu yang terletak di atas atau depan dan merupakan hal penting, seperti kepala motor dan kereta api
•  Bagian dari sesuatu yang berbentuk bulat, seperti kepala jarum.

F. Perubahan Makna
1. Perubahan Makna Meluas
Perubahan makna meluas merupakan gejala pada kata yang awalnya memiliki satu makna saja, namun akhirnya meluas dan memiliki makna lain.

Contoh: 
•  saudara
Kata tersebut bermakna 'orang yang memiliki hubungan keluarga' menjadi 'sapaan kepada orang yang diajak berbicara'.

2. Perubahan Makna Menyempit 
Perubahan makna menyempit adalah gejala pada kata yang awalnya memiliki berbagai makna, tetapi berubah menjadi satu makna saja.

Contoh:
 •  sarjana
Kata tersebut bermakna 'orang pandai' menjadi 'orang yang lulus dari perguruan tinggi'.

3. Perubahan Makna Total
Perubahan makna total adalah makna asli sebuah kata yang mengalami perubahan secara keseluruhan.

Contoh: 
• Cerewet berubah total menjadi berpidato.

4. Penghalusan (Eufemia)
Penghalusan (eufemia) merupakan usaha dalam mengubah kata menjadi kata yang bermakna lebih halus, seperti:

Contoh:
 •  Penjara menjadi lembaga pemasyarakatan.

5. Pengasaran (Disfemia) 
Pengasaran (disfemia) adalah usaha dalam mengganti kata yang awalnya bermakna halus menjadi lebih kasar.

Contoh:
 • Kalah menjadi masuk kotak.
 • Mengambil dengan begitu saja menjadi mencaplok.
 • Mengeluarkan menjadi mendepak.
 • Memasukkan menjadi menjebloskan.

 

#materiUTBK2024 #PengetahuanDanPemahamanUmum #Semantik

... Read less

6 months ago by pak_dosen@pak_dosen


Jenis-Jenis Kata Berdasarkan Bentuknya
 

Kata merupakan satuan bahasa yang memiliki makna. Pada materi UTBK tentang perbaikan kata, kita harus mengetahui terlebih dahulu klasifikasi kata yang ditanyakan pada soal. Kemudian, kita menganalisis kata tersebut berdasarkan soal yang ditanyakan, dapat berupa makna kata, kesalahan imbuhan pada kata, arti imbuhan pada kata, penggantian kata yang sesuai dengan konteks kalimat, dan sebagainya. 

A. Kata Dasar

Kata yang menjadi dasar untuk pembentukan kata. Kata dasar tidak diberikan imbuhan apapun. 

Contoh:

• Dia pergi ke pasar.

• Bunga itu sangat mahal.

• Boneka itu lucu.

B. Gabungan Kata

1. Bentuk terikat yang ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.

Contoh:

• adibusana

• antarkota

• antibiotik

2. Bentuk terikat yang diikuti oleh kata yang menggunakan huruf awal kapital atau singkatan yang berupa huruf kapital, maka digabungkan dengan tanda hubung (-).

Contoh:

• non-ASEAN

• anti-MSG

• pro-Barat

3. Bentuk maha yang diikuti oleh kata dasar yang mengacu pada nama atau sifat Tuhan ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya. 

Contoh:

• Semoga Tuhan Yang Mahakuasa melindungi kita.

• Tuhan Yang Mahabijaksana dalam menentukan arah hidup kita

4. Adapun bentuk yang ditulis tidak serangkai atau ditulis terpisah dengan huruf awal kapital yaitu bentuk maha yang diikuti dengan bentukan kata atau kata turunan yang mengacu pada nama atau sifat Tuhan. 

Contoh:

• Kita berdoa kepada Tuhan Yang Maha Pemberi.

• Marilah bersama-sama meminta kepada Tuhan Yang Maha Penolong.

5. Gabungan kata yang dapat menimbulkan kesalahpahaman yang berhubungan dengan maknanya, maka ditulis dengan memberikan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya. 

Contoh:

Anak-istri pejabat berbeda maknanya dengan anak istri-pejabat.

Buku-sejarah baru berbeda maknanya dengan buku sejarah-baru.

Ibu-bapak kami berbeda maknanya dengan ibu bapak-kami.

6. Gabungan kata yang penulisannya memang dipisah, tetap ditulis terpisah meskipun mendapat imbuhan (awalan atau akhiran). 

Contoh:

• bertepuk tangan

• garis bawahi

• sebar luaskan

7. Gabungan kata yang mendapat awalan atau akhiran ditulis serangkai. 

Contoh:

• pertanggungjawaban

• penghancurleburan

• dilipatgandakan

8. Gabungan kata yang sudah padu ditulis serangkai. 

Contoh:

• apalagi

• barangkali

• bilamana

 

C. Kata Ulang (Reduplikasi)

Proses pengulangan bentuk kata dasar yang menggunakan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya. Hal ini merupakan pengulangan kata dasar secara keseluruhan. 

Contoh:

• buku-buku

• anak-anak

• hati-hati

Adapun proses pengulangan bentuk gabungan kata ditulis dengan hanya mengulang unsur pertama.

Contoh:

rak buku menjadi rak-rak buku

surat kabar menjadi surat-surat kabar

kapal barang menjadi kapal-kapal barang

 

D. Kata Majemuk

Unsur gabungan kata yang umum digunakan disebut kata majemuk, termasuk istilah-istilah khusus yang juga ditulis dengan cara terpisah. 

Contoh:

• orang tua

• simpang empat

• persegi panjang

• meja tulis

 

E. Partikel

 

F. Kata Sandang

 

G. Singkatan dan Akronim

1. Singkatan

2. Akronim

Akronim merupakan proses pembentukan sebuah kata dengan cara menyingkat sebuah konsep yang direalisasikan ke dalam sebuah konstruk yang lebih dari sebuah kata.

 

#materiUTBK2024 #PengetahuanDanPemahamanUmum #Semantik

... Read less

6 months ago by pak_dosen@pak_dosen


Jenis-Jenis Kata Berdasarkan Fungsi


Berdasarkan fungsi dan dan maknanya, kata dalam tata kalimat Bahasa Indonesia dikelompokkan menjadi: A) Verba (kata kerja), B) Nomina (kata benda), C) Adjektiva (kata sifat), D) Adverbia (kata keterangan), E) Pronomina (kata ganti), F) Numeralia (kata bilangan), G) Konjungsi (kata hubung), H) Preposisi (kata depan), dan I) Interjeksi (kata seru). Berikut merupakan penjabaran dan contohnya.

 

A. Verba (Kata Kerja)

Verba (kata kerja) merupakan kata yang menyatakan perbuatan atau tindakan.

B. Nomina (Kata Benda)

Nomina (kata benda) merupakan kata yang menyatakan benda. Nomina memiliki ciri tidak dapat didahului oleh adverbia (kata keterangan) yang menyatakan penyangkalan yaitu tidak. Jadi, kata-kata meja, kucing, bulan, bintang, dan rumah termasuk nomina (kata benda) karena tidak dapat didahului oleh adverbia yang menyatakan penyangkalan yaitu tidak.

C. Adjektiva (Kata Sifat)

 

Adjektiva (kata sifat) merupakan kata yang menerangkan nomina (kata benda) dan dapat digabungkan dengan kata sangat, lebih, sekali.

D. Adverbia (Kata Keterangan)

Adverbia (kata keterangan) merupakan kata yang memberikan keterangan pada verba, adjektiva, nomina yang menyatakan predikat, atau kalimat.

E. Pronomina (Kata Ganti)

 

Pronomina (kata ganti) merupakan kata yang digunakan untuk menggantikan orang atau benda. 

Adapun pronomina (kata ganti) yang digunakan untuk menggantikan orang disebut juga dengan pronomina personalia/pronomina personal.

F. Numeralia (Kata Bilangan)

Numeralia (kata bilangan) merupakan kata yang menunjukkan bilangan, jumlah, nomor, urutan, dan kumpulan.

Selain numeralia (kata bilangan), terdapat juga kata bantu bilangan disebut juga sebagai kata penggolong bilangan, yaiu kata yang digunakan untuk tanda pengenal nomina (kata benda) tertentu dan ditempatkan di antara kata bilangan dan nominanya. Kata bantu bilangan yang digunakan umumnya adalah orang untuk manusia, ekor untuk binatang, dan buah untuk benda umum. Adapun secara spesifik digunakan juga kata-kata batang, butir, helai, pucuk, tangkai, rumpun, dan lain-lain.

G. Preposisi (Kata Depan)

Preposisi (kata depan) merupakan kata yang terdapat di depan nomina (kata benda) atau kata-kata yang digunakan untuk merangkaikan nomina (kata benda) dengan verba (kata kerja) dalam suatu klausa, misalnya di, ke, dari, dan dengan.

Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. 

Contoh:

Di mana Minho sekarang?

Pekan lalu, Cha eun woo berwisata ke Candi Borobudur.

Jukyung pindah dari rumah aslinya.

Adapun contoh kata yang ditulis serangkai, yaitu keluar, daripada, kemari, kepada.

 

H. Interjeksi (Kata Seru)

Interjeksi (kata seru) merupakan kata yang menyatakan perasaan batin, misalnya senang, terkejut, marah, kesal, kagum, sedih, dan lain-lain.


 

#materiUTBK2024 #PengetahuanDanPemahamanUmum #Semantik

... Read less

6 months ago by pak_dosen@pak_dosen