Jenis-jenis himpunan berdasarkan banyak anggotanya:
1. Himpunan kosong
Himpunan kosong adalah himpunan yang tidak memiliki anggota.
Contoh:
Kumpulan bilangan prima di antara 23 dan 29 (bilangan 24, 25, 26, 27, dan 28 yang berada di antara 23 dan 29 bukan merupakan bilangan prima).
Kumpulan bilangan bulat di antara 1 dan 2 (bilangan di antara 1 dan 2 adalah bilangan desimal).
2. Himpunan tak kosong
Himpunan tak kosong adalah himpunan yang memiliki anggota.
Contoh:
Kumpulan bilangan komposit di antara 23 dan 29.
Kumpulan bilangan real dari 10 sampai 18.
3. Himpunan berhingga
Himpunan berhingga adalah himpunan yang banyak anggotanya dapat dinyatakan dalam bentuk bilangan cacah, biasanya jumlah anggotanya memiliki batasan, dan memiliki anggota terkecil dan terbesar.
Contoh:
A={x∣−3≤x≥20,x∈Z}. Himpunan A berhingga karena memiliki 24 anggota.
B={x∣x<15,x∈ bilangan asli}. Himpunan B berhingga, kenapa? Karena bilangan asli adalah bilangan yang dimulai dari 1. Sehingga B memiliki 14 anggota, anggotanya itu 1,2,3,⋯,14.
4. Himpunan takhingga
Himpunan takhingga adalah himpunan yang banyak anggotanya tidak dapat dinyatakan dalam bentuk bilangan cacah, biasanya anggotanya tidak memiliki batasan anggota terkecil, anggota terbesar, maupun keduanya.
Contoh:
A={x<15,x∈Z. Banyak anggotanya ada takhingga buah, kenapa? Karena himpunan tersebut memuat semua bilangan bulat dari negatif takhingga (tak terbatas) sampai 14, sehingga banyaknya anggota tidak bisa dinyatakan dalam bentuk bilangan cacah.
B={x>2,x∈N}. Banyak anggotanya ada takhingga buah, karena bilangan asli yang lebih bear dari dua banyaknya tak terbatas. Sehingga banyak anggotanya tidak bisa dinyatakan dalam bentuk bilangan cacah.
...
Jenis-Jenis Himpunan
Jenis-jenis himpunan berdasarkan banyak anggotanya:
1. Himpunan kosong
Himpunan kosong adalah himpunan yang tidak memiliki anggota.
Contoh:
Kumpulan bilangan prima di antara 23 dan 29 (bilangan 24, 25, 26, 27, dan 28 yang berada di antara 23 dan 29 bukan merupakan bilangan prima).
Kumpulan bilangan bulat di antara 1 dan 2 (bilangan di antara 1 dan 2 adalah bilangan desimal).
2. Himpunan tak kosong
Himpunan tak kosong adalah himpunan yang memiliki anggota.
Contoh:
Kumpulan bilangan komposit di antara 23 dan 29.
Kumpulan bilangan real dari 10 sampai 18.
3. Himpunan berhingga
Himpunan berhingga adalah himpunan yang banyak anggotanya dapat dinyatakan dalam bentuk bilangan cacah, biasanya jumlah anggotanya memiliki batasan, dan memiliki anggota terkecil dan terbesar.
Contoh:
A={x∣−3≤x≥20,x∈Z}. Himpunan A berhingga karena memiliki 24 anggota.
B={x∣x<15,x∈ bilangan asli}. Himpunan B berhingga, kenapa? Karena bilangan asli adalah bilangan yang dimulai dari 1. Sehingga B memiliki 14 anggota, anggotanya itu 1,2,3,⋯,14.
4. Himpunan takhingga
Himpunan takhingga adalah himpunan yang banyak anggotanya tidak dapat dinyatakan dalam bentuk bilangan cacah, biasanya anggotanya tidak memiliki batasan anggota terkecil, anggota terbesar, maupun keduanya.
Contoh:
A={x<15,x∈Z. Banyak anggotanya ada takhingga buah, kenapa? Karena himpunan tersebut memuat semua bilangan bulat dari negatif takhingga (tak terbatas) sampai 14, sehingga banyaknya anggota tidak bisa dinyatakan dalam bentuk bilangan cacah.
B={x>2,x∈N}. Banyak anggotanya ada takhingga buah, karena bilangan asli yang lebih bear dari dua banyaknya tak terbatas. Sehingga banyak anggotanya tidak bisa dinyatakan dalam bentuk bilangan cacah.
Himpunan adalah kumpulan unsur, benda, atau objek sejenis yang didefinisikan dengan jelas.
Contoh himpunan:
Kumpulan siswa yang mendapat nilai TO di atas 500
Kumpulan hewan karnivora
Kumpulan siswa yang menggunakan kacamata
Kumpulan bilangan bulat
Contoh bukan himpunan:
Kumpulan soal UTBK yang sulit (bukan himpunan karena standar “sulit” bagi setiap orang bisa saja berbeda dan subjektif, sehingga tidak terdefinisi dengan jelas).
Kumpulan siswa yang tinggi (bukan himpunan karena standar “tinggi” bagi setiap orang bisa saja berbeda dan subjektif, sehingga tidak terdefinisi dengan jelas).
Kumpulan handphone yang murah (bukan himpunan karena standar “murah” bagi setiap orang bisa saja berbeda dan subjektif, sehingga tidak terdefinisi dengan jelas).
Himpunan adalah kumpulan unsur, benda, atau objek sejenis yang didefinisikan dengan jelas.
Contoh himpunan:
Kumpulan siswa yang mendapat nilai TO di atas 500
Kumpulan hewan karnivora
Kumpulan siswa yang menggunakan kacamata
Kumpulan bilangan bulat
Contoh bukan himpunan:
Kumpulan soal UTBK yang sulit (bukan himpunan karena standar “sulit” bagi setiap orang bisa saja berbeda dan subjektif, sehingga tidak terdefinisi dengan jelas).
Kumpulan siswa yang tinggi (bukan himpunan karena standar “tinggi” bagi setiap orang bisa saja berbeda dan subjektif, sehingga tidak terdefinisi dengan jelas).
Kumpulan handphone yang murah (bukan himpunan karena standar “murah” bagi setiap orang bisa saja berbeda dan subjektif, sehingga tidak terdefinisi dengan jelas).
Operasi campuran adalah gabungan dua operasi atau lebih dari suatu operasi hitung. Jika pada suatu permasalahan terdapat gabungan beberapa operasi hitung, maka berikut beberapa tips untuk menyelesaikannya
Dahulukan mengerjakan yang di dalam tanda kurung
Dahulukan yang terdapat perkalian atau pembagian. Jika terdapat keduanya, dahulukan mengerjakan hitungan dari yang paling kiri.
Penjumlahan dan pengurangan sama kuat.
Contoh:
−5+10×(−12):4−6=
Pembahasan:
Terdapat perkalian dan pembagian sekaligus. Karena perkalian terletak di paling kiri, maka yang dikerjakan terlebih dahulu adalah perkalian. Kemudian, dilanjutkan dengan mendahulukan pembagian.
Operasi campuran adalah gabungan dua operasi atau lebih dari suatu operasi hitung. Jika pada suatu permasalahan terdapat gabungan beberapa operasi hitung, maka berikut beberapa tips untuk menyelesaikannya
Dahulukan mengerjakan yang di dalam tanda kurung
Dahulukan yang terdapat perkalian atau pembagian. Jika terdapat keduanya, dahulukan mengerjakan hitungan dari yang paling kiri.
Penjumlahan dan pengurangan sama kuat.
Contoh:
−5+10×(−12):4−6=
Pembahasan:
Terdapat perkalian dan pembagian sekaligus. Karena perkalian terletak di paling kiri, maka yang dikerjakan terlebih dahulu adalah perkalian. Kemudian, dilanjutkan dengan mendahulukan pembagian.
Judul adalah kepala karangan (cerita, drama, dan sebagainya) atau tajuk. Judul yang baik sesuai dengan isi teks, menarik, singkat, dan spesifik dengan teks. Selain itu, judul yang baik tentu mencakup keseluruhan teks, tidak lebih dari 12 kata, dan sebaiknya menggunakan kata kerja aktif.
Dalam membuat judul yang tepat, kita harus memahami konteks bacaan dan menyimpulkan topik yang disampaikan. Tips menentukan judul untuk teks satu paragraf adalah menentukan ide pokok paragraf tersebut dan membuat judul sesuai ide pokok. Sementara itu, tips menentukan judul untuk teks dengan beberapa paragraf adalah menentukan ide pokok dari setiap paragraf. Setelah itu, kita menentukan judul yang mewakili isi seluruh paragraf.
Contohnya bisa dilihat dalam teks berikut.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang melaporkan sebanyak 550 warga mengungsi setelah Gunung api Semeru mengeluarkan awan panas guguran. (...).
Berdasarkan data sementara pada Selasa (1/12), pukul 09.00 WIB, pengungsian tersebar di dua titik. Mulai dari pos pantau sebanyak 300 jiwa. Lalu sisanya di Desa Supiturang. Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Lumajang mencatat sejumlah kebutuhan mendesak, seperti makanan siap saji, dapur umum dan masker.
Teks di atas membahas dampak erupsi Gunung Semeru. Paragraf pertama memaparkan jumlah pengungsi akibat erupsi Gunung Semeru. Paragraf kedua menyebutkan titik pengungsian dan kebutuhan pengungsi yang diperlukan. Berdasarkan teks tersebut, judul yang tepat adalah “Gunung Semeru Erupsi, Ini Berbagai Dampaknya”.
Ilustrasi Pelengkap Paragraf
Ilustrasi pelengkap paragraf adalah hasil visualisasi dalam sebuah tulisan. Ilustrasi adalah gambar (foto, lukisan) untuk membantu memperjelas isi buku, karangan, dan sebagainya. Ilustrasi menjadi media pendukung yang melengkapi isi teks tersebut. Untuk menjawab soal ilustrasi, kita perlu menganalisis konteks bacaan dan menyimpulkan ilustrasi yang sesuai dengan pokok pembicaraan.
Ilustrasi pelengkap paragraf memiliki beberapa tipe soal, seperti ilustrasi pelengkap bacaan, pelengkap paragraf, dan ilustrasi yang sesuai dengan teks. Tips menjawab soal ilustrasi pelengkap paragraf dengan memahami isi teks dengan teliti dan membaca teks secara keseluruhan, menentukan topik utama yang dibahas, menandai kata-kata yang penting, dan memilih ilustrasi yang sesuai dengan bacaan.
Contohnya bisa dilihat dalam teks berikut.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang melaporkan sebanyak 550 warga mengungsi setelah Gunung api Semeru mengeluarkan awan panas guguran. (...).
Berdasarkan data sementara pada Selasa (1/12), pukul 09.00 WIB, pengungsian tersebar di dua titik. Mulai dari pos pantau sebanyak 300 jiwa. Lalu sisanya di Desa Supiturang. Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Lumajang mencatat sejumlah kebutuhan mendesak, seperti makanan siap saji, dapur umum dan masker.
Teks di atas membahas dampak erupsi Gunung Semeru. Berdasarkan teks di atas dapat dilihat ilustrasi yang tepat untuk menggambarkan peristiwa atau fenomena yang terjadi, yaitu foto warga yang mengungsi atau keadaan di sekitar wilayah Gunung Semeru yang terdampak erupsi.
Kalimat Pelengkap Paragraf
Kalimat pelengkap paragraf menunjukkan kalimat dapat ditambahkan dalam sebuah paragraf untuk membuat isi teks semakin utuh dan lengkap. Biasanya kita menentukan “(...)” untuk menunjukkan bagian rumpang atau belum lengkap.
Kalimat pelengkap paragraf memiliki dua tipe soal. Pertama, kalimat yang sudah diketahui di dalam soal sehingga kita mencari posisi kalimat. Contoh soalnya “posisi setelah kalimat x” atau “kalimat di antara kalimat x dan y”. Kedua, posisi kalimat yang sudah diketahui sehingga kita mencari isi kalimat yang sesuai. Contoh soalnya “kalimat pelengkap setelah kalimat x” atau “kalimat pelengkap sebelum kalimat y”.
Untuk menjawab soal kalimat pelengkap paragraf, kita perlu menganalisis setiap opsi jawaban dan memahami konteks bacaan. Kita harus memerhatikan kalimat pelengkap terlebih dahulu, memperhatikan kepaduan kalimat dalam soal dengan paragraf, memperhatikan posisi kalimat yang dimaksud, serta mengaitkannya dengan kalimat sebelum dan sesudahnya.
Berdasarkan kalimat sebelumnya, kita dapat mengetahui kata rujukan sehingga lebih mudah dalam menulis kalimat selanjutnya. Dalam kalimat berikutnya, kita dapat mengetahui gagasan penulis mengungkapkan kalimat tersebut. Dengan demikian, kalimat yang ditulis dapat berkaitan dengan keseluruhan isi teks.
Contohnya bisa dilihat dalam teks berikut.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang melaporkan sebanyak 550 warga mengungsi setelah Gunung api Semeru mengeluarkan awan panas guguran. (...).
Berdasarkan data sementara pada Selasa (1/12), pukul 09.00 WIB, pengungsian tersebar di dua titik. Mulai dari pos pantau sebanyak 300 jiwa. Lalu sisanya di Desa Supiturang. Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Lumajang mencatat sejumlah kebutuhan mendesak, seperti makanan siap saji, dapur umum dan masker.
Kalimat pelengkap paragraf menunjukkan kalimat yang tepat dalam melengkapi informasi dalam teks. Berdasarkan teks di atas, bagian rumpang (...) pada paragraf pertama dapat ditulis dengan waktu terjadinya erupsi Gunung Semeru. Misalnya “Gunung yang berada di Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur, mengeluarkan awan panas guguran pada Selasa (1/12), pukul 01.23 WIB”.
Urutan Kalimat dalam Paragraf
Kalimat dalam paragraf diurutkan berdasarkan gagasan teks. Terdapat dua tipe soal dalam mengurutkan kalimat dalam paragraf, yaitu teks yang terdiri dari satu paragraf dan teks yang terdiri dari beberapa paragraf. Untuk mengurutkan kalimat, kita perlu menganalisis kepaduan yang terdapat pada kalimat pertama dan mengurutkannya.
Sebelum mengurutkan kalimat, kita perlu memerhatikan kepaduan kalimat agar menjadi paragraf yang utuh. Kita pun perlu memerhatikan keterkaitan antarkalimat dan posisi kalimat sehingga tidak menimbulkan kerancuan. Di samping itu, kita dapat menandai kata-kata penting dalam setiap kalimat. Salah satunya memerhatikan konjungsi antarkalimat yang menjadi tanda dalam kalimat selanjutnya, seperti konjungsi urutan lalu, kemudian, selanjutnya. Berdasarkan kalimat-kalimat tersebut, kita dapat mengetahui hubungan antarkalimat sehingga menjadi paragraf yang padu.
Contohnya terdapat pada teks berikut.
1) Toyota Motor berencana hanya menjual kendaraan nol emisi karbon dioksida di Eropa Barat pada 2035. 2) Strategi ini diumumkan Toyota pada pekan lalu. 3) Peresmian ini terjadi setelah Uni Eropa pada Juli lalu mengajukan proposal 'Perjanjian Hijau Eropa'. 4) Ini menjadi bukti kesungguhan Toyota ingin tetap kompetitif saat regulasi soal lingkungan semakin ketat. 5) Di dalamnya termasuk larangan de facto atas penjualan kendaraan baru berbahan bakar bensin pada 2035. 6) Toyota, produsen otomotif terbesar di dunia, sekarang sudah mengubah haluan ke mobil listrik dan fuel cell. 7) Selama bertahun-tahun, Toyota terlalu konsentrasi pada teknologi hybrid, sementara pasar dunia meminta hal berbeda.
Teks di atas membahas strategi Toyota dalam menjual kendaraan nol emisi karbon dioksida di Eropa Barat tahun 2035. Terdapat kalimat yang tidak berurutan sehingga menimbulkan arti yang rancu. Agar berurutan, kalimat yang tepat dengan nomor 1-4-2-3-5 menjadi seperti berikut.
1) Toyota Motor berencana hanya menjual kendaraan nol emisi karbon dioksida di Eropa Barat pada 2035. 4) Ini menjadi bukti kesungguhan Toyota ingin tetap kompetitif saat regulasi soal lingkungan semakin ketat. 2) Strategi ini diumumkan Toyota pada pekan lalu. 3) Peresmian ini terjadi setelah Uni Eropa pada Juli lalu mengajukan proposal 'Perjanjian Hijau Eropa'. 5) Di dalamnya termasuk larangan de facto atas penjualan kendaraan baru berbahan bakar bensin pada 2035. 6) Toyota, produsen otomotif terbesar di dunia, sekarang sudah mengubah haluan ke mobil listrik dan fuel cell. 7) Selama bertahun-tahun, Toyota terlalu konsentrasi pada teknologi hybrid, sementara pasar dunia meminta hal berbeda.
Pembagian Paragraf
Pembagian paragraf ditentukan berdasarkan gagasan yang sesuai. Untuk mengerjakan soal pembagian paragraf, kita perlu menganalisis setiap kalimat dan mengelompokkannya dalam gagasan yang sama. Kita perlu menentukan ide pokok yang terkandung dalam kalimat tersebut.
Setelah menentukan ide pokoknya, kita perlu mencermati setiap kalimat, baik yang menjadi awalan paragraf maupun kalimat yang menjadi akhiran paragraf. Konjungsi antarkalimat pun berpengaruh terhadap pembagian paragraf. Antarparagraf pun tentu memiliki hubungan, seperti sebab-akibat, contoh, penjelasan, perbandingan, atau pertentangan.
Contohnya terdapat pada teks berikut.
1) Toyota Motor berencana hanya menjual kendaraan nol emisi karbon dioksida di Eropa Barat pada 2035. 2) Strategi ini diumumkan Toyota pada pekan lalu. 3) Peresmian ini terjadi setelah Uni Eropa pada Juli lalu mengajukan proposal 'Perjanjian Hijau Eropa'. 4) Ini menjadi bukti kesungguhan Toyota ingin tetap kompetitif saat regulasi soal lingkungan semakin ketat. 5) Di dalamnya termasuk larangan de facto atas penjualan kendaraan baru berbahan bakar bensin pada 2035. 6) Toyota, produsen otomotif terbesar di dunia, sekarang sudah mengubah haluan ke mobil listrik dan fuel cell. 7) Selama bertahun-tahun, Toyota terlalu konsentrasi pada teknologi hybrid, sementara pasar dunia meminta hal berbeda.
Teks di atas membahas kendaraan nol emisi karbon dioksida di Eropa Barat yang diproduksi Toyota Motor pada tahun 2035. Teks tersebut dapat dibagi ke dalam dua paragraf. Paragraf pertama membahas strategi Toyota menjual kendaraan nol emisi karbon dioksida di Eropa Barat tahun 2035. Paragraf kedua ditandai dengan kalimat 6, yaitu memaparkan perusahaan Toyota sebagai produsen otomotif terbesar di dunia.
Judul adalah kepala karangan (cerita, drama, dan sebagainya) atau tajuk. Judul yang baik sesuai dengan isi teks, menarik, singkat, dan spesifik dengan teks. Selain itu, judul yang baik tentu mencakup keseluruhan teks, tidak lebih dari 12 kata, dan sebaiknya menggunakan kata kerja aktif.
Dalam membuat judul yang tepat, kita harus memahami konteks bacaan dan menyimpulkan topik yang disampaikan. Tips menentukan judul untuk teks satu paragraf adalah menentukan ide pokok paragraf tersebut dan membuat judul sesuai ide pokok. Sementara itu, tips menentukan judul untuk teks dengan beberapa paragraf adalah menentukan ide pokok dari setiap paragraf. Setelah itu, kita menentukan judul yang mewakili isi seluruh paragraf.
Contohnya bisa dilihat dalam teks berikut.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang melaporkan sebanyak 550 warga mengungsi setelah Gunung api Semeru mengeluarkan awan panas guguran. (...).
Berdasarkan data sementara pada Selasa (1/12), pukul 09.00 WIB, pengungsian tersebar di dua titik. Mulai dari pos pantau sebanyak 300 jiwa. Lalu sisanya di Desa Supiturang. Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Lumajang mencatat sejumlah kebutuhan mendesak, seperti makanan siap saji, dapur umum dan masker.
Teks di atas membahas dampak erupsi Gunung Semeru. Paragraf pertama memaparkan jumlah pengungsi akibat erupsi Gunung Semeru. Paragraf kedua menyebutkan titik pengungsian dan kebutuhan pengungsi yang diperlukan. Berdasarkan teks tersebut, judul yang tepat adalah “Gunung Semeru Erupsi, Ini Berbagai Dampaknya”.
Ilustrasi Pelengkap Paragraf
Ilustrasi pelengkap paragraf adalah hasil visualisasi dalam sebuah tulisan. Ilustrasi adalah gambar (foto, lukisan) untuk membantu memperjelas isi buku, karangan, dan sebagainya. Ilustrasi menjadi media pendukung yang melengkapi isi teks tersebut. Untuk menjawab soal ilustrasi, kita perlu menganalisis konteks bacaan dan menyimpulkan ilustrasi yang sesuai dengan pokok pembicaraan.
Ilustrasi pelengkap paragraf memiliki beberapa tipe soal, seperti ilustrasi pelengkap bacaan, pelengkap paragraf, dan ilustrasi yang sesuai dengan teks. Tips menjawab soal ilustrasi pelengkap paragraf dengan memahami isi teks dengan teliti dan membaca teks secara keseluruhan, menentukan topik utama yang dibahas, menandai kata-kata yang penting, dan memilih ilustrasi yang sesuai dengan bacaan.
Contohnya bisa dilihat dalam teks berikut.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang melaporkan sebanyak 550 warga mengungsi setelah Gunung api Semeru mengeluarkan awan panas guguran. (...).
Berdasarkan data sementara pada Selasa (1/12), pukul 09.00 WIB, pengungsian tersebar di dua titik. Mulai dari pos pantau sebanyak 300 jiwa. Lalu sisanya di Desa Supiturang. Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Lumajang mencatat sejumlah kebutuhan mendesak, seperti makanan siap saji, dapur umum dan masker.
Teks di atas membahas dampak erupsi Gunung Semeru. Berdasarkan teks di atas dapat dilihat ilustrasi yang tepat untuk menggambarkan peristiwa atau fenomena yang terjadi, yaitu foto warga yang mengungsi atau keadaan di sekitar wilayah Gunung Semeru yang terdampak erupsi.
Kalimat Pelengkap Paragraf
Kalimat pelengkap paragraf menunjukkan kalimat dapat ditambahkan dalam sebuah paragraf untuk membuat isi teks semakin utuh dan lengkap. Biasanya kita menentukan “(...)” untuk menunjukkan bagian rumpang atau belum lengkap.
Kalimat pelengkap paragraf memiliki dua tipe soal. Pertama, kalimat yang sudah diketahui di dalam soal sehingga kita mencari posisi kalimat. Contoh soalnya “posisi setelah kalimat x” atau “kalimat di antara kalimat x dan y”. Kedua, posisi kalimat yang sudah diketahui sehingga kita mencari isi kalimat yang sesuai. Contoh soalnya “kalimat pelengkap setelah kalimat x” atau “kalimat pelengkap sebelum kalimat y”.
Untuk menjawab soal kalimat pelengkap paragraf, kita perlu menganalisis setiap opsi jawaban dan memahami konteks bacaan. Kita harus memerhatikan kalimat pelengkap terlebih dahulu, memperhatikan kepaduan kalimat dalam soal dengan paragraf, memperhatikan posisi kalimat yang dimaksud, serta mengaitkannya dengan kalimat sebelum dan sesudahnya.
Berdasarkan kalimat sebelumnya, kita dapat mengetahui kata rujukan sehingga lebih mudah dalam menulis kalimat selanjutnya. Dalam kalimat berikutnya, kita dapat mengetahui gagasan penulis mengungkapkan kalimat tersebut. Dengan demikian, kalimat yang ditulis dapat berkaitan dengan keseluruhan isi teks.
Contohnya bisa dilihat dalam teks berikut.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang melaporkan sebanyak 550 warga mengungsi setelah Gunung api Semeru mengeluarkan awan panas guguran. (...).
Berdasarkan data sementara pada Selasa (1/12), pukul 09.00 WIB, pengungsian tersebar di dua titik. Mulai dari pos pantau sebanyak 300 jiwa. Lalu sisanya di Desa Supiturang. Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Lumajang mencatat sejumlah kebutuhan mendesak, seperti makanan siap saji, dapur umum dan masker.
Kalimat pelengkap paragraf menunjukkan kalimat yang tepat dalam melengkapi informasi dalam teks. Berdasarkan teks di atas, bagian rumpang (...) pada paragraf pertama dapat ditulis dengan waktu terjadinya erupsi Gunung Semeru. Misalnya “Gunung yang berada di Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur, mengeluarkan awan panas guguran pada Selasa (1/12), pukul 01.23 WIB”.
Urutan Kalimat dalam Paragraf
Kalimat dalam paragraf diurutkan berdasarkan gagasan teks. Terdapat dua tipe soal dalam mengurutkan kalimat dalam paragraf, yaitu teks yang terdiri dari satu paragraf dan teks yang terdiri dari beberapa paragraf. Untuk mengurutkan kalimat, kita perlu menganalisis kepaduan yang terdapat pada kalimat pertama dan mengurutkannya.
Sebelum mengurutkan kalimat, kita perlu memerhatikan kepaduan kalimat agar menjadi paragraf yang utuh. Kita pun perlu memerhatikan keterkaitan antarkalimat dan posisi kalimat sehingga tidak menimbulkan kerancuan. Di samping itu, kita dapat menandai kata-kata penting dalam setiap kalimat. Salah satunya memerhatikan konjungsi antarkalimat yang menjadi tanda dalam kalimat selanjutnya, seperti konjungsi urutan lalu, kemudian, selanjutnya. Berdasarkan kalimat-kalimat tersebut, kita dapat mengetahui hubungan antarkalimat sehingga menjadi paragraf yang padu.
Contohnya terdapat pada teks berikut.
1) Toyota Motor berencana hanya menjual kendaraan nol emisi karbon dioksida di Eropa Barat pada 2035. 2) Strategi ini diumumkan Toyota pada pekan lalu. 3) Peresmian ini terjadi setelah Uni Eropa pada Juli lalu mengajukan proposal 'Perjanjian Hijau Eropa'. 4) Ini menjadi bukti kesungguhan Toyota ingin tetap kompetitif saat regulasi soal lingkungan semakin ketat. 5) Di dalamnya termasuk larangan de facto atas penjualan kendaraan baru berbahan bakar bensin pada 2035. 6) Toyota, produsen otomotif terbesar di dunia, sekarang sudah mengubah haluan ke mobil listrik dan fuel cell. 7) Selama bertahun-tahun, Toyota terlalu konsentrasi pada teknologi hybrid, sementara pasar dunia meminta hal berbeda.
Teks di atas membahas strategi Toyota dalam menjual kendaraan nol emisi karbon dioksida di Eropa Barat tahun 2035. Terdapat kalimat yang tidak berurutan sehingga menimbulkan arti yang rancu. Agar berurutan, kalimat yang tepat dengan nomor 1-4-2-3-5 menjadi seperti berikut.
1) Toyota Motor berencana hanya menjual kendaraan nol emisi karbon dioksida di Eropa Barat pada 2035. 4) Ini menjadi bukti kesungguhan Toyota ingin tetap kompetitif saat regulasi soal lingkungan semakin ketat. 2) Strategi ini diumumkan Toyota pada pekan lalu. 3) Peresmian ini terjadi setelah Uni Eropa pada Juli lalu mengajukan proposal 'Perjanjian Hijau Eropa'. 5) Di dalamnya termasuk larangan de facto atas penjualan kendaraan baru berbahan bakar bensin pada 2035. 6) Toyota, produsen otomotif terbesar di dunia, sekarang sudah mengubah haluan ke mobil listrik dan fuel cell. 7) Selama bertahun-tahun, Toyota terlalu konsentrasi pada teknologi hybrid, sementara pasar dunia meminta hal berbeda.
Pembagian Paragraf
Pembagian paragraf ditentukan berdasarkan gagasan yang sesuai. Untuk mengerjakan soal pembagian paragraf, kita perlu menganalisis setiap kalimat dan mengelompokkannya dalam gagasan yang sama. Kita perlu menentukan ide pokok yang terkandung dalam kalimat tersebut.
Setelah menentukan ide pokoknya, kita perlu mencermati setiap kalimat, baik yang menjadi awalan paragraf maupun kalimat yang menjadi akhiran paragraf. Konjungsi antarkalimat pun berpengaruh terhadap pembagian paragraf. Antarparagraf pun tentu memiliki hubungan, seperti sebab-akibat, contoh, penjelasan, perbandingan, atau pertentangan.
Contohnya terdapat pada teks berikut.
1) Toyota Motor berencana hanya menjual kendaraan nol emisi karbon dioksida di Eropa Barat pada 2035. 2) Strategi ini diumumkan Toyota pada pekan lalu. 3) Peresmian ini terjadi setelah Uni Eropa pada Juli lalu mengajukan proposal 'Perjanjian Hijau Eropa'. 4) Ini menjadi bukti kesungguhan Toyota ingin tetap kompetitif saat regulasi soal lingkungan semakin ketat. 5) Di dalamnya termasuk larangan de facto atas penjualan kendaraan baru berbahan bakar bensin pada 2035. 6) Toyota, produsen otomotif terbesar di dunia, sekarang sudah mengubah haluan ke mobil listrik dan fuel cell. 7) Selama bertahun-tahun, Toyota terlalu konsentrasi pada teknologi hybrid, sementara pasar dunia meminta hal berbeda.
Teks di atas membahas kendaraan nol emisi karbon dioksida di Eropa Barat yang diproduksi Toyota Motor pada tahun 2035. Teks tersebut dapat dibagi ke dalam dua paragraf. Paragraf pertama membahas strategi Toyota menjual kendaraan nol emisi karbon dioksida di Eropa Barat tahun 2035. Paragraf kedua ditandai dengan kalimat 6, yaitu memaparkan perusahaan Toyota sebagai produsen otomotif terbesar di dunia.
Kamu akan belajar pembahasan paling penting dalam persiapan UTBK atau ujian mandiri. Materi kalimat efektif adalah materi inti yang hampir selalu keluar di SBMPTN maupun ujian mandiri.
Apakah materi ini mudah?
Jika kamu sudah memahami materi pola kalimat, materi kalimat efektif pun bisa kamu kuasai dengan mudah.
Jadi, konsep dasar yang perlu kamu kuasai terlebih dahulu sebelum mempelajari kalimat efektif adalah pola atau unsur kalimat.
A. Ciri-Ciri Kalimat Efektif
Dalam buku pelajaran Bahasa Indonesia, kamu akan menemukan banyak sekali ciri-ciri kalimat efektif. Namun, supaya kamu lebih mudah mempelajarinya, terlebih dalam waktu yang singkat ini, hanya ada 4 ciri kalimat efektif yang benar-benar perlu kamu kuasai.
Ciri kalimat efektif yang dimaksud adalah sebagai berikut.
1. Kesepadanan
Kesepadanan berkaitan dengan unsur-unsur yang ada di dalam paragraf. Sepadan berarti kedudukan Subjek dan Predikat di dalam kalimat jelas.
Jika kalimat tidak ada Subjek atau tidak ada Predikat, kalimat tersebut tidak bisa disebut sebagai kalimat efektif.
Contoh kalimat tidak efektif karena tidak ada Subjek:
• Menurut penelitian terbaru mengatakan bahwa jamur enoki berbahaya.
• Bagi peserta ujian harus membawa kartu ujian.
Kalimat tersebut seharusnya diperbaiki menjadi:
• Penelitian terbaru mengatakan bahwa jamur enoki berbahaya.
• Peserta ujian harus membawa kartu ujian.
Kata tugas di awal kalimat pada contoh (menurut dan bagi) menyebabkan kalimat tersebut tidak memiliki Subjek.
2. Kehematan
Kalimat efektif harus hemat. Ketidakhematan dalam kalimat bisa disebabkan oleh:
• Pengulangan Subjek
• Menjamakkan kata yang sudah jamak
• Menggunakan kata-kata yang memiliki makna sama
• Pleonasme atau menjelaskan kata yang sudah jelas
• Sudah termasuk dalam kata umumnya (hipernim - hiponim)
Contoh:
• Pengunjung akan diarahkan menuju hotel setelah mereka sampai di bandara. → Pengulangan Subjek.
• Para peserta-peserta ujian wajib mengisi formulir. → menjamakkan kata yang sudah jamak
• Dia sangat cantik sekali. → kata sangat dan sekali sama-sama berfungsi sebagai penguatan.
• Silakan maju ke depan. → Pleonasme
• Dia akan datang pada hari Kamis. → Kamis adalah kata khusus dari hari.
Kalimat di atas seharusnya diperbaiki menjadi:
• Pengunjung akan diarahkan menuju hotel setelah sampai di Bandara.
• Para peserta ujian wajib mengisi formulir.
• Dia sangat cantik → Dia cantik sekali.
• Silakan maju.
• Dia akan datang pada Kamis.
3. Kelogisan
Kalimat efektif harus bernalar atau logis. Kalimat yang tidak logis tidak bisa disebut sebagai kalimat efektif. Kalimat yang memiliki makna ganda (ambigu) pun tidak bisa disebut sebagai kalimat efektif.
Contoh 1:
• Korban kecelakaan dilarikan ke rumah sakit.
Pada contoh di atas, diksi dilarikan tidak tepat untuk konteks kalimat tersebut. Kata dilarikan seharusnya diganti dengan kata dibawa.
Agar kalimatnya logis, kalimat di atas bisa diperbaiki menjadi sebagai berikut.
• Korban kecelakaan dibawa ke rumah sakit.
Contoh 2:
• UKT mahasiswa baru dinaikkan.
Pada contoh di atas, kalimat tersebut memiliki makna ganda (ambigu). Kalimat tersebut bisa bermakna (a) UKT mahasiswa baru yang dinaikkan atau (b) UKT seluruh mahasiswa dinaikkan.
Agar kalimatnya logis, kalimat di atas bisa diperbaiki menjadi sebagai berikut.
(a) UKT mahasiswa-baru dinaikkan.
(b) UKT-mahasiswa dinaikkan.
4. Kesejajaran
Kesejajaran mengacu pada jenis kata/frasa yang dipakai dalam sebuah kalimat.
Contoh 1:
• Mencegah lebih baik daripada pengobatan.
Pada contoh di atas, kata mencegah berjenis verba, sedangkan kata pengobatan berjenis nomina. Karena mencegah dan pengobatan adalah dua hal yang sedang dibahas, jenis kata yang dipakai pun harus sama.
Kalimat di atas dapat diperbaiki menjadi:
• Mencegah lebih baik daripada mengobati.
Contoh 2:
• Wartawan bertugas mencari berita, menulis sesuai dengan fakta, serta pengecekan kebenaran berita.
Pada contoh di atas, ada beberapa pemerian yang ditandai dengan kata mencari, menulis, dan pengecekan. Kata mencari dan menulis berjenis verba, sementara kata pengecekan berjenis nomina. Agar sejajar, ketiga kata tersebut harus disamakan jenis katanya.
Kalimat di atas dapat diperbaiki menjadi:
• Wartawan bertugas mencari berita, menulis sesuai dengan fakta, serta mengecek kebenaran berita.
Itulah empat poin penting dalam materi kalimat efektif. Perbanyaklah latihan soal agar lebih paham lagi, ya! Semangaaatttt!
Kamu akan belajar pembahasan paling penting dalam persiapan UTBK atau ujian mandiri. Materi kalimat efektif adalah materi inti yang hampir selalu keluar di SBMPTN maupun ujian mandiri.
Apakah materi ini mudah?
Jika kamu sudah memahami materi pola kalimat, materi kalimat efektif pun bisa kamu kuasai dengan mudah.
Jadi, konsep dasar yang perlu kamu kuasai terlebih dahulu sebelum mempelajari kalimat efektif adalah pola atau unsur kalimat.
A. Ciri-Ciri Kalimat Efektif
Dalam buku pelajaran Bahasa Indonesia, kamu akan menemukan banyak sekali ciri-ciri kalimat efektif. Namun, supaya kamu lebih mudah mempelajarinya, terlebih dalam waktu yang singkat ini, hanya ada 4 ciri kalimat efektif yang benar-benar perlu kamu kuasai.
Ciri kalimat efektif yang dimaksud adalah sebagai berikut.
1. Kesepadanan
Kesepadanan berkaitan dengan unsur-unsur yang ada di dalam paragraf. Sepadan berarti kedudukan Subjek dan Predikat di dalam kalimat jelas.
Jika kalimat tidak ada Subjek atau tidak ada Predikat, kalimat tersebut tidak bisa disebut sebagai kalimat efektif.
Contoh kalimat tidak efektif karena tidak ada Subjek:
• Menurut penelitian terbaru mengatakan bahwa jamur enoki berbahaya.
• Bagi peserta ujian harus membawa kartu ujian.
Kalimat tersebut seharusnya diperbaiki menjadi:
• Penelitian terbaru mengatakan bahwa jamur enoki berbahaya.
• Peserta ujian harus membawa kartu ujian.
Kata tugas di awal kalimat pada contoh (menurut dan bagi) menyebabkan kalimat tersebut tidak memiliki Subjek.
2. Kehematan
Kalimat efektif harus hemat. Ketidakhematan dalam kalimat bisa disebabkan oleh:
• Pengulangan Subjek
• Menjamakkan kata yang sudah jamak
• Menggunakan kata-kata yang memiliki makna sama
• Pleonasme atau menjelaskan kata yang sudah jelas
• Sudah termasuk dalam kata umumnya (hipernim - hiponim)
Contoh:
• Pengunjung akan diarahkan menuju hotel setelah mereka sampai di bandara. → Pengulangan Subjek.
• Para peserta-peserta ujian wajib mengisi formulir. → menjamakkan kata yang sudah jamak
• Dia sangat cantik sekali. → kata sangat dan sekali sama-sama berfungsi sebagai penguatan.
• Silakan maju ke depan. → Pleonasme
• Dia akan datang pada hari Kamis. → Kamis adalah kata khusus dari hari.
Kalimat di atas seharusnya diperbaiki menjadi:
• Pengunjung akan diarahkan menuju hotel setelah sampai di Bandara.
• Para peserta ujian wajib mengisi formulir.
• Dia sangat cantik → Dia cantik sekali.
• Silakan maju.
• Dia akan datang pada Kamis.
3. Kelogisan
Kalimat efektif harus bernalar atau logis. Kalimat yang tidak logis tidak bisa disebut sebagai kalimat efektif. Kalimat yang memiliki makna ganda (ambigu) pun tidak bisa disebut sebagai kalimat efektif.
Contoh 1:
• Korban kecelakaan dilarikan ke rumah sakit.
Pada contoh di atas, diksi dilarikan tidak tepat untuk konteks kalimat tersebut. Kata dilarikan seharusnya diganti dengan kata dibawa.
Agar kalimatnya logis, kalimat di atas bisa diperbaiki menjadi sebagai berikut.
• Korban kecelakaan dibawa ke rumah sakit.
Contoh 2:
• UKT mahasiswa baru dinaikkan.
Pada contoh di atas, kalimat tersebut memiliki makna ganda (ambigu). Kalimat tersebut bisa bermakna (a) UKT mahasiswa baru yang dinaikkan atau (b) UKT seluruh mahasiswa dinaikkan.
Agar kalimatnya logis, kalimat di atas bisa diperbaiki menjadi sebagai berikut.
(a) UKT mahasiswa-baru dinaikkan.
(b) UKT-mahasiswa dinaikkan.
4. Kesejajaran
Kesejajaran mengacu pada jenis kata/frasa yang dipakai dalam sebuah kalimat.
Contoh 1:
• Mencegah lebih baik daripada pengobatan.
Pada contoh di atas, kata mencegah berjenis verba, sedangkan kata pengobatan berjenis nomina. Karena mencegah dan pengobatan adalah dua hal yang sedang dibahas, jenis kata yang dipakai pun harus sama.
Kalimat di atas dapat diperbaiki menjadi:
• Mencegah lebih baik daripada mengobati.
Contoh 2:
• Wartawan bertugas mencari berita, menulis sesuai dengan fakta, serta pengecekan kebenaran berita.
Pada contoh di atas, ada beberapa pemerian yang ditandai dengan kata mencari, menulis, dan pengecekan. Kata mencari dan menulis berjenis verba, sementara kata pengecekan berjenis nomina. Agar sejajar, ketiga kata tersebut harus disamakan jenis katanya.
Kalimat di atas dapat diperbaiki menjadi:
• Wartawan bertugas mencari berita, menulis sesuai dengan fakta, serta mengecek kebenaran berita.
Itulah empat poin penting dalam materi kalimat efektif. Perbanyaklah latihan soal agar lebih paham lagi, ya! Semangaaatttt!
Kalimat simpleks merupakan kalimat yang terdiri atas satu klausa. Artinya, unsur tiap bagian kalimatnya seperti subjek dan predikat hanyalah satu dan merupakan satu kesatuan.
Contoh:
2. Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk (kompleks) adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih. Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang mempunyai hubungan setara. Hubungan antarklausa dapat ditandai dengan adanya konjungsi dan, atau, atau tetapi.
Contoh:
Selain tiga konjungsi di atas, konjungsi serta, sedangkan, padahal, dan melainkan juga dapat digunakan. Konjungsi serta maknanya mirip dengan konjungsi dan yang menyatakan penambahan hal yang setara. Sementara itu, konjungsi sedangkan, padahal, dan melainkan maknanya mirip dengan konjungsi tetapi yang menyakatan pertentangan.
Contoh:
3. Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk kompleks merupakan kalimat majemuk yang terdiri atas dua klausa dan salah satu klausanya menjadi bagian dari klausa yang lain. Klausa yang menjadi bagian dari klausa lain disebut dengan klausa subordinatif dan biasanya berupa perluasan salah satu unsur kalimat.
Contoh:
4. Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat majemuk campuran merupakan kalimat majemuk yang terdiri atas tiga klausa atau lebih. Di antara klausa dalam kalimat majemuk ini merupakan klausa utama, sedangkan klausa yang lain merupakan klausa subordinatif yang berfungsi sebagai pemerluas salah satu atau kedua fungsi dalam klausa utama.
Kalimat simpleks merupakan kalimat yang terdiri atas satu klausa. Artinya, unsur tiap bagian kalimatnya seperti subjek dan predikat hanyalah satu dan merupakan satu kesatuan.
Contoh:
2. Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk (kompleks) adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih. Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang mempunyai hubungan setara. Hubungan antarklausa dapat ditandai dengan adanya konjungsi dan, atau, atau tetapi.
Contoh:
Selain tiga konjungsi di atas, konjungsi serta, sedangkan, padahal, dan melainkan juga dapat digunakan. Konjungsi serta maknanya mirip dengan konjungsi dan yang menyatakan penambahan hal yang setara. Sementara itu, konjungsi sedangkan, padahal, dan melainkan maknanya mirip dengan konjungsi tetapi yang menyakatan pertentangan.
Contoh:
3. Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk kompleks merupakan kalimat majemuk yang terdiri atas dua klausa dan salah satu klausanya menjadi bagian dari klausa yang lain. Klausa yang menjadi bagian dari klausa lain disebut dengan klausa subordinatif dan biasanya berupa perluasan salah satu unsur kalimat.
Contoh:
4. Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat majemuk campuran merupakan kalimat majemuk yang terdiri atas tiga klausa atau lebih. Di antara klausa dalam kalimat majemuk ini merupakan klausa utama, sedangkan klausa yang lain merupakan klausa subordinatif yang berfungsi sebagai pemerluas salah satu atau kedua fungsi dalam klausa utama.
Pertanyaan seputar kalimat di UTBK maupun ujian mandiri bisa sangat beragam, dari mulai pola kalimat, jenis dan klasifikasi kalimat, kepaduan kalimat, perluasan kalimat hingga mengisi kalimat yang rumpang. Maka dari itu, untuk menjawab soal-soal tersebut, ada beberapa materi tentang kalimat yang harus dikuasai terlebih dahulu.
Di materi kali ini, materi yang akan dibahas adalah kalimat berdasarkan fungsi subjeknya. Secara garis besar, kalimat berdasarkan fungsi subjeknya terbagi menjadi dua, yaitu kalimat aktif dan kalimat pasif.
1. Kalimat Aktif
Kalimat aktif merupakan kalimat yang subjeknya melakukan perbuatan atau tindakan. Suatu kalimat dikatakan kalimat aktif jika subjek (S) merupakan pelaku perbuatan yang dinyatakan oleh predikat (P) dan mengenai objek (O).
a. Ciri-ciri Kalimat Aktif
• Subjek berperan sebagai pelaku.
• Predikat berawalan me- atau ber- atau tak berimbuhan.
• Memiliki pola minimal S-P-O
b. Jenis Kalimat Aktif
• Kalimat Aktif Transitif
Kalimat aktif yang memerlukan objek di dalamnya. Kalimat ini ditandai oleh verba aktif pengisi predikat dan diikuti oleh objek dan dapat dipasifkan.
Contoh:
• Kalimat Aktif Intransitif
Kalimat Aktif Intransitif adalah kalimat aktif yang tidak memerlukan objek di dalamnya. Kalimat ini ditandai oleh verba aktif pengisi predikat tetapi tidak diikuti oleh objek dan tidak dapat dipasifkan.
Contoh:
2. Kalimat Pasif
Kalimat pasif merupakan kalimat yang subjeknya tidak berperan sebagai pelaku tetapi berperan sebagai yang dikenai tindakan oleh predikat.
a. Ciri-ciri Kalimat Pasif
• Subjek berperan sebagai penderita.
• Predikat berawalan di-, ter- atau ke-an.
b. Jenis-jenis Kalimat Pasif
1. Kalimat Pasif Tipe I
Kalimat pasif tipe I adalah kalimat pasif yang berasal dari kalimat aktif dengan mengubah unsur objek menjadi subjek dan mengakibatkan perubahan bentuk verba me- menjadi di-.
Contoh:
2. Kalimat Pasif Tipe II
Kalimat pasif tipe II adalah kalimat pasif yang ditandai dengan penanggalan prefiks me- dari verba aktif kemudian digantikan dengan penggunaan nomina pelaku pada kalimat asal.
Contoh:
3. Kalimat Pasif Tipe III
Kalimat pasif tipe III adalah kalimat pasif yang ditandai oleh predikat pasif yang berprefiks ter-. Subjek dikenai tindakan yang dinyatakan oleh predikat dan bermakna “tidak sengaja”.
Pertanyaan seputar kalimat di UTBK maupun ujian mandiri bisa sangat beragam, dari mulai pola kalimat, jenis dan klasifikasi kalimat, kepaduan kalimat, perluasan kalimat hingga mengisi kalimat yang rumpang. Maka dari itu, untuk menjawab soal-soal tersebut, ada beberapa materi tentang kalimat yang harus dikuasai terlebih dahulu.
Di materi kali ini, materi yang akan dibahas adalah kalimat berdasarkan fungsi subjeknya. Secara garis besar, kalimat berdasarkan fungsi subjeknya terbagi menjadi dua, yaitu kalimat aktif dan kalimat pasif.
1. Kalimat Aktif
Kalimat aktif merupakan kalimat yang subjeknya melakukan perbuatan atau tindakan. Suatu kalimat dikatakan kalimat aktif jika subjek (S) merupakan pelaku perbuatan yang dinyatakan oleh predikat (P) dan mengenai objek (O).
a. Ciri-ciri Kalimat Aktif
• Subjek berperan sebagai pelaku.
• Predikat berawalan me- atau ber- atau tak berimbuhan.
• Memiliki pola minimal S-P-O
b. Jenis Kalimat Aktif
• Kalimat Aktif Transitif
Kalimat aktif yang memerlukan objek di dalamnya. Kalimat ini ditandai oleh verba aktif pengisi predikat dan diikuti oleh objek dan dapat dipasifkan.
Contoh:
• Kalimat Aktif Intransitif
Kalimat Aktif Intransitif adalah kalimat aktif yang tidak memerlukan objek di dalamnya. Kalimat ini ditandai oleh verba aktif pengisi predikat tetapi tidak diikuti oleh objek dan tidak dapat dipasifkan.
Contoh:
2. Kalimat Pasif
Kalimat pasif merupakan kalimat yang subjeknya tidak berperan sebagai pelaku tetapi berperan sebagai yang dikenai tindakan oleh predikat.
a. Ciri-ciri Kalimat Pasif
• Subjek berperan sebagai penderita.
• Predikat berawalan di-, ter- atau ke-an.
b. Jenis-jenis Kalimat Pasif
1. Kalimat Pasif Tipe I
Kalimat pasif tipe I adalah kalimat pasif yang berasal dari kalimat aktif dengan mengubah unsur objek menjadi subjek dan mengakibatkan perubahan bentuk verba me- menjadi di-.
Contoh:
2. Kalimat Pasif Tipe II
Kalimat pasif tipe II adalah kalimat pasif yang ditandai dengan penanggalan prefiks me- dari verba aktif kemudian digantikan dengan penggunaan nomina pelaku pada kalimat asal.
Contoh:
3. Kalimat Pasif Tipe III
Kalimat pasif tipe III adalah kalimat pasif yang ditandai oleh predikat pasif yang berprefiks ter-. Subjek dikenai tindakan yang dinyatakan oleh predikat dan bermakna “tidak sengaja”.
Kalimat dilihat dari segi isi atau nilai komunikatifnya dapat dibagi menjadi tiga bagian, yakni (1) kalimat berita, (2) kalimat tanya dan (3)kalimat perintah.
1. Kalimat Berita
Kalimat berita adalah kalimat yang berisi informasi atau memberitahukan sesuatu pada pembaca atau pendengar.
Contoh:
- Adikku telah bekerja di Bank Indonesia.
- Tadi pagi ada delman yang kudanya mengamuk.
- Kalimat berita juga dibedakan lagi menjadi dua, yaitu (a) kalimat langsung dan (b) kalimat tak langsung.
a. Kalimat langsung
Kalimat langsung adalah kalimat yang dituturkan langsung oleh sumbernya tanpa melalui perantara dan tanpa adanya perubahan. Kalimat langsung ditandai dengan tanda kutip (“ ”) sebagai penanda ucapan langsung.
Contoh:
- Jimin berkata, “Jika terlalu larut, Suga akan pulang besok pagi.”
- “Aku lapar sekali! Aku mau makan.” Ucap Momo.
b. Kalimat tak langsung
Kalimat tak langsung adalah kalimat yang menyampaikan ulang ucapan seseorang tanpa perlu mengutip secara keseluruhan.
Contoh:
- Ibu bilang akan pulang besok.
- Suneo akan pulang terlambat katanya.
2. Kalimat Tanya
Kalimat tanya adalah kalimat yang isinya menanyakan sesuatu. Kalimat tanya biasanya diakhiri oleh tanda tanya (?) dan menggunakan kata tanya.
Contoh:
- Dio membaca buku apa?
- Kenapa Fadil tidak datang?
- Siapa perempuan yang berkacamata itu?
- Mengapa Ayah tidak pulang?
- Bagaimana kecelakaan itu bisa terjadi?
- Kapan BTS konser di Indonesia?
3. Kalimat Perintah
Kalimat perintah adalah kalimat yang maknanya memberikan perintah, sehingga tanggapan yang diharapkan dari kalimat ini adalah berupa tindakan dari orang yang diperintahnya. Berdasarkan strukturnya kalimat perintah dibedakan menjadi tujuh bagian, yaitu (1) kalimat ajakan, (2) kalimat syarat, (3) kalimat permintaan, (4) kalimat izin, (5) kalimat perintah biasa, (6) kalimat sindiran, dan (7) kalimat larangan.
(1) kalimat ajakan
Kalimat ajakan adalah kalimat yang bermaksud untuk mengajak melakukan sesuatu bersama.
Contoh:
- Mari kita berangkat sekarang!
- Ayo istirahat dulu sebentar!
(2) kalimat syarat
Kalimat syarat adalah kalimat yang mengandung ketentuan tertentu yang harus terpenuhi untuk melakukan perbuatan tertentu.
Contoh:
- kamu boleh main di sini asalkan jangan berisik!
- Jika ingin laptop baru kamu harus menabung!
(3) kalimat permintaan
Kalimat permintaan adalah kalimat perintah yang diungkapkan dengan halus dan biasa disebut juga dengan kalimat permohonan.
Contoh:
- Tolong temani Hanbin belajar ya!
- Mohon tunggu sebentar ya!
(4) kalimat izin
Kalimat izin adalah kalimat perintah yang biasanya ditambahkan suatu pernyataan yang mengungkapkan pemberian izin.
Contoh:
- Ambil kue ini sesukamu!
- Kamu boleh pergi sekarang!
(5) kalimat perintah biasa
Kalimat perintah biasa adalah kalimat perintah yang isinya memerintahkan secara langsung kepada pembicara untuk melakukan sesuatu.
Contoh:
- Pergi dari tempat ini sekarang!
- Datanglah sore ini ke rumahku!
(6) kalimat sindiran
Kalimat sindiran adalah kalimat yang digunakan agar lawan bicara mengerti maksud kita tanpa mengungkapkannya dengan jelas.
Contoh:
- Ayo lawan dia kalau kamu berani! (maksud kalimat ini adalah menantang keberanian lawan bicaranya)
- Andaikan ada segelas air, pasti aku tidak haus lagi. (maksud kalimat ini adalah menyindir lawan bicara agar mengambilkan segelas air)
(7) kalimat larangan
Kalimat larangan adalah kalimat perintah yang berisi larangan, biasanya dengan menambahkan kata ingkar, yaitu jangan.
Kalimat dilihat dari segi isi atau nilai komunikatifnya dapat dibagi menjadi tiga bagian, yakni (1) kalimat berita, (2) kalimat tanya dan (3)kalimat perintah.
1. Kalimat Berita
Kalimat berita adalah kalimat yang berisi informasi atau memberitahukan sesuatu pada pembaca atau pendengar.
Contoh:
- Adikku telah bekerja di Bank Indonesia.
- Tadi pagi ada delman yang kudanya mengamuk.
- Kalimat berita juga dibedakan lagi menjadi dua, yaitu (a) kalimat langsung dan (b) kalimat tak langsung.
a. Kalimat langsung
Kalimat langsung adalah kalimat yang dituturkan langsung oleh sumbernya tanpa melalui perantara dan tanpa adanya perubahan. Kalimat langsung ditandai dengan tanda kutip (“ ”) sebagai penanda ucapan langsung.
Contoh:
- Jimin berkata, “Jika terlalu larut, Suga akan pulang besok pagi.”
- “Aku lapar sekali! Aku mau makan.” Ucap Momo.
b. Kalimat tak langsung
Kalimat tak langsung adalah kalimat yang menyampaikan ulang ucapan seseorang tanpa perlu mengutip secara keseluruhan.
Contoh:
- Ibu bilang akan pulang besok.
- Suneo akan pulang terlambat katanya.
2. Kalimat Tanya
Kalimat tanya adalah kalimat yang isinya menanyakan sesuatu. Kalimat tanya biasanya diakhiri oleh tanda tanya (?) dan menggunakan kata tanya.
Contoh:
- Dio membaca buku apa?
- Kenapa Fadil tidak datang?
- Siapa perempuan yang berkacamata itu?
- Mengapa Ayah tidak pulang?
- Bagaimana kecelakaan itu bisa terjadi?
- Kapan BTS konser di Indonesia?
3. Kalimat Perintah
Kalimat perintah adalah kalimat yang maknanya memberikan perintah, sehingga tanggapan yang diharapkan dari kalimat ini adalah berupa tindakan dari orang yang diperintahnya. Berdasarkan strukturnya kalimat perintah dibedakan menjadi tujuh bagian, yaitu (1) kalimat ajakan, (2) kalimat syarat, (3) kalimat permintaan, (4) kalimat izin, (5) kalimat perintah biasa, (6) kalimat sindiran, dan (7) kalimat larangan.
(1) kalimat ajakan
Kalimat ajakan adalah kalimat yang bermaksud untuk mengajak melakukan sesuatu bersama.
Contoh:
- Mari kita berangkat sekarang!
- Ayo istirahat dulu sebentar!
(2) kalimat syarat
Kalimat syarat adalah kalimat yang mengandung ketentuan tertentu yang harus terpenuhi untuk melakukan perbuatan tertentu.
Contoh:
- kamu boleh main di sini asalkan jangan berisik!
- Jika ingin laptop baru kamu harus menabung!
(3) kalimat permintaan
Kalimat permintaan adalah kalimat perintah yang diungkapkan dengan halus dan biasa disebut juga dengan kalimat permohonan.
Contoh:
- Tolong temani Hanbin belajar ya!
- Mohon tunggu sebentar ya!
(4) kalimat izin
Kalimat izin adalah kalimat perintah yang biasanya ditambahkan suatu pernyataan yang mengungkapkan pemberian izin.
Contoh:
- Ambil kue ini sesukamu!
- Kamu boleh pergi sekarang!
(5) kalimat perintah biasa
Kalimat perintah biasa adalah kalimat perintah yang isinya memerintahkan secara langsung kepada pembicara untuk melakukan sesuatu.
Contoh:
- Pergi dari tempat ini sekarang!
- Datanglah sore ini ke rumahku!
(6) kalimat sindiran
Kalimat sindiran adalah kalimat yang digunakan agar lawan bicara mengerti maksud kita tanpa mengungkapkannya dengan jelas.
Contoh:
- Ayo lawan dia kalau kamu berani! (maksud kalimat ini adalah menantang keberanian lawan bicaranya)
- Andaikan ada segelas air, pasti aku tidak haus lagi. (maksud kalimat ini adalah menyindir lawan bicara agar mengambilkan segelas air)
(7) kalimat larangan
Kalimat larangan adalah kalimat perintah yang berisi larangan, biasanya dengan menambahkan kata ingkar, yaitu jangan.
Kalimat inti merupakan kalimat mayor yang hanya terdiri dari beberapa kata yang sekaligus menjadi inti kalimat.
Kalimat inti umumnya terdiri dari dua kata yang masing-masing menempati fungsi S dan P. Namun, kalimat inti juga bisa terdiri dari tiga kata atau lebih yang merupakan unsur inti dari pola: S-P, S-P-O, atau S-P-Pel.
Adapun ciri-ciri kalimat inti adalah sebagai berikut.
• Hanya terdiri dari beberapa kata.
• Kedua kata tersebut sekaligus menjadi inti kalimat.
• Tidak bisa berpola inversi.
• Diakhiri intonasi netral.
Contoh:
• Adik belajar.
• Ibu pergi.
• Ayah memanggil Heni.
B. Kalimat Luas atau Kalimat Transformasi
Kalimat luas adalah kalimat inti yang sudah ditambah dengan kata-kata baru sehingga di dalamnya tidak hanya terdiri atas unsur inti. Kalimat luas sering juga disebut sebagai kalimat transformasi.
Adapun cara mengubah kalimat inti menjadi kalimat transformasi adalah sebagai berikut.
• Menambah kata tanpa menambah unsur kalimat
• Menambah unsur kalimat
• Mengubah susunan kata
• Mengubah menjadi kalimat tanya
Contoh 1:
Adik
belajar.
S
P
Contoh di atas merupakan kalimat inti yang unsurnya hanya terdiri dari S – P. Kata-kata yang menempati unsur S-P pun merupakan inti.
Contoh 2:
Adi
sedang belajar
dengan kelompok belajarnya.
S
P
K
Contoh di atas merupakan kalimat luas atau kalimat transformasi yang unsur-unsurnya terdiri dari S-P-K. Selain ada penambahan unsur, unsur P pun diisi oleh frasa, bukan inti unsurnya.
Perhatikan contoh perubahan kalimat inti menjadi kalimat transformasi berikut!
Kalimat inti:
Adik
menangis.
S
P
Kalimat transformasi 1:
Adik
sedang belajar.
S
P
Pada contoh di atas,, polanya tetap S-P. Namun, unsur P diisi oleh frasa (dua kata) sehingga kalimat tersebut bisa dikategorikan sebagai kalimat luas atau kalimat transformasi.
Kalimat transformasi 2:
Adik
menangis
karena terjatuh dari tangga.
S
P
K
Pada contoh di atas, unsurnya bukan lagi S-P, tetapi S-P-K. Adanya penambahan unsur perluasan menyebabkan kalimat tersebut menjadi kalimat luas atau kalimat transformasi.
Kalimat transformasi 3:
Menangis
adik
karena terjatuh.
P
S
K
Pada contoh di atas, kalimatnya berupa inversi sehingga bisa disebut sebagai kalimat transformasi.
Kalimat transformasi 4:
Adik
menangis?
S
P
Pada contoh di atas, kalimatnya berupa kalimat tanya. Jadi, meskipun hanya berupa dua kata, kalimat tersebut tetap tidak bisa dikategorikan sebagai kalimat inti.
Perhatikan contoh soal berikut!
Rumah dijual.
Manakah di antara kalimat berikut yang merupakan perluasan dari kalimat inti di atas?
A. Rumah yang ada di ujung jalan tersebut dijual dengan harga lebih dari satu miliar rupiah.
B. Rumah yang dijual itu merupakan rumah milik Pak Anton.
C. Di ujung jalan, ada rumah mewah yang dijual dengan harga cukup murah.
D. Rumah yang dijual dengan harga murah itu berhantu.
E. Anton membeli rumah mewah yang terletak di Jalan Perintis Kemerdekaan.
Pembahasan:
• Pilihan jawaban A benar. Jika kalimat tersebut diteliti unsur intinya, yang menempati fungsi S-P adalah rumah dijual.
Pilihan jawaban B salah. Jika kalimat tersebut diteliti unsur intinya, yang menempati fungsi S-P adalah rumah merupakan rumah milik Pak Anton. Kata yang dijual merupakan perluasan unsur S.
Pilihan jawaban C salah. Jika kalimat tersebut diteliti unsur intinya, yang menempati fungsi S-P adalah ada rumah.
Pilihan jawaban D salah. Jika kalimat tersebut diteliti unsur intinya, yang menempati fungsi S-P adalah rumah berhantu.
Pilihan jawaban E salah. Jika kalimat tersebut diteliti unsur intinya, yang menempati fungsi S-P adalah Anton membeli rumah.
Kalimat inti merupakan kalimat mayor yang hanya terdiri dari beberapa kata yang sekaligus menjadi inti kalimat.
Kalimat inti umumnya terdiri dari dua kata yang masing-masing menempati fungsi S dan P. Namun, kalimat inti juga bisa terdiri dari tiga kata atau lebih yang merupakan unsur inti dari pola: S-P, S-P-O, atau S-P-Pel.
Adapun ciri-ciri kalimat inti adalah sebagai berikut.
• Hanya terdiri dari beberapa kata.
• Kedua kata tersebut sekaligus menjadi inti kalimat.
• Tidak bisa berpola inversi.
• Diakhiri intonasi netral.
Contoh:
• Adik belajar.
• Ibu pergi.
• Ayah memanggil Heni.
B. Kalimat Luas atau Kalimat Transformasi
Kalimat luas adalah kalimat inti yang sudah ditambah dengan kata-kata baru sehingga di dalamnya tidak hanya terdiri atas unsur inti. Kalimat luas sering juga disebut sebagai kalimat transformasi.
Adapun cara mengubah kalimat inti menjadi kalimat transformasi adalah sebagai berikut.
• Menambah kata tanpa menambah unsur kalimat
• Menambah unsur kalimat
• Mengubah susunan kata
• Mengubah menjadi kalimat tanya
Contoh 1:
Adik
belajar.
S
P
Contoh di atas merupakan kalimat inti yang unsurnya hanya terdiri dari S – P. Kata-kata yang menempati unsur S-P pun merupakan inti.
Contoh 2:
Adi
sedang belajar
dengan kelompok belajarnya.
S
P
K
Contoh di atas merupakan kalimat luas atau kalimat transformasi yang unsur-unsurnya terdiri dari S-P-K. Selain ada penambahan unsur, unsur P pun diisi oleh frasa, bukan inti unsurnya.
Perhatikan contoh perubahan kalimat inti menjadi kalimat transformasi berikut!
Kalimat inti:
Adik
menangis.
S
P
Kalimat transformasi 1:
Adik
sedang belajar.
S
P
Pada contoh di atas,, polanya tetap S-P. Namun, unsur P diisi oleh frasa (dua kata) sehingga kalimat tersebut bisa dikategorikan sebagai kalimat luas atau kalimat transformasi.
Kalimat transformasi 2:
Adik
menangis
karena terjatuh dari tangga.
S
P
K
Pada contoh di atas, unsurnya bukan lagi S-P, tetapi S-P-K. Adanya penambahan unsur perluasan menyebabkan kalimat tersebut menjadi kalimat luas atau kalimat transformasi.
Kalimat transformasi 3:
Menangis
adik
karena terjatuh.
P
S
K
Pada contoh di atas, kalimatnya berupa inversi sehingga bisa disebut sebagai kalimat transformasi.
Kalimat transformasi 4:
Adik
menangis?
S
P
Pada contoh di atas, kalimatnya berupa kalimat tanya. Jadi, meskipun hanya berupa dua kata, kalimat tersebut tetap tidak bisa dikategorikan sebagai kalimat inti.
Perhatikan contoh soal berikut!
Rumah dijual.
Manakah di antara kalimat berikut yang merupakan perluasan dari kalimat inti di atas?
A. Rumah yang ada di ujung jalan tersebut dijual dengan harga lebih dari satu miliar rupiah.
B. Rumah yang dijual itu merupakan rumah milik Pak Anton.
C. Di ujung jalan, ada rumah mewah yang dijual dengan harga cukup murah.
D. Rumah yang dijual dengan harga murah itu berhantu.
E. Anton membeli rumah mewah yang terletak di Jalan Perintis Kemerdekaan.
Pembahasan:
• Pilihan jawaban A benar. Jika kalimat tersebut diteliti unsur intinya, yang menempati fungsi S-P adalah rumah dijual.
Pilihan jawaban B salah. Jika kalimat tersebut diteliti unsur intinya, yang menempati fungsi S-P adalah rumah merupakan rumah milik Pak Anton. Kata yang dijual merupakan perluasan unsur S.
Pilihan jawaban C salah. Jika kalimat tersebut diteliti unsur intinya, yang menempati fungsi S-P adalah ada rumah.
Pilihan jawaban D salah. Jika kalimat tersebut diteliti unsur intinya, yang menempati fungsi S-P adalah rumah berhantu.
Pilihan jawaban E salah. Jika kalimat tersebut diteliti unsur intinya, yang menempati fungsi S-P adalah Anton membeli rumah.