About

Sharing Ebooks - Source Code - Free Course - and Template

Simpulan

 

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia V, simpulan memiliki makna ‘sesuatu yang disimpulkan atau dikaitkan; hasil menyimpulkan; kesimpulan’. Menyimpulkan berarti kegiatan menyampaikan pendapat berdasarkan hal-hal yang telah dilihat, disimak, didengar, atau pun dibaca. Hasil dari simpulan berupa pokok atau inti dari informasi dan menggambarkan informasi yang disimak, dibaca, dilihat, atau didengar secara keseluruhan.

A. Cara Mencari Simpulan

Terdapat tiga cara membuat simpulan, yaitu:

1. Menyimpulkan secara deduktif adalah teknik membuat simpulan dengan cara menyampaikan gagasan utama terlebih dahulu kemudian diikuti dengan beberapa gagasan penjelas;

2. Menyimpulkan secara induktif adalah teknik membuat simpulan dengan cara menyampaikan beberapa pendapat yang bersifat khusus terlebih dahulu kemudian diakhiri dengan gagasan utama sebagai inti dari simpulan;

3. Menyimpulkan secara deduktif-induktif (campuran) adalah cara menarik kesimpulan dengan menyampaikan gagasan utama kemudian diikuti oleh gagasan yang bersifat khusus sebagai penjelas kemudian diakhiri dengan gagasan utama sebagai penegas simpulan.

B. Cara Menarik Simpulan

Menarik suatu simpulan dapat dilakukan dengan menemukan gagasan utama/ide pokoknya terlebih dahulu. Di dalam gagasan utama terdapat inti/pokok pembicaraan sehingga kita tidak perlu membaca informasi secara keseluruhan. Berikut merupakan hal-hal yang harus diperhatikan untuk menarik sebuah simpulan.

1. Menggunakan bahasa yang sederhana tetapi lugas sehingga mudah untuk dimengerti.

2. Penarikan simpulan yang melibatkan pendapat harus dapat dibuktikan kebenarannya berdasarkan informasi yang dibaca, didengar, disimak, atau dilihat.

3. Hasil simpulan tidak bertentangan dengan informasi yang ada.

4. Memahami keseluruhan informasi yang ditemukan sebelum menarik simpulan.

... Read less

6 months ago by pak_dosen@pak_dosen


Rujukan Kalimat
 

Dalam mempelajari rujukan kalimat, terdapat dua istilah yang harus diketahui, yaitu kata rujukan dan kalimat rujukan. Kata rujukan merupakan kata ganti yang digunakan untuk merujuk/mengacu kata lain yang telah dipakai sebelumnya, sedangkan kalimat rujukan merupakan kalimat yang di dalamnya mengandung kata rujukan.

Kata rujukan terbagi menjadi 3 jenis, yaitu:

Kata Rujukan Orang
Kata rujukan orang merupakan kata yang mengacu pada seseorang.

Contoh:
• dia/dirinya
• ia
• mereka
• beliau

Contoh kalimat:
Beliau telah menamatkan studinya di Italia.

Kata Rujukan Tempat
Kata rujukan tempat merupakan kata yang merujuk pada tempat.

Contoh: 
• di sini
• di sana
• di situ

Contoh kalimat:
• Di sana sang anak hidup dengan damai.

Kata Rujukan Benda
Kata rujukan benda adalah kata yang merujuk pada benda.

Contoh: 
• ini
• itu
• tersebut

Contoh kalimat:
• Hal itu membuat hatinya terasa sakit.

Tips mengerjakan soal rujukan kalimat:

1. Perhatikan kalimat sebelum kata rujukan berada

2. Tentukan orang/tempat/benda yang diacu oleh kata rujukan!

 

#materiUTBK2024 #PengetahuanDanPemahamanUmum #AnalisisBacaanKepaduanParagraf

... Read less

6 months ago by pak_dosen@pak_dosen


Analisis Bacaan dan Kepaduan Paragraf

 

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi V, analisis merupakan pemecahan persoalan yang dimulai dengan dugaan akan kebenarannya, sedangkan bacaan memiliki makna ‘sesuatu yang dibaca’. Dengan demikian, analisis bacaan adalah kegiatan menganalisis sesuatu yang dibaca. Di dalam bacaan terdapat paragraf-paragraf yang menyusunnya. Paragraf merupakan kumpulan kalimat yang saling berhubungan dan menjelaskan suatu buah pikiran di dalam tulisan. Paragraf biasanya ditulis dengan cara menjorok ke dalam sekitar 4—5 karakter.

Adapun fungsi paragraf sebagai berikut.

1. Paragraf menjadi wadah untuk mengungkapkan buah pikiran penulis.

2. Penulis dapat menyampaikan pikirannya secara teratur dan runtut.

3. Penulis menjadi tidak mudah lelah ketika menyelesaikan tulisannya.

4. Paragraf dapat dimanfaatkan sebagai pengantar, transisi, dan simpulan dalam sebuah bacaan.

Di dalam suatu bacaan, antara paragraf satu dengan yang lainnya saling berkaitan. Hal tersebut biasa disebut dengan kohesi. Kohesi merupakan hubungan antara paragraf. Dengan adanya kohesi, dapat diketahui bahwa kumpulan kalimat yang terbentuk termasuk ke dalam paragraf yang memiliki makna bukan hanya sekadar kumpulan. Antara paragraf satu dengan paragraf lainnya biasanya memiliki hubungan sebagai penjelas, alasan, sebab, pertentangan, dan sebagainya.

 

#materiUTBK2024 #PengetahuanDanPemahamanUmum #AnalisisBacaanKepaduanParagraf

... Read less

6 months ago by pak_dosen@pak_dosen


Hubungan Antarparagraf
 

Hubungan antarparagraf adalah salah satu materi yang cukup sering keluar di soal-soal UTBK. Melalui materi ini, kita diminta untuk menentukan hubungan antara satu paragraf dengan paragraf lain dalam bacaan. Lazimnya, sebuah teks memiliki hubungan-hubungan sebagai berikut:

Hubungan pertentangan

Hubungan sebab-akibat

Hubungan penegasan

Hubungan penjelasan lanjutan,

dan lain-lain

Untuk menentukan hubungan antarparagraf, kita harus memahami ide pokok dari setiap gagasan terlebih dahulu. Ketika kita sudah mendapatkan ide pokok tersebut, barulah kita bisa menentukan hubungan antarparagrafnya. Selain itu, kita juga dapat melihat hubungan antarparagraf dari konjungsi (kata hubung) yang ada di dalam paragraf tersebut.

Sebagai contoh, perhatikan paragraf di bawah ini:

Ide pokok dari paragraf pertama adalah olahraga adalah sebuah aktifitas yang penting. Sementara itu, ide pokok dari paragraf kedua adalah manfaat olahraga bagi kesehatan tubuh.

Kemudian, pada paragraf kedua kita dapat melihat adanya penggunaan konjungsi bahkan di awal kalimat pertama. Hal itu menunjukkan bahwa hubungan antarparagraf dari teks di atas adalah hubungan penegasan.

 

#materiUTBK2024 #PengetahuanDanPemahamanUmum #AnalisisBacaanKepaduanParagraf

... Read less

6 months ago by pak_dosen@pak_dosen


Jenis-Jenis Paragraf
 


Paragraf atau alinea adalah bagian dalam karangan yang mengandung satu ide pokok. Secara umum, paragraf terbagi berdasarkan letak gagasan utama dan tujuannya.

A. Paragraf Berdasarkan Letak Gagasan Utama 

1. Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif merupakan paragraf yang gagasan utamanya terletak di awal paragraf. Kalimat utama pada paragraf ini adalah topik. Kalimat kedua dan seterusnya adalah kalimat penjelas.

Contoh:
Ada beberapa penyebab kemacetan di Jakarta. Pertama, jumlah armada dan luas jalan yang tidak seimbang. Kedua, kedisiplinan pengendara sangat minim. Ketiga banyak tempat yang memunculkan gangguan lalu lintas. Keempat, kurang tegasnya petugas yang berwenang.

2. Paragraf Induktif
Paragraf induktif merupakan paragraf yang letak gagasan utamanya di akhir paragraf. Paragraf induktif dapat berupa analogi, generalisasi, dan hubungan sebab akibat.

• Analogi
Analogi merupakan penarikan kesimpulan berdasarkan persamaan isi dengan sesuatu yang sudah dikenal.

Contoh:
Sifat manusia ibarat padi di sawah. Ketika manusia meraih kesuksesan, kepandaian, dan kekayaan, maka sifatnya akan rendah hati dan dermawan. Begitu pula dengan padi yang semakin berisi, ia akan semakin menunduk. Apabila padi itu kosong, ia akan berdiri tegak. Begitu pun dengan manusia yang tidak berilmu dan berperasaan, makan ia akan congkak dan pemarah. Oleh karena itu, sebagai manusia apabila diberi kepandaian dan kelebihan, tirulah sikap padi yang semakin menunduk.

• Generalisasi
Generalisasi merupakan pengambilan kesimpulan secara khusus berupa kejadian atau hal agar mendapatkan simpulan yang bersifat umum.

Contoh:
Setelah karangan anak-anak kelas 4 diperiksa, ternyata Ina, Tia, dan Alez mendapatkan nilai 9. Anak-anak lain mendapat nilai 7. Hanya Agra yang mendapat 6, dan tidak seorang pun mendapat nilai kurang. Bahkan boleh dikatakan, anak kelas 4 cukup pandai mengarang.

• Kausal
Kausal merupakan hubungan ketergantungan antara dua kalimat atau lebih yang menggambarkan akibat yang ditimbulkan karena adanya sebab.

Contoh:
Hasil panen para petani di Desa Sukamaju hampir setiap musim tidak memuaskan. Banyak tanaman yang mati diserang hama padahal belum berbuah. Banyak juga tanaman yang tidak tumbuh dengan baik. Hal ini akibat dari kurangnya pengetahuan para petani dalam pengolahan pertanian.

3. Paragraf Campuran (Deduktif-Induktif)
Paragraf campuran merupakan paragraf yang gagasan utamanya tersebar pada seluruh kalimat. Jenis paragraf ini biasanya ada pada karangan deskripsi dan narasi.

Contoh:
Bahasa merupakan hal sangat penting dalam kehidupan kita. Untuk berkomunikasi kita menggunakan bahasa. Untuk bekerja sama kita menggunakan bahasa. Untuk mewarisi dan mewariskan kebudayaan, kita memerlukan bahasa. Satu kali lagi, betapa pentingnya bahasa bagi kehidupan kita.

B. Paragraf Berdasarkan Tujuannya

1. Paragraf Deskripsi
Paragraf deskripsi merupakan paragraf yang menggambarkan sesuatu berdasarkan pengalaman pancaindra manusia dengan tujuan agar pembaca seolah-olah dapat melihat dan merasakan objek yang digambarkan.

Contoh:
Gadis kecil itu. Ia terus memandangi lautan biru. Gulungan riak-riak kecil tak membuatnya bergeming. Embusan hawa pantai nan panas, tak membuat matanya beralih dari laut. Laut yang semakin biru sampai ambang cakrawala.

2. Paragraf Narasi
Paragraf narasi merupakan paragraf yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian yang di dalamnya terdapat unsur tokoh, alur cerita, latar, dan konflik. Perlu diketahui bahwa paragraf narasi juga tidak memiliki kalimat utama.

Contoh:
Pak Tani sedang mengumpulkan padi-padi yang sudah dipanen di sawah. Esok harinya, Pak Tani melakukan kegiatan yang sama seperti sebelumnya. Lalu, Pak Tani memanfaatkan padi tersebut yang kemudian dijadikan sebagai nasi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Begitulah rupanya hakikat dari hidup.

3. Paragraf Argumentasi
Paragraf argumentasi merupakan paragraf yang membuktikan kebenaran tentang suatu hal. Pada akhir paragraf, perlu dijelaskan mengenai kesimpulannya. Kesimpulan ini yang membedakan paragraf argumentasi dan eksposisi.

Contoh:
Ia dapat menyetop bola dengan dada dan kaki dengan sempurna. Tendangan kaki kanan dan kaki kirinya tepat arah dan keras. Sundulan kepalanya sering memperdayakan kiper lawan. Bola seolah-olah menurut kehendaknya. Larinya cepat bagaikan kijang. Lawan sukar mengambil bola dari kakinya. Cristiano Ronaldo benar-benar pemain bola jempolan.

4. Paragraf Eksposisi
Paragraf eksposisi merupakan paragraf yang berisi uraian atau penjelasan mengenai suatu topik dengan tujuan agar memberikan informasi atau pengetahuan tertentu kepada pembaca.

Contoh:
Kini, kegiatan ekstrakurikuler dikenal sebagai kegiatan tambahan di luar pelajaran yang sesuai dengan pelajaran yang diinginkan dan tercantum di daftar kegiatan esktrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler biasanya berlangsung hingga sore. Manfaat dari kegiatan ekstrakurikuler yaitu dapat menambah nilai yang kurang dalam mata pelajaran yang diambil.

5. Paragraf Persuasi
Paragraf persuasi merupakan paragraf yang bertujuan untuk memengaruhi pembaca agar berbuat sesuatu. Paragraf ini juga sifatnya membujuk dan mengajak seseorang untuk melakukan sesuatu.

Contoh: 
Penggunaan pestisida dan pupuk kimia untuk tanaman dalam jangka waktu lama dianggap tidak efektif karena penggunaan pestisida tersebut justru bisa mencemari lingkungan dan menjadikan tanah lebih keras sehingga perlu pengolahan dengan biaya yang tidak sedikit.

 

#materiUTBK2024 #PengetahuanDanPemahamanUmum #AnalisisBacaanKepaduanParagraf

... Read less

6 months ago by pak_dosen@pak_dosen


Sikap dan Tujuan Penulis
 


A. Sikap Penulis

Teks cenderung menceritakan kehidupan yang ada hubungannya dengan latar sosial budaya penulis. Rekaman jiwa penulis yang disajikan dalam tulisan disebut dengan pandangan penulis. Adapun, sikap penulis merupakan pendapat atau pandangan penulis mengenai topik yang dibahas dalam teks. Sikap penulis bisa beragam, mulai dari positif, netral, hingga negatif.

B. Tujuan Penulis

Dalam sastra, terdapat istilah pemancar teks, yaitu penulis yang menulis teksnya dengan tujuan tertentu. Adapun tujuan penulis adalah menyampaikan pikiran, gagasan, pandangan, pendapat, dan perasaan kepada pembaca dalam bentuk tulisan. Tujuan penulis dapat ditemukan dengan menentukan gagasan utama dalam suatu paragraf dan tujuan dari paragraf tersebut. Berdasarkan gaya atau tujuannya, paragraf dibagi ke dalam beberapa jenis, yaitu:

1. Paragraf Narasi

Narasi merupakan gaya pengungkapan yang bertujuan untuk menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia berdasarkan perkembangannya dari waktu ke waktu.

Contoh:

    Prof. DR (HC). Ing. Dr. Sc. Mult. Bacharuddin Jusuf Habibie merupakan salah seorang tokoh panutan dan menjadi kebanggaan bagi banyak orang di Indonesia. Presiden ketiga Republik Indonesia itu dilahirkan di Pare-Pare, Sulawesi Selatan, pada tanggal 25 Juni 1936. Beliau merupakan anak keempat dari delapan bersaudara, pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan R.A. Tuti Marini Puspowardojo. Habibie yang menikah dengan Hasri Ainun Habibie pada tanggal 12 Mei 1962 ini dikaruniai dua orang putra, yaitu Ilham Akbar dan Thareq Kemal. Masa kecil Habibie dilalui bersama saudara-saudaranya di Pare-Pare, Sulawesi Selatan. Sifat tegas berpegang pada prinsip telah ditunjukkan Habibie sejak kanak-kanak. Habibie yang punya kegemaran menunggang kuda dan membaca ini dikenal sangat cerdas sejak masih duduk di sekolah dasar.

Diadaptasi dari: www.dbiografi.com

2. Paragraf Deskripsi

Deskripsi merupakan gaya pengungkapan yang bertujuan untuk menggambarkan suatu objek sejelas-jelasnya dan secara terperinci. Paragraf deskripsi mengondisikan seolah-olah pembaca berada dalam satu ruangan yang dapat merasakan, mendengar, melihat, dan mengenali setiap sudut ruangan itu secara mendetail.

Contoh:

Ruangan berukuran 9m x 8m ini sungguh sangat nyaman ditempati. Sebuah sofa empuk putih dengan meja kayu berada di tengah ruangan. Sementara itu, rak buku berisi beberapa novel dan buku-buku ilmiah diletakkan dekat dengan dinding sebelah selatan yang bersanding dengan sebuah pot berisi pohon palem kecil yang seakan-akan menyatu dengan tembok bercat hijau muda. Di luar ruangan, terdapat sebuah kolam kecil berukuran 2,5m x 2m berisi beberapa ikan koi yang berseliweran. Suara gemericik air dari kolam menambah sejuknya suasana di ruang tamu milik Pak Toni ini.

3. Paragraf Eksposisi

Eksposisi merupakan gaya pengungkapan yang bertujuan untuk menginformasikan pengetahuan kepada pembaca mengenai sesuatu secara akurat. Informasi tersebut adalah jawaban dari pertanyaan tentang apa, bagaimana, mengapa, dan kapan. Paragraf eksposisi biasanya menggunakan kata-kata, seperti merupakan, adalah, terdiri atas, terbuat dari, dan mengandung.

Contoh:

Cengkeh, pohon yang tetap hijau, mempunyai nama latin Sysygium aromatikum (Eugeniacarllophulinta). Cengkeh merupakan tanaman asli di Kepulauan Maluku. Kuncup bunganya yang belum terbuka merupakan rempah yang penting. Di samping penggunaannya sebagai rempah-rempah, kuncup bunganya yang berbentuk paku, jika sudah dikeringkan, dapat dipakai sebagai campuran tembakau di Pulau Jawa, terlebih sesudah tahun 1915 karena pesatnya perusahaan rokok kretek di Kudus. Di tempat lain, kadang-kadang sesudah digiling, cengkeh digunakan untuk mengharumkan kue. Cengkeh juga menghasilkan minyak uap yang digunakan sebagai bahan obat-obatan dan minyak wangi.

4. Paragraf Persuasi

Persuasi merupakan gaya pengungkapan yang bertujuan untuk membujuk pembaca. Agar tujuan tersebut tercapai, penulis harus menyertakan bukti dan data pendukung. Paragraf persuasi dapat menggunakan kata ajakan, seperti ayo atau mari.

Contoh:

Pencemaran Sungai Ciliwung sudah sangat parah dan dapat dikategorikan sebagai pencemaran tingkat berat. Sampah rumah tangga merupakan penyumbang sampah terbesar di Sungai Ciliwung. Jika kondisi ini terus berlanjut, sejumlah daerah yang menggantungkan sumber air dari Sungai Ciliwung dikhawatirkan akan mengalami krisis. Oleh karena itu, kesadaran untuk menjaga lingkungan perlu ditanamkan secara kuat kepada masyarakat. Jika lingkungan terjaga, kita jugalah yang akan diuntungkan.

5. Paragraf Argumentasi

Argumentasi merupakan gaya pengungkapan yang bertujuan untuk menyakinkan pembaca bahwa pendapat yang dikemukakan merupakan kebenaran dengan menyertakan alasan kuat. Hal tersebut dapat didukung dengan data berupa gambar atau tabel. Paragraf argumentasi biasanya ditutup dengan simpulan seperti berikut, terbukti, buktinya, dan akibatnya.

Contoh:

Memilih SMA tanpa pertimbangan yang matang hanya akan menambah pengangguran karena pelajaran di SMA tidak memberi bekal dalam bekerja. Menurut Iskandar, sudah saatnya masyarakat mengubah paradigma agar lulusan SMP tidak latah masuk SMA. Kalau memang lebih berbakat pada jalur profesi, sebaiknya lulusan SMP memilih SMK. Dia mengingatkan sejumlah risiko bagi lulusan SMP yang sembarangan melanjutkan sekolah. Misalnya, lulusan SMP yang tidak mempunyai potensi bakat-minat ke jalur akademik sampai perguruan tinggi, tetapi memaksakan diri masuk SMA, dia tidak akan lulus UAN karena sulit mengikuti pelajaran di SMA. Namun, tanpa lulus UAN mustahil bisa sampai perguruan tinggi.

 

#materiUTBK2024 #PengetahuanDanPemahamanUmum #SikapDanTujuanPenulis

... Read less

6 months ago by pak_dosen@pak_dosen


Bahasa Panda
 

Bahasa panda adalah salah satu materi yang muncul dalam UTBK. Dalam UTBK, soal bahasa panda biasanya muncul dalam subtes Pengetahuan dan Pemahaman Umum. Soal bahasa panda biasanya berisi kode-kode yang harus dipecahkan. Untuk mempelajari dan menjawab soal bahasa panda, sebenarnya gampang-gampang susah. Kenapa ya? Karena mengerjakan soal Bahasa Panda perlu waktu yang cukup banyak untuk memecahkan kode-kode atau pola yang tersedia dalam soal. 

Pola-pola yang terdapat dalam soal bahasa panda tidak menentu. Namun, setidaknya, kita bisa memprediksi pola apa saja yang kemungkinan besar akan muncul. Yuk kita simak berbagai pola yang biasa digunakan dalam soal-soal bahasa panda.

A. Pola 1: Gabungan Kata atau Suku Kata

Pola 1 ini biasanya terdiri atas beberapa contoh kata yang digabungkan dan memiliki makna baru. Untuk menjawabnya, kita perlu memisahkan setiap kata sehingga menemukan makna sesungguhnya.

Contoh:

Berikut merupakan beberapa kata yang diterjemahkan ke dalam bahasa buatan:

Kekuatan lahir: jibalopguyu

Ketegaran batin: jiharopnide

Sejak dini: fazilhaja

Kata yang kemungkinan bermakna kelahiran dini adalah….

A.    Jibalopnide

B.     Jiguyuophade

C.    Jiguyuophaja

D.    Fajiguyuopni

E.     Fazilguyu

Pembahasan:

Soal tersebut menanyakan tentang pembentukan frasa menggunakan bahasa buatan. Agar dapat mengerjakannya, kita harus memahami setiap proses pembentukkan kata dalam bahasa buatan. Adapun pola pembentukannya sebagai berikut:

Kekuatan lahir       : jibalop + guyu

Ketegaran batin     : jiharop + nide

Dari pola pembentukan kata di atas dapat kita tarik simpulan ji merupakan imbuhan ke- dan op merupakan imbuhan –an.

Sejak dini: fazil + haja

Jadi, kelahiran dini: jiguyuophaja. C

B. Pola 2: Perumpamaan Kata dengan Kumpulan Huruf 

Pola 2 ini biasanya berupa perumpamaan suatu kata dengan kumpulan huruf. Bisa dikatakan juga pola 2 ini adalah pembentukan kode dan kita perlu memecahkan kode tersebut. Untuk menjawabnya, kita perlu mencari pola perubahan setiap huruf yang ada di kata asal dengan kumpulan huruf konsonan (kode pada soal) sehingga dapat memahami pola yang digunakan untuk memecahkan kode atau perumpamaan yang tepat sesuai kata yang diminta pada soal. Biasanya pola yang digunakan mirip dengan deret aritmatika, bedanya bahasa panda menggunakan huruf bukan angka. Yuk kita simak contohnya!

Apabila kata buntu ditulis dengan ATMST, maka bentuk penulisan yang tepat untuk kata  sekresi adalah….

A. TFLSFTJ

B. RDJQDRH

C. RFJSDTH

D. TDLQDRH

E. RDJDQRH

Pembahasan:

Soal di atas merupakan tipe soal bahasa panda. Untuk menjawabnya, kita perlu menemukan pola penulisan terlebih dahulu. Kata buntu ditulis dengan ATMST. Apabila diperhatikan, penulisan tersebut berpola sebagai berikut.

B → A

U → T

N → M

T → S

U → T

Dari penjelasan di atas dapat ditemukan pola penulisan mundur satu huruf dari huruf yang terkandung di dalam kata. Dengan demikian, penulisan yang tepat untuk sekresi sebagai berikut.

S → R

E → D

K → J

R → Q

E → D

S → R

I → H

Jawaban yang tepat adalah B.

Contoh:

Apabila kata Jember ditulis dengan kode KDNAFQ, maka kode yang tepat untuk kata Argentina adalah….

A. BQHDOSJMB

B. BSHFOUJOB

C. BQHDOUJMB

D. BSFHOUJOB

E. BQHDOSJBM

Pembahasan:

Soal di atas merupakan soal bahasa panda. Untuk menjawabnya kita perlu menemukan pola yang tersedia. Adapun pola yang tersedia sebagai berikut.

J→ K (MAJU) KDNAFQ

E→ D (MUNDUR)

M→ N (MAJU)

B→ A (MUNDUR)

E→ F (MAJU)

R→ Q (MUNDUR)

Dengan demikian, kata Argentina dapat dibuat kode dengan pola sebagai berikut.

A→ B (maju)

R→ Q (mundur)

G→ H (maju)

E→ D (mundur)

N→ O (maju)

T→ S (mundur)

I→ J (maju)

N→ M (mundur)

A→ B (maju)

Jadi, kode dari kata Argentina adalah BQHDOSJMB (A).

C. Pola 3: Penggandaan Kata dan Penghilangan Huruf 

Soal dengan pola ini biasanya mirip dengan pola 2. Akan tetapi, pola 3 lebih sederhana karena dalam pengerjaanya hanya perlu menuliskan ulang atau menggandakan kata asal pada soal dan menghilangkan huruf sesuai pola. Huruf yang dihilangkan bisa saja dengan maju dua langkah, mundur satu langkah, maju tiga langkah, dan seterusnya. Yuk simak contoh soal dan pembahasan pola 3 berikut ini! 

Contoh:

Apabila komersil ditulis dengan bentuk KEIORL, maka penulisan yang tepat untuk terakhir adalah…..

A. TAIEKR

B. TRAHRR

C. TEKRHI

D. TAIEKI

E. TEKRIR

Pembahasan:

Soal di atas merupakan jenis soal bahasa panda. Apabila diperhatikan pembentukan KEIORL memiliki pola sebagai berikut.

(k)om(e)rs(i)lk(o)me(r)si(l)

Dengan demikian, kata terakhir dapat kita bentuk mengikuti pola yang telah tersedia.

(t)er(a)kh(i)rt(e)ra(k)hi(r) → TAIEKR

Jadi, jawaban yang tepat adalah A.

D. Pola 4: Perumpamaan Kode dengan Selisih

Pola ini biasanya ditemukan dengan jawaban kode kata-kata penyemangat. Pola ini bisa dijawab dengan mencari selisih kode asal dengan hasil analisis kode.

Contoh:

Seorang petualang menemukan sebuah kode ADEHQTMBF. Kemudian, kode tersebut dipecahkan dan membentuk kata ENJOYUTBK. Setelah melanjutkan perjalanan, ia kembali menemukan sebuah kode LQNMAABSV. Apabila dipecahkan kode tersebut akan membentuk kata….

A. HALLOGUYS

B. PASTIBISA

C. SEMANGATY

D. SETIAPHARI

E. HARIKAMIS

Pembahasan:

Soal tersebut merupakan jenis soal bahasa panda. Untuk menjawabnya, kita harus memperhatikan pola pembentukan kata. Adapun pola kata yang terbentuk sebagai berikut.

ADEHQTMBF → 1-4-5-8-17-20-13-2-6

menjadi:

ENJOYUTBK → 5-14-10-15-25-21-20-2-11

Selisih pola yang terbentuk: 4-10-5-7-8-1-7- 0- 5

Maka:

LQNMAABSV dapat diterjemahkan menjadi PASTIBISA.

Jawaban yang tepat adalah B.

E. Pola 5: Perumpamaan Huruf dengan Huruf Lain

Soal pola 5 biasanya hanya berupa petunjuk dan kode. Untuk menjawabnya, kita perlu memecahkan petunjuk tersebut. 

Contoh:

B=6

WLW SWNJW XAJZANW EJZKJAOEW?

A. IANWD LQPED

B. LQPED IANWD

C. LQPED XENQ

D. IANWD XENQ

E. XENQ DEPWI

Pembahasan:

Soal di atas menanyakan tentang bahasa bantu. Untuk menjawabnya, kita perlu memecahkan pola yang disediakan. Apabila B = 6, maka B = F. Adapun pola yang terbentuk sebagai berikut.

B = F

C = G

D = H

E = I

F = J

G = K

H = L

I = M

J = N

K = O

L = P

M = Q

N = R

O = S

P = T

Q = U

R = V

S = W

T = X

U = Y

V = Z

W = A

X = B

Y = C

Z = D

A = E

Berdasarkan pola di atas, maka WLW SWNJW XAJZANW EJZKJAOEW? dapat diterjemahkan menjadi apa warna bendera Indonesia?.

Jawaban yang tepat adalah merah putih atau IANWD LQPED.

Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah A.

Tips dan Trik Mengerjakan Soal Bahasa Panda

Soal yang penuh kode dan waktu yang terbatas merupakan salah satu tantangan mengerjakan soal bahasa panda. Oleh sebab itu, ada tips dan triknya untuk menjawab bahasa panda dengan lebih cepat.

1. Perhatikan pengulangan kata dan polanya dengan baik

2. Perhatikan susunan kalimatnya

3. Lihat dengan saksama bentuk soalnya

4. Fokus

5. Temukan polanya

6. Ulangi pola pada kata yang ada pada soal

Semoga setelah membaca ini, dapat memahami bahasa panda lebih dalam lagi ya Pahamifren!

 

#materiUTBK2024 #PengetahuanDanPemahamanUmum #Semantik

... Read less

6 months ago by pak_dosen@pak_dosen


Antonim

 

Antonim adalah ungkapan (baik berupa kata, frasa, maupun kalimat) yang maknanya berkebalikan dengan ungkapan lain. 

Antonim terdiri dari lima bagian, yaitu:

A. Oposisi Mutlak

Kata yang termasuk oposisi mutlak memiliki makna yang pertentangannya mutlak.

Contoh: 

• hidup dan mati

B. Oposisi Kutub

Kata yang dikategorikan oposisi kutub memiliki makna yang pertentangannya tidak mutlak, namun memiliki tingkatan makna.

Contoh:

• kaya-miskin,

• besar-kecil,

• tinggi-rendah,

• jauh-dekat,

• panjang-pendek.

C. Oposisi Relasional

Makna kata yang pertentangannya bersifat saling melengkapi. Dengan kata lain, sebuah kata muncul karena ada kata lain yang menjadi lawan katanya.

Contoh:

• suami-istri,

• mundur-maju,

• pulang-pergi,

• pasang-surut,

• memberi-menerima.

D. Oposisi Hierarki. 

Makna kata yang termasuk ke dalam oposisi hierarki memiliki pertentangan yang menyatakan suatu deret jenjang. Oleh karena itu, kata-kata dalam oposisi ini adalah kata-kata yang berupa satuan ukuran (berat, panjang, dan isi).

Contoh: 

• kuintal-ton;

• prajurit-opsir.

D. Oposisi Majemuk

Makna kata yang dikategorikan sebagai oposisi majemuk memiliki pertentangan dengan lebih dari satu kata.

Contoh: 

• berdiri dengan duduk,

• jongkok, tiarap, dan berbaring.

 

#materiUTBK2024 #PengetahuanDanPemahamanUmum #Semantik

... Read less

6 months ago by pak_dosen@pak_dosen


Mengganti Kata
 

Semantik adalah salah satu bidang studi linguistik yang membahas makna atau arti dalam bahasa. Salah satu jenis soal yang ada dalam semantik adalah mengganti kata. Soal tersebut menanyakan tentang kata lain yang dapat mengganti suatu kata. 

Berikut cara menghadapi soal mengganti kata:

1. Kaitkan kata pengganti yang terdapat dalam pilihan ganda dengan konteks bacaan yang memuat kata yang akan digantikan.

2. Perbanyak pemahaman kata, seperti membaca berita atau membaca artikel. 

Contoh:

Bacalah teks berikut!

“Kami memutuskan bahwa libur panjang kali ini ganjil genap tidak berlaku. Kami akan lebih maksimalkan manajemen traffic dan manajemen kerumunan di Kota Bogor,” ungkap Bima.

"Aturan kewajiban menunjukkan surat rapid antigen masih berlaku di kawasan wisata. Pembatasan 50% terhadap pengunjung di tempat wisata dan rumah makan tetap ada. Perbedaannya cuma tidak ada ganjil genap. Aturan lain tetap berlaku," tambah Bima.

Bima menuturkan, berdasarkan data, tren kasus Covid-19 di Kota Bogor terus menurun dalam beberapa pekan ke belakang. Selain itu, sambung dia, tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit rujukan Covid-19 juga menurun. Ia melanjutkan, alasan relaksasi ekonomi juga menjadi pertimbangan lain bagi Pemkot Bogor untuk meniadakan ganjil genap saat saat libur panjang pekan ini.

"Kemarin juga mengamati fenomena di lapangan, terjadi sedikit relaksasi, pergerakan ekonomi yang membaik, dan kunjungan ke pasar membaik karena tidak ada ganjil genap. Rumah makan, resto, dan hotel juga relatif tidak berbeda," paparnya. 

Diadaptasi dari: https://megapolitan.kompas.com/read/2021/03/09/16351441/tak-ada-ganjil-genap-di-kota-bogor-saat-libur-panjang-akhir-pekan-ini

Kata yang tepat untuk mengganti kata relaksasi pada paragraf ke-3 adalah…

a. Pengontrolan

b. Pengistirahatan

b. Ketenangan

d. Kelonggaran

Pembahasan:

Soal tersebut menanyakan tentang kata lain yang bisa mengganti kata relaksasi pada paragraf ke-3. Tipe soal ini adalah mengganti kata.

Dalam KBBI, relaksasi memiliki makna: ‘pengenduran, pemanjangan; kemampuan mengontrol tingkat ketegangan; metode untuk mempersipkan tubuh seorang aktor sebelum tampil; dan cara atau tindakan untuk mengistirahatkan atau menyenangkan diri.’

Sedangkan, kata relaksasi pada bacaan di atas mengacu pada makna ‘pengenduran’ atau dapat juga disebut pelonggaran. Oleh karena itu, sesuai dengan konteks bacaan di atas, kata relaksasi dapat diganti dengan kelonggaran.

Jadi, jawabannya adalah D.

 

#materiUTBK2024 #PengetahuanDanPemahamanUmum #Semantik

... Read less

6 months ago by pak_dosen@pak_dosen


Sinonim

 

Sinonim merupakan ungkapan (baik berupa kata, frasa, maupun kalimat) yang maknanya kurang lebih sama dengan ungkapan lain. Adapun contoh kata yang bersinonim sebagai berikut.

Contoh:

• mati, meninggal, wafat, tewas, dan gugur. 

Pada pengertian di atas, ditekankan bahwa “maknanya kurang lebih sama”. Ini berarti ungkapan yang bersinonim tingkat kesamaannya tidak 100%. Misalnya, kata mati dan meninggal. Kata mati memiliki makna 'tidak bernyawa; dan ditujukan kepada manusia, binatang, atau pohon'. Sedangkan, kata meninggal memiliki makna 'tidak bernyawa; dan hanya ditujukan kepada manusia'. Jadi, Oni, kelinci, dan, pohon bisa disebut mati, tetapi hanya Oni yang bisa disebut meninggal.

 

#materiUTBK2024 #PengetahuanDanPemahamanUmum #Semantik

... Read less

6 months ago by pak_dosen@pak_dosen


Makna Kata
 

A. Makna Leksikal dan Makna Gramatikal
 

1. Makna Leksikal

Makna leksikal adalah makna yang sesungguhnya. Adapun contoh tersebut pada kalimat di bawah ini.

Contoh:

• Aku tidak memelihara tikus.

Kalimat di atas mengacu pada hewan 'tikus', bukan hal lain.


 

2. Makna Gramatikal
Makna gramatikal adalah makna yang muncul akibat proses gramatika, yakni proses afiksasi (pengimbuhan) dan proses reduplikasi (pengulangan). Berikut ini contoh-contoh ungkapannya.

Contoh proses afiksasi:

• Buku setebal itu terangkat olehnya.

Kata terangkat melalui proses afiksasi. Awalan ter- pada kata tersebut memunculkan makna 'dapat'.
 


 

Contoh proses reduplikasi:

 Dia sedang menyusun buku-buku di rak perpustakaan.

Kata buku yang bermakna 'sebuah buku' menjadi buku-buku yang bermakna 'banyak buku.'


 

B. Makna Denotatif dan Makna Konotatif

1. Makna Denotatif
Makna denotatif merupakan makna asli. Adapun contoh tersebut seperti berikut ini.

Contoh:
 Kamboja bermakna 'bunga harum yang berwarna putih kekuning-kuningan atau merah tua'.

2. Makna Konotatif
Makna konotatif merupakan makna tambahan. Adapun contoh tersebut seperti berikut ini.

Contoh:
 Kamboja bermakna 'lambang kematian'.

C. Makna Idiomatikal dan Peribahasa

1. Makna Idiomatikal
Makna idiomatikal adalah makna sebuah kata, frasa, atau kalimat yang tidak dapat diduga dari makna leksikal maupun gramatikalnya. Ada dua jenis idiom, yaitu idiom penuh dan idiom sebagian.
 Idiom Penuh
Idiom penuh berarti seluruh unsurnya adalah satu kesatuan dengan satu makna.

Contoh:
• Menjual gigi bermakna 'tertawa keras-keras', bukan transaksi jual beli gigi. Istilah ini termasuk idiom penuh.

 Idiom Sebagian
Idiom sebagian berarti sebagian unsurnya masih memiliki makna sendiri. 

Contoh:
• Menunjukkan gigi bermakna 'menunjukkan kekuasaan'. Contoh ini termasuk idiom sebagian.

2. Makna Peribahasa
Makna peribahasa adalah makna yang masih bisa diduga karena adanya hubungan antara makna leksikal dan gramatikal. 

Contoh:
•  Bagai anjing dengan kucing.
Peribahasa tersebut menggambarkan perilaku seperti anjing dan kucing sebagai hewan yang dikenal sering bertengkar. 

D. Homonimi, Homofon, dan Homograf
1. Homonimi
Homonimi adalah kata yang bunyi dan penulisannya sama, tetapi maknanya berbeda.

Contoh:
• Kata hak memiliki bunyi dan tulisan yang sama, namun artinya berbeda ('kekuasaan untuk berbuat sesuatu' dan 'telapak sepatu pada bagian tumit yang relatif tinggi').
• Kata bisa memiliki bunyi dan tulisan yang sama, tetapi berbeda arti ('mampu atau dapat' dan 'zat racun yang dapat menyebabkan luka, busuk, atau mati bagi sesuatu yang hidup').

2. Homofon 
Homofon merupakan kata yang bunyinya sama, tetapi penulisan dan maknanya berbeda.

Contoh:
• Kata bang yang bermakna 'kakak laki-laki' dengan bank yang bermakna 'lembaga yang mengurus lalu lintas uang' memiliki bunyi yang sama, tetapi penulisan dan artinya berbeda.
• Kata sanksi yang bermakna 'konsekuensi' dan sangsi yang bermakna 'ragu' memiliki bunyi yang sama, tetapi penulisan dan maknanya berbeda.

3. Homograf 
Homograf adalah kata yang tulisannya sama, namun bunyi dan makna berbeda.

Contoh:
• Kata teras bisa mengacu ke 'inti-kayu' atau 'lantai yang agak ketinggian di depan rumah' dengan pelafalan yang berbeda.
• Kata sedan bisa merujuk ke 'tangis kecil; isak' atau 'sejenis mobil' dengan bunyi yang berbeda.

E. Makna Ambigu dan Polisemi

1. Makna Ambigu
Makna ambigu adalah makna suatu frasa atau kalimat yang bersifat ganda.

Contoh: 
• Anak malas pergi ke taman
Kalimat tersebut bisa ditafsirkan menjadi "sedikit anak yang mau pergi ke taman" atau "yang pergi ke taman hanya anak malas".

2. Makna Polisemi 
Makna polisemi adalah satuan bahasa (terutama kata) yang memiliki lebih dari satu makna.

Contoh: 
•  kepala
Kata tersebut dapat mengacu beberapa hal berikut.
•  Bagian tubuh dari leher atas, seperti yang dimiliki manusia dan hewan.
•  Bagian dari sesuatu yang terletak di atas atau depan dan merupakan hal penting, seperti kepala motor dan kereta api
•  Bagian dari sesuatu yang berbentuk bulat, seperti kepala jarum.

F. Perubahan Makna
1. Perubahan Makna Meluas
Perubahan makna meluas merupakan gejala pada kata yang awalnya memiliki satu makna saja, namun akhirnya meluas dan memiliki makna lain.

Contoh: 
•  saudara
Kata tersebut bermakna 'orang yang memiliki hubungan keluarga' menjadi 'sapaan kepada orang yang diajak berbicara'.

2. Perubahan Makna Menyempit 
Perubahan makna menyempit adalah gejala pada kata yang awalnya memiliki berbagai makna, tetapi berubah menjadi satu makna saja.

Contoh:
 •  sarjana
Kata tersebut bermakna 'orang pandai' menjadi 'orang yang lulus dari perguruan tinggi'.

3. Perubahan Makna Total
Perubahan makna total adalah makna asli sebuah kata yang mengalami perubahan secara keseluruhan.

Contoh: 
• Cerewet berubah total menjadi berpidato.

4. Penghalusan (Eufemia)
Penghalusan (eufemia) merupakan usaha dalam mengubah kata menjadi kata yang bermakna lebih halus, seperti:

Contoh:
 •  Penjara menjadi lembaga pemasyarakatan.

5. Pengasaran (Disfemia) 
Pengasaran (disfemia) adalah usaha dalam mengganti kata yang awalnya bermakna halus menjadi lebih kasar.

Contoh:
 • Kalah menjadi masuk kotak.
 • Mengambil dengan begitu saja menjadi mencaplok.
 • Mengeluarkan menjadi mendepak.
 • Memasukkan menjadi menjebloskan.

 

#materiUTBK2024 #PengetahuanDanPemahamanUmum #Semantik

... Read less

6 months ago by pak_dosen@pak_dosen


Jenis-Jenis Kata Berdasarkan Bentuknya
 

Kata merupakan satuan bahasa yang memiliki makna. Pada materi UTBK tentang perbaikan kata, kita harus mengetahui terlebih dahulu klasifikasi kata yang ditanyakan pada soal. Kemudian, kita menganalisis kata tersebut berdasarkan soal yang ditanyakan, dapat berupa makna kata, kesalahan imbuhan pada kata, arti imbuhan pada kata, penggantian kata yang sesuai dengan konteks kalimat, dan sebagainya. 

A. Kata Dasar

Kata yang menjadi dasar untuk pembentukan kata. Kata dasar tidak diberikan imbuhan apapun. 

Contoh:

• Dia pergi ke pasar.

• Bunga itu sangat mahal.

• Boneka itu lucu.

B. Gabungan Kata

1. Bentuk terikat yang ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.

Contoh:

• adibusana

• antarkota

• antibiotik

2. Bentuk terikat yang diikuti oleh kata yang menggunakan huruf awal kapital atau singkatan yang berupa huruf kapital, maka digabungkan dengan tanda hubung (-).

Contoh:

• non-ASEAN

• anti-MSG

• pro-Barat

3. Bentuk maha yang diikuti oleh kata dasar yang mengacu pada nama atau sifat Tuhan ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya. 

Contoh:

• Semoga Tuhan Yang Mahakuasa melindungi kita.

• Tuhan Yang Mahabijaksana dalam menentukan arah hidup kita

4. Adapun bentuk yang ditulis tidak serangkai atau ditulis terpisah dengan huruf awal kapital yaitu bentuk maha yang diikuti dengan bentukan kata atau kata turunan yang mengacu pada nama atau sifat Tuhan. 

Contoh:

• Kita berdoa kepada Tuhan Yang Maha Pemberi.

• Marilah bersama-sama meminta kepada Tuhan Yang Maha Penolong.

5. Gabungan kata yang dapat menimbulkan kesalahpahaman yang berhubungan dengan maknanya, maka ditulis dengan memberikan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya. 

Contoh:

Anak-istri pejabat berbeda maknanya dengan anak istri-pejabat.

Buku-sejarah baru berbeda maknanya dengan buku sejarah-baru.

Ibu-bapak kami berbeda maknanya dengan ibu bapak-kami.

6. Gabungan kata yang penulisannya memang dipisah, tetap ditulis terpisah meskipun mendapat imbuhan (awalan atau akhiran). 

Contoh:

• bertepuk tangan

• garis bawahi

• sebar luaskan

7. Gabungan kata yang mendapat awalan atau akhiran ditulis serangkai. 

Contoh:

• pertanggungjawaban

• penghancurleburan

• dilipatgandakan

8. Gabungan kata yang sudah padu ditulis serangkai. 

Contoh:

• apalagi

• barangkali

• bilamana

 

C. Kata Ulang (Reduplikasi)

Proses pengulangan bentuk kata dasar yang menggunakan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya. Hal ini merupakan pengulangan kata dasar secara keseluruhan. 

Contoh:

• buku-buku

• anak-anak

• hati-hati

Adapun proses pengulangan bentuk gabungan kata ditulis dengan hanya mengulang unsur pertama.

Contoh:

rak buku menjadi rak-rak buku

surat kabar menjadi surat-surat kabar

kapal barang menjadi kapal-kapal barang

 

D. Kata Majemuk

Unsur gabungan kata yang umum digunakan disebut kata majemuk, termasuk istilah-istilah khusus yang juga ditulis dengan cara terpisah. 

Contoh:

• orang tua

• simpang empat

• persegi panjang

• meja tulis

 

E. Partikel

 

F. Kata Sandang

 

G. Singkatan dan Akronim

1. Singkatan

2. Akronim

Akronim merupakan proses pembentukan sebuah kata dengan cara menyingkat sebuah konsep yang direalisasikan ke dalam sebuah konstruk yang lebih dari sebuah kata.

 

#materiUTBK2024 #PengetahuanDanPemahamanUmum #Semantik

... Read less

6 months ago by pak_dosen@pak_dosen


Jenis-Jenis Kata Berdasarkan Fungsi


Berdasarkan fungsi dan dan maknanya, kata dalam tata kalimat Bahasa Indonesia dikelompokkan menjadi: A) Verba (kata kerja), B) Nomina (kata benda), C) Adjektiva (kata sifat), D) Adverbia (kata keterangan), E) Pronomina (kata ganti), F) Numeralia (kata bilangan), G) Konjungsi (kata hubung), H) Preposisi (kata depan), dan I) Interjeksi (kata seru). Berikut merupakan penjabaran dan contohnya.

 

A. Verba (Kata Kerja)

Verba (kata kerja) merupakan kata yang menyatakan perbuatan atau tindakan.

B. Nomina (Kata Benda)

Nomina (kata benda) merupakan kata yang menyatakan benda. Nomina memiliki ciri tidak dapat didahului oleh adverbia (kata keterangan) yang menyatakan penyangkalan yaitu tidak. Jadi, kata-kata meja, kucing, bulan, bintang, dan rumah termasuk nomina (kata benda) karena tidak dapat didahului oleh adverbia yang menyatakan penyangkalan yaitu tidak.

C. Adjektiva (Kata Sifat)

 

Adjektiva (kata sifat) merupakan kata yang menerangkan nomina (kata benda) dan dapat digabungkan dengan kata sangat, lebih, sekali.

D. Adverbia (Kata Keterangan)

Adverbia (kata keterangan) merupakan kata yang memberikan keterangan pada verba, adjektiva, nomina yang menyatakan predikat, atau kalimat.

E. Pronomina (Kata Ganti)

 

Pronomina (kata ganti) merupakan kata yang digunakan untuk menggantikan orang atau benda. 

Adapun pronomina (kata ganti) yang digunakan untuk menggantikan orang disebut juga dengan pronomina personalia/pronomina personal.

F. Numeralia (Kata Bilangan)

Numeralia (kata bilangan) merupakan kata yang menunjukkan bilangan, jumlah, nomor, urutan, dan kumpulan.

Selain numeralia (kata bilangan), terdapat juga kata bantu bilangan disebut juga sebagai kata penggolong bilangan, yaiu kata yang digunakan untuk tanda pengenal nomina (kata benda) tertentu dan ditempatkan di antara kata bilangan dan nominanya. Kata bantu bilangan yang digunakan umumnya adalah orang untuk manusia, ekor untuk binatang, dan buah untuk benda umum. Adapun secara spesifik digunakan juga kata-kata batang, butir, helai, pucuk, tangkai, rumpun, dan lain-lain.

G. Preposisi (Kata Depan)

Preposisi (kata depan) merupakan kata yang terdapat di depan nomina (kata benda) atau kata-kata yang digunakan untuk merangkaikan nomina (kata benda) dengan verba (kata kerja) dalam suatu klausa, misalnya di, ke, dari, dan dengan.

Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. 

Contoh:

Di mana Minho sekarang?

Pekan lalu, Cha eun woo berwisata ke Candi Borobudur.

Jukyung pindah dari rumah aslinya.

Adapun contoh kata yang ditulis serangkai, yaitu keluar, daripada, kemari, kepada.

 

H. Interjeksi (Kata Seru)

Interjeksi (kata seru) merupakan kata yang menyatakan perasaan batin, misalnya senang, terkejut, marah, kesal, kagum, sedih, dan lain-lain.


 

#materiUTBK2024 #PengetahuanDanPemahamanUmum #Semantik

... Read less

6 months ago by pak_dosen@pak_dosen


Ide Pokok
 

A. Paragraf

Paragraf merupakan sekumpulan kalimat yang saling berhubungan dan biasanya ditandai dengan format yang menjorok ke dalam pada kalimat pertama. Paragraf mengandung suatu ide pokok. Ide pokok dapat juga disebut sebagai gagasan pokok, pokok pikiran, atau gagasan utama.

Gagasan utama merupakan inti permasalahan dalam sebuah paragraf. Gagasan utama terdapat pada kalimat utama. Namun, keduanya tidaklah sama. Kalimat utama merupakan satu kalimat utuh, sedangkan gagasan utama merupakan kalimat inti.

Adapun kalimat utama berisi suatu permasalahan umum yang memuat keseluruhan isi paragraf dan dapat dikembangkan secara rinci. Gagasan utama yang termuat dalam kalimat utama dapat diletakkan di awal, akhir, awal dan akhir, tengah, atau menyebar di seluruh paragraf.

B. Jenis Paragraf Berdasarkan Pola Pengembangan (Letak Gagasan Utama)

1. Paragraf Deduktif

Paragraf deduktif merupakan paragraf yang didahului oleh kalimat utama dan diikuti oleh kalimat penjelas.

Contoh:  

Tenaga kerja yang diperlukan dalam persaingan bebas adalah tenaga kerja yang mempunyai etos kerja tinggi, yaitu tenaga yang pandai, terampil, dan berkepribadian. Tenaga kerja yang pandai adalah tenaga kerja yang mempunyai kemampuan akademis memadai sesuai dengan disiplin ilmu tertentu. Terampil artinya mampu menerapkan kemampuan akademis yang dimiliki disertai kemampuan pendukung yang sesuai untuk diterapkan agar diperoleh hasil maksimal. Sementara itu, tenaga kerja yang berkepribadian adalah tenaga kerja yang mempunyai sikap loyal, disiplin, dan jujur.

Paragraf tersebut termasuk paragraf deduktif karena kalimat utamanya pada kalimat ke-1.

2. Paragraf Induktif

Paragraf induktif adalah paragraf yang diawali dengan kalimat-kalimat penjelas. Kalimat utama terletak di akhir paragraf, dan diakhiri oleh simpulan.

Contoh:

Salju yang turun dari langit memberikan hiasan yang indah untuk bumi. Beberapa kota disulap dengan nuansa putih, menghasilkan pemandangan cantik dan memikat bagi penikmat keindahan. Hawa dinginnya semakin hari menggigit kawasan-kawasan yang beriklim subtropis dan sedang ini. Inilah musim dingin yang terjadi di negeri matahari terbit.

Paragraf tersebut termasuk kalimat induktif karena kalimat utamanya berada di akhir paragraf, yaitu “Inilah musim dingin yang terjadi di negeri matahari terbit.”

3. Paragraf Deduktif-Induktif (Campuran)

Paragraf campuran merupakan paragraf yang kalimat utamanya berada di awal dan akhir paragraf. Paragraf dengan pola ini diawali oleh pernyataan-pernyataan umum, disertai dengan pernyataan-pernyataan khusus sebagai penjelas, dan diakhiri kembali dengan pernyataan umum yang merupakan pengulangan gagasan utama untuk mempertegas informasi.

Contoh:

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa tingginya kolesterol merupakan faktor risiko paling besar yang menyebabkan seseorang terserang penyakti jantung koroner. Hampir 80% penderita jantung koroner di Eropa disebabkan oleh kadar kolesterol dalam tubuh yang tinggi. Bahkan, di Amerika hampir 90% penderita jantung koroner disebabkan oleh penderita makan makanan yang berkadar kolesterol tinggi. Begitu juga di Asia, sebagian besar penderita jantung koroner disebabkan oleh pola makan yang banyak mengandung kolesterol. Dengan demikian, kolesterol merupakan penyebab utama penyakit jantung koroner.

Gagasan utama paragraf tersebut, yaitu “Kolesterol merupakan penyebab penyakit jantung koroner”.

4. Paragraf Ineratif

Paragraf ineratif adalah paragraf yang diawali dan diakhiri oleh kalimat-kalimat penjelas sebagai pengantar. Adapun kalimat utamanya berada di tengah paragraf.

Contoh:

Gunung Sinabung di Sumatera Utara meletus. Belum reda letusan Gunung Sinabung, Gunung Kelud di Jawa Timur juga meletus. Selain gunung berapi yang meletus itu, banjir terjadi di beberapa daerah. Ibu kota Jakarta, seperti tahun-tahun sebelumnya, dilanda banjir. NTT yang sering mengalami kekeringan juga dilanda banjir. Indonesia memang sedang ditimpa banyak musibah dan bencana. Bencana-bencana tersebut menelan korban, baik harta maupun jiwa. Padi di sawah-sawah yang siap panen menjadi gagal panen. Sayur mayur yang banyak ditanam dan dihasilkan di lereng-lereng gunung juga hancur sehingga harga di pasar menjadi melambung.

Kalimat utama paragraf tersebut, yaitu “Indonesia memang sedang ditimpa banyak musibah dan bencana”.

5. Paragraf dengan Gagasan Utama Menyebar

Pada paragraf jenis ini, gagasan utama menyebar secara tersirat di kalimat-kalimatnya, sehingga inti atau gagasan utamanya perlu dicari.

Contoh: 

Matahari belum tinggi benar. Embun masih tampak berkilauan. Warna bunga menjadi sangat indah diterpa sinar matahari. Tampak kupu-kupu dengan berbagai warna terbang dari bunga yang satu ke bunga yang lain. Angin pun semilir terasa menyejukkan hati.

Pada paragraf tersebut, gagasan utamanya tidak terletak pada seluruh kalimat. Oleh karena itu, pembaca harus mencari inti dari teks tersebut. Intinya merupakan gagasan utama, yaitu “Gambaran suasana pada pagi hari yang cerah.”

 

#materiUTBK2024 #PengetahuanDanPemahamanUmum #IdePokok

... Read less

6 months ago by pak_dosen@pak_dosen


Inti Bacaan
 

Pada soal-soal Simak UI, kamu akan sering menemukan pertanyaan seputar inti bacaan. Ini termasuk materi analisis paragraf yang perlu kamu kuasai.

Inti bacaan sama dengan gagasan utama bacaan.

Sebuah bacaan atau teks biasanya dibangun atas beberapa paragraf. Inti bacaan atau gagasan utama bacaan adalah ide utama yang menjadi dasar pengembangan paragraf-paragraf dalam teks.

Bagaimana cara menentukan inti bacaan?

Kamu perlu menemukan ide pokok tiap-tiap paragraf. Setelah itu, dari ide pokok-ide pokok yang ada, tentukan ide utama yang digunakan sebagai dasar pengembangan paragraf.

Ide utama tersebut harus bisa mewakili keseluruhan ide pokok paragraf.

Perhatikan contoh berikut.

(1) Potensi sumber daya air Indonesia sebenarnya cukup besar, yaitu 3.960 miliar meter kubik. (2) Kalimantan, Papua, dan Sumatra, merupakan area dengan potensi air permukaan sebesar 82 persen dari seluruh air permukaan di Indonesia. (3) Sementara itu, Pulau Jawa hanya mempunyai 4 persen, tetapi dihuni hampir 60 persen penduduk Indonesia. (4) Hal tersebut menyiratkan adanya potensi kelangkaan air. 

(5) Kekeringan dan kelangkaan air adalah dua hal yang berbeda. (6) Kekurangan air secara alami akibat iklim dinamakan kekeringan. (7) Kekurangan air akibat pengurangan air oleh manusia dinamakan kelangkaan air. 

(8) Ketersediaan air per kapita di Jawa adalah 1.168 meter kubik/orang/tahun, padahal batas ambang ideal adalah 1.700 meter kubik/orang/tahun. (9) Karena itu, perlu dilakukan strategi penanggulangan kekeringan dengan mitigasi kekeringan, manajemen kebutuhan air, dan manajemen alokasi air. (10) Pengelolaan sumber daya air dengan pendekatan Integrated Water Resources Managementatau IWRM. (11) Selain itu, dilakukan prediksi kekeringan hidrologi, prediksi kelangkaan air, dan perkembangan iptek untuk mengatasi kelangkaan air. 

(12) Pemerintah juga berencana membangun 49 bendungan di seluruh Indonesia untuk membantu memenuhi kebutuhan air masyarakat. (13) Selain sejumlah strategi yang disebutkan di atas, pemerintah, melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, akan bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Perindustrian, pemda setempat, masyarakat, serta lembaga swadaya masyarakat. 

Sumber: Soal SIMAK UI Tahun 2016

Gagasan pokok seluruh bacaan di atas adalah ... 

A. potensi sumber daya air dan kelangkaan air di Indonesia. 

B. perbedaan kekeringan dan kelangkaan air di Indonesia.

C. cara-cara penanggulangan kelangkaan air di Indonesia.

D. rencana pemerintah untuk dalam penanggulangan kekeringan.

E. kerja sama antarinstansi dalam rangka mengatasi kekeringan. 

Pembahasan:

Gagasan pokok bacaan adalah ide utama yang digunakan untuk mengembangkan paragraf-paragraf dalam teks. Gagasan pokok bacaan juga bisa disebut sebagai inti bacaan. Untuk menentukannya, kamu perlu menentukan ide pokok seluruh paragraf. Kemudian, pilih salah satu pilihan jawaban yang paling mewakili seluruh teks. 

Ide pokok paragraf 1: potensi sumber daya air Indonesia sebenarnya cukup besar.

Ide pokok paragraf 2: perbedaan kekeringan dan kelangkaan air. 

Ide pokok paragraf 3: kelangkaan air di Jawa dan strategi penanggulangannya.

Ide pokok paragraf 4: rencana pemerintah untuk menanggulangi kelangkaan air. 

Setelah menentukan ide pokok masing-masing paragraf, kita bisa melihat bahwa teks di atas membahas tentang potensi kelangkaan air dan strategi penanggulangannya. Selanjutnya, kamu bisa mencari pilihan jawaban yang mungkin menjadi ide utama bacaan. 

Pilihan jawaban A salah karena potensi sumber daya air dan kelangkaan air di Indonesia hanya ada di paragraf 1. Oleh karena itu, tidak bisa dijadikan sebagai inti bacaan karena tidak mewakili teks. 

Pilihan jawaban B salah karena pembahasan tentang perbedaan kekeringan dan kekurangan air hanya ada di paragraf 2. Oleh karena itu, tidak bisa dijadikan sebagai inti bacaan karena tidak mewakili teks. 

Pilihan jawaban C benar karena mewakili keseluruhan isi teks. Paragraf pertama dan kedua dijadikan sebagai paragraf pembuka. Kemudian, paragraf ketiga dan keempat adalah inti yang menjelaskan mengapa perlu dilakukan cara-cara penanggulangan air di Indonesia. 

Pilihan jawaban D dan E salah karena kata kekeringan. Jika kamu memperhatikan pembahasan di dalam teks, penekanan masalahnya bukan pada kekeringan. Indonesia sebenarnya memiliki potensi air yang besar, tetapi tidak merata. Oleh karena itu, beberapa daerah, seperti di Jawa, terjadi kelangkaan air. Penanggulangannya lebih fokus ke kelangkaan, bukan kekeringan. 

Jadi, jawaban yang tepat adalah C.

 

#materiUTBK2024 #PengetahuanDanPemahamanUmum #IdePokok

... Read less

6 months ago by pak_dosen@pak_dosen