Berdasarkan fungsi dan dan maknanya, kata dalam tata kalimat Bahasa Indonesia dikelompokkan menjadi: A) Verba (kata kerja), B) Nomina (kata benda), C) Adjektiva (kata sifat), D) Adverbia (kata keterangan), E) Pronomina (kata ganti), F) Numeralia (kata bilangan), G) Konjungsi (kata hubung), H) Preposisi (kata depan), dan I) Interjeksi (kata seru). Berikut merupakan penjabaran dan contohnya.
A. Verba (Kata Kerja)
Verba (kata kerja) merupakan kata yang menyatakan perbuatan atau tindakan.
B. Nomina (Kata Benda)
Nomina (kata benda) merupakan kata yang menyatakan benda. Nomina memiliki ciri tidak dapat didahului oleh adverbia (kata keterangan) yang menyatakan penyangkalan yaitu tidak. Jadi, kata-kata meja, kucing, bulan, bintang, dan rumah termasuk nomina (kata benda) karena tidak dapat didahului oleh adverbia yang menyatakan penyangkalan yaitu tidak.
C. Adjektiva (Kata Sifat)
Adjektiva (kata sifat) merupakan kata yang menerangkan nomina (kata benda) dan dapat digabungkan dengan kata sangat, lebih, sekali.
D. Adverbia (Kata Keterangan)
Adverbia (kata keterangan) merupakan kata yang memberikan keterangan pada verba, adjektiva, nomina yang menyatakan predikat, atau kalimat.
E. Pronomina (Kata Ganti)
Pronomina (kata ganti) merupakan kata yang digunakan untuk menggantikan orang atau benda.
Adapun pronomina (kata ganti) yang digunakan untuk menggantikan orang disebut juga dengan pronomina personalia/pronomina personal.
F. Numeralia (Kata Bilangan)
Numeralia (kata bilangan) merupakan kata yang menunjukkan bilangan, jumlah, nomor, urutan, dan kumpulan.
Selain numeralia (kata bilangan), terdapat juga kata bantu bilangan disebut juga sebagai kata penggolong bilangan, yaiu kata yang digunakan untuk tanda pengenal nomina (kata benda) tertentu dan ditempatkan di antara kata bilangan dan nominanya. Kata bantu bilangan yang digunakan umumnya adalah orang untuk manusia, ekor untuk binatang, dan buah untuk benda umum. Adapun secara spesifik digunakan juga kata-kata batang, butir, helai, pucuk, tangkai, rumpun, dan lain-lain.
G. Preposisi (Kata Depan)
Preposisi (kata depan) merupakan kata yang terdapat di depan nomina (kata benda) atau kata-kata yang digunakan untuk merangkaikan nomina (kata benda) dengan verba (kata kerja) dalam suatu klausa, misalnya di, ke, dari, dan dengan.
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Contoh:
Di mana Minho sekarang?
Pekan lalu, Cha eun woo berwisata ke Candi Borobudur.
Jukyung pindah dari rumah aslinya.
Adapun contoh kata yang ditulis serangkai, yaitu keluar, daripada, kemari, kepada.
H. Interjeksi (Kata Seru)
Interjeksi (kata seru) merupakan kata yang menyatakan perasaan batin, misalnya senang, terkejut, marah, kesal, kagum, sedih, dan lain-lain.
Berdasarkan fungsi dan dan maknanya, kata dalam tata kalimat Bahasa Indonesia dikelompokkan menjadi: A) Verba (kata kerja), B) Nomina (kata benda), C) Adjektiva (kata sifat), D) Adverbia (kata keterangan), E) Pronomina (kata ganti), F) Numeralia (kata bilangan), G) Konjungsi (kata hubung), H) Preposisi (kata depan), dan I) Interjeksi (kata seru). Berikut merupakan penjabaran dan contohnya.
A. Verba (Kata Kerja)
Verba (kata kerja) merupakan kata yang menyatakan perbuatan atau tindakan.
B. Nomina (Kata Benda)
Nomina (kata benda) merupakan kata yang menyatakan benda. Nomina memiliki ciri tidak dapat didahului oleh adverbia (kata keterangan) yang menyatakan penyangkalan yaitu tidak. Jadi, kata-kata meja, kucing, bulan, bintang, dan rumah termasuk nomina (kata benda) karena tidak dapat didahului oleh adverbia yang menyatakan penyangkalan yaitu tidak.
C. Adjektiva (Kata Sifat)
Adjektiva (kata sifat) merupakan kata yang menerangkan nomina (kata benda) dan dapat digabungkan dengan kata sangat, lebih, sekali.
D. Adverbia (Kata Keterangan)
Adverbia (kata keterangan) merupakan kata yang memberikan keterangan pada verba, adjektiva, nomina yang menyatakan predikat, atau kalimat.
E. Pronomina (Kata Ganti)
Pronomina (kata ganti) merupakan kata yang digunakan untuk menggantikan orang atau benda.
Adapun pronomina (kata ganti) yang digunakan untuk menggantikan orang disebut juga dengan pronomina personalia/pronomina personal.
F. Numeralia (Kata Bilangan)
Numeralia (kata bilangan) merupakan kata yang menunjukkan bilangan, jumlah, nomor, urutan, dan kumpulan.
Selain numeralia (kata bilangan), terdapat juga kata bantu bilangan disebut juga sebagai kata penggolong bilangan, yaiu kata yang digunakan untuk tanda pengenal nomina (kata benda) tertentu dan ditempatkan di antara kata bilangan dan nominanya. Kata bantu bilangan yang digunakan umumnya adalah orang untuk manusia, ekor untuk binatang, dan buah untuk benda umum. Adapun secara spesifik digunakan juga kata-kata batang, butir, helai, pucuk, tangkai, rumpun, dan lain-lain.
G. Preposisi (Kata Depan)
Preposisi (kata depan) merupakan kata yang terdapat di depan nomina (kata benda) atau kata-kata yang digunakan untuk merangkaikan nomina (kata benda) dengan verba (kata kerja) dalam suatu klausa, misalnya di, ke, dari, dan dengan.
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Contoh:
Di mana Minho sekarang?
Pekan lalu, Cha eun woo berwisata ke Candi Borobudur.
Jukyung pindah dari rumah aslinya.
Adapun contoh kata yang ditulis serangkai, yaitu keluar, daripada, kemari, kepada.
H. Interjeksi (Kata Seru)
Interjeksi (kata seru) merupakan kata yang menyatakan perasaan batin, misalnya senang, terkejut, marah, kesal, kagum, sedih, dan lain-lain.
Paragraf merupakan sekumpulan kalimat yang saling berhubungan dan biasanya ditandai dengan format yang menjorok ke dalam pada kalimat pertama. Paragraf mengandung suatu ide pokok. Ide pokok dapat juga disebut sebagai gagasan pokok, pokok pikiran, atau gagasan utama.
Gagasan utama merupakan inti permasalahan dalam sebuah paragraf. Gagasan utama terdapat pada kalimat utama. Namun, keduanya tidaklah sama. Kalimat utama merupakan satu kalimat utuh, sedangkan gagasan utama merupakan kalimat inti.
Adapun kalimat utama berisi suatu permasalahan umum yang memuat keseluruhan isi paragraf dan dapat dikembangkan secara rinci. Gagasan utama yang termuat dalam kalimat utama dapat diletakkan di awal, akhir, awal dan akhir, tengah, atau menyebar di seluruh paragraf.
B. Jenis Paragraf Berdasarkan Pola Pengembangan (Letak Gagasan Utama)
1. Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif merupakan paragraf yang didahului oleh kalimat utama dan diikuti oleh kalimat penjelas.
Contoh:
Tenaga kerja yang diperlukan dalam persaingan bebas adalah tenaga kerja yang mempunyai etos kerja tinggi, yaitu tenaga yang pandai, terampil, dan berkepribadian. Tenaga kerja yang pandai adalah tenaga kerja yang mempunyai kemampuan akademis memadai sesuai dengan disiplin ilmu tertentu. Terampil artinya mampu menerapkan kemampuan akademis yang dimiliki disertai kemampuan pendukung yang sesuai untuk diterapkan agar diperoleh hasil maksimal. Sementara itu, tenaga kerja yang berkepribadian adalah tenaga kerja yang mempunyai sikap loyal, disiplin, dan jujur.
Paragraf tersebut termasuk paragraf deduktif karena kalimat utamanya pada kalimat ke-1.
2. Paragraf Induktif
Paragraf induktif adalah paragraf yang diawali dengan kalimat-kalimat penjelas. Kalimat utama terletak di akhir paragraf, dan diakhiri oleh simpulan.
Contoh:
Salju yang turun dari langit memberikan hiasan yang indah untuk bumi. Beberapa kota disulap dengan nuansa putih, menghasilkan pemandangan cantik dan memikat bagi penikmat keindahan. Hawa dinginnya semakin hari menggigit kawasan-kawasan yang beriklim subtropis dan sedang ini. Inilah musim dingin yang terjadi di negeri matahari terbit.
Paragraf tersebut termasuk kalimat induktif karena kalimat utamanya berada di akhir paragraf, yaitu “Inilah musim dingin yang terjadi di negeri matahari terbit.”
3. Paragraf Deduktif-Induktif (Campuran)
Paragraf campuran merupakan paragraf yang kalimat utamanya berada di awal dan akhir paragraf. Paragraf dengan pola ini diawali oleh pernyataan-pernyataan umum, disertai dengan pernyataan-pernyataan khusus sebagai penjelas, dan diakhiri kembali dengan pernyataan umum yang merupakan pengulangan gagasan utama untuk mempertegas informasi.
Contoh:
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa tingginya kolesterol merupakan faktor risiko paling besar yang menyebabkan seseorang terserang penyakti jantung koroner. Hampir 80% penderita jantung koroner di Eropa disebabkan oleh kadar kolesterol dalam tubuh yang tinggi. Bahkan, di Amerika hampir 90% penderita jantung koroner disebabkan oleh penderita makan makanan yang berkadar kolesterol tinggi. Begitu juga di Asia, sebagian besar penderita jantung koroner disebabkan oleh pola makan yang banyak mengandung kolesterol. Dengan demikian, kolesterol merupakan penyebab utama penyakit jantung koroner.
Gagasan utama paragraf tersebut, yaitu “Kolesterol merupakan penyebab penyakit jantung koroner”.
4. Paragraf Ineratif
Paragraf ineratif adalah paragraf yang diawali dan diakhiri oleh kalimat-kalimat penjelas sebagai pengantar. Adapun kalimat utamanya berada di tengah paragraf.
Contoh:
Gunung Sinabung di Sumatera Utara meletus. Belum reda letusan Gunung Sinabung, Gunung Kelud di Jawa Timur juga meletus. Selain gunung berapi yang meletus itu, banjir terjadi di beberapa daerah. Ibu kota Jakarta, seperti tahun-tahun sebelumnya, dilanda banjir. NTT yang sering mengalami kekeringan juga dilanda banjir. Indonesia memang sedang ditimpa banyak musibah dan bencana. Bencana-bencana tersebut menelan korban, baik harta maupun jiwa. Padi di sawah-sawah yang siap panen menjadi gagal panen. Sayur mayur yang banyak ditanam dan dihasilkan di lereng-lereng gunung juga hancur sehingga harga di pasar menjadi melambung.
Kalimat utama paragraf tersebut, yaitu “Indonesia memang sedang ditimpa banyak musibah dan bencana”.
5. Paragraf dengan Gagasan Utama Menyebar
Pada paragraf jenis ini, gagasan utama menyebar secara tersirat di kalimat-kalimatnya, sehingga inti atau gagasan utamanya perlu dicari.
Contoh:
Matahari belum tinggi benar. Embun masih tampak berkilauan. Warna bunga menjadi sangat indah diterpa sinar matahari. Tampak kupu-kupu dengan berbagai warna terbang dari bunga yang satu ke bunga yang lain. Angin pun semilir terasa menyejukkan hati.
Pada paragraf tersebut, gagasan utamanya tidak terletak pada seluruh kalimat. Oleh karena itu, pembaca harus mencari inti dari teks tersebut. Intinya merupakan gagasan utama, yaitu “Gambaran suasana pada pagi hari yang cerah.”
Paragraf merupakan sekumpulan kalimat yang saling berhubungan dan biasanya ditandai dengan format yang menjorok ke dalam pada kalimat pertama. Paragraf mengandung suatu ide pokok. Ide pokok dapat juga disebut sebagai gagasan pokok, pokok pikiran, atau gagasan utama.
Gagasan utama merupakan inti permasalahan dalam sebuah paragraf. Gagasan utama terdapat pada kalimat utama. Namun, keduanya tidaklah sama. Kalimat utama merupakan satu kalimat utuh, sedangkan gagasan utama merupakan kalimat inti.
Adapun kalimat utama berisi suatu permasalahan umum yang memuat keseluruhan isi paragraf dan dapat dikembangkan secara rinci. Gagasan utama yang termuat dalam kalimat utama dapat diletakkan di awal, akhir, awal dan akhir, tengah, atau menyebar di seluruh paragraf.
B. Jenis Paragraf Berdasarkan Pola Pengembangan (Letak Gagasan Utama)
1. Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif merupakan paragraf yang didahului oleh kalimat utama dan diikuti oleh kalimat penjelas.
Contoh:
Tenaga kerja yang diperlukan dalam persaingan bebas adalah tenaga kerja yang mempunyai etos kerja tinggi, yaitu tenaga yang pandai, terampil, dan berkepribadian. Tenaga kerja yang pandai adalah tenaga kerja yang mempunyai kemampuan akademis memadai sesuai dengan disiplin ilmu tertentu. Terampil artinya mampu menerapkan kemampuan akademis yang dimiliki disertai kemampuan pendukung yang sesuai untuk diterapkan agar diperoleh hasil maksimal. Sementara itu, tenaga kerja yang berkepribadian adalah tenaga kerja yang mempunyai sikap loyal, disiplin, dan jujur.
Paragraf tersebut termasuk paragraf deduktif karena kalimat utamanya pada kalimat ke-1.
2. Paragraf Induktif
Paragraf induktif adalah paragraf yang diawali dengan kalimat-kalimat penjelas. Kalimat utama terletak di akhir paragraf, dan diakhiri oleh simpulan.
Contoh:
Salju yang turun dari langit memberikan hiasan yang indah untuk bumi. Beberapa kota disulap dengan nuansa putih, menghasilkan pemandangan cantik dan memikat bagi penikmat keindahan. Hawa dinginnya semakin hari menggigit kawasan-kawasan yang beriklim subtropis dan sedang ini. Inilah musim dingin yang terjadi di negeri matahari terbit.
Paragraf tersebut termasuk kalimat induktif karena kalimat utamanya berada di akhir paragraf, yaitu “Inilah musim dingin yang terjadi di negeri matahari terbit.”
3. Paragraf Deduktif-Induktif (Campuran)
Paragraf campuran merupakan paragraf yang kalimat utamanya berada di awal dan akhir paragraf. Paragraf dengan pola ini diawali oleh pernyataan-pernyataan umum, disertai dengan pernyataan-pernyataan khusus sebagai penjelas, dan diakhiri kembali dengan pernyataan umum yang merupakan pengulangan gagasan utama untuk mempertegas informasi.
Contoh:
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa tingginya kolesterol merupakan faktor risiko paling besar yang menyebabkan seseorang terserang penyakti jantung koroner. Hampir 80% penderita jantung koroner di Eropa disebabkan oleh kadar kolesterol dalam tubuh yang tinggi. Bahkan, di Amerika hampir 90% penderita jantung koroner disebabkan oleh penderita makan makanan yang berkadar kolesterol tinggi. Begitu juga di Asia, sebagian besar penderita jantung koroner disebabkan oleh pola makan yang banyak mengandung kolesterol. Dengan demikian, kolesterol merupakan penyebab utama penyakit jantung koroner.
Gagasan utama paragraf tersebut, yaitu “Kolesterol merupakan penyebab penyakit jantung koroner”.
4. Paragraf Ineratif
Paragraf ineratif adalah paragraf yang diawali dan diakhiri oleh kalimat-kalimat penjelas sebagai pengantar. Adapun kalimat utamanya berada di tengah paragraf.
Contoh:
Gunung Sinabung di Sumatera Utara meletus. Belum reda letusan Gunung Sinabung, Gunung Kelud di Jawa Timur juga meletus. Selain gunung berapi yang meletus itu, banjir terjadi di beberapa daerah. Ibu kota Jakarta, seperti tahun-tahun sebelumnya, dilanda banjir. NTT yang sering mengalami kekeringan juga dilanda banjir. Indonesia memang sedang ditimpa banyak musibah dan bencana. Bencana-bencana tersebut menelan korban, baik harta maupun jiwa. Padi di sawah-sawah yang siap panen menjadi gagal panen. Sayur mayur yang banyak ditanam dan dihasilkan di lereng-lereng gunung juga hancur sehingga harga di pasar menjadi melambung.
Kalimat utama paragraf tersebut, yaitu “Indonesia memang sedang ditimpa banyak musibah dan bencana”.
5. Paragraf dengan Gagasan Utama Menyebar
Pada paragraf jenis ini, gagasan utama menyebar secara tersirat di kalimat-kalimatnya, sehingga inti atau gagasan utamanya perlu dicari.
Contoh:
Matahari belum tinggi benar. Embun masih tampak berkilauan. Warna bunga menjadi sangat indah diterpa sinar matahari. Tampak kupu-kupu dengan berbagai warna terbang dari bunga yang satu ke bunga yang lain. Angin pun semilir terasa menyejukkan hati.
Pada paragraf tersebut, gagasan utamanya tidak terletak pada seluruh kalimat. Oleh karena itu, pembaca harus mencari inti dari teks tersebut. Intinya merupakan gagasan utama, yaitu “Gambaran suasana pada pagi hari yang cerah.”
Pada soal-soal Simak UI, kamu akan sering menemukan pertanyaan seputar inti bacaan. Ini termasuk materi analisis paragraf yang perlu kamu kuasai.
Inti bacaan sama dengan gagasan utama bacaan.
Sebuah bacaan atau teks biasanya dibangun atas beberapa paragraf. Inti bacaan atau gagasan utama bacaan adalah ide utama yang menjadi dasar pengembangan paragraf-paragraf dalam teks.
Bagaimana cara menentukan inti bacaan?
Kamu perlu menemukan ide pokok tiap-tiap paragraf. Setelah itu, dari ide pokok-ide pokok yang ada, tentukan ide utama yang digunakan sebagai dasar pengembangan paragraf.
Ide utama tersebut harus bisa mewakili keseluruhan ide pokok paragraf.
Perhatikan contoh berikut.
(1) Potensi sumber daya air Indonesia sebenarnya cukup besar, yaitu 3.960 miliar meter kubik. (2) Kalimantan, Papua, dan Sumatra, merupakan area dengan potensi air permukaan sebesar 82 persen dari seluruh air permukaan di Indonesia. (3) Sementara itu, Pulau Jawa hanya mempunyai 4 persen, tetapi dihuni hampir 60 persen penduduk Indonesia. (4) Hal tersebut menyiratkan adanya potensi kelangkaan air.
(5) Kekeringan dan kelangkaan air adalah dua hal yang berbeda. (6) Kekurangan air secara alami akibat iklim dinamakan kekeringan. (7) Kekurangan air akibat pengurangan air oleh manusia dinamakan kelangkaan air.
(8) Ketersediaan air per kapita di Jawa adalah 1.168 meter kubik/orang/tahun, padahal batas ambang ideal adalah 1.700 meter kubik/orang/tahun. (9) Karena itu, perlu dilakukan strategi penanggulangan kekeringan dengan mitigasi kekeringan, manajemen kebutuhan air, dan manajemen alokasi air. (10) Pengelolaan sumber daya air dengan pendekatan Integrated Water Resources Managementatau IWRM. (11) Selain itu, dilakukan prediksi kekeringan hidrologi, prediksi kelangkaan air, dan perkembangan iptek untuk mengatasi kelangkaan air.
(12) Pemerintah juga berencana membangun 49 bendungan di seluruh Indonesia untuk membantu memenuhi kebutuhan air masyarakat. (13) Selain sejumlah strategi yang disebutkan di atas, pemerintah, melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, akan bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Perindustrian, pemda setempat, masyarakat, serta lembaga swadaya masyarakat.
Sumber: Soal SIMAK UI Tahun 2016
Gagasan pokok seluruh bacaan di atas adalah ...
A. potensi sumber daya air dan kelangkaan air di Indonesia.
B. perbedaan kekeringan dan kelangkaan air di Indonesia.
C. cara-cara penanggulangan kelangkaan air di Indonesia.
D. rencana pemerintah untuk dalam penanggulangan kekeringan.
E. kerja sama antarinstansi dalam rangka mengatasi kekeringan.
Pembahasan:
Gagasan pokok bacaan adalah ide utama yang digunakan untuk mengembangkan paragraf-paragraf dalam teks. Gagasan pokok bacaan juga bisa disebut sebagai inti bacaan. Untuk menentukannya, kamu perlu menentukan ide pokok seluruh paragraf. Kemudian, pilih salah satu pilihan jawaban yang paling mewakili seluruh teks.
Ide pokok paragraf 1: potensi sumber daya air Indonesia sebenarnya cukup besar.
Ide pokok paragraf 2: perbedaan kekeringan dan kelangkaan air.
Ide pokok paragraf 3: kelangkaan air di Jawa dan strategi penanggulangannya.
Ide pokok paragraf 4: rencana pemerintah untuk menanggulangi kelangkaan air.
Setelah menentukan ide pokok masing-masing paragraf, kita bisa melihat bahwa teks di atas membahas tentang potensi kelangkaan air dan strategi penanggulangannya. Selanjutnya, kamu bisa mencari pilihan jawaban yang mungkin menjadi ide utama bacaan.
Pilihan jawaban A salah karena potensi sumber daya air dan kelangkaan air di Indonesia hanya ada di paragraf 1. Oleh karena itu, tidak bisa dijadikan sebagai inti bacaan karena tidak mewakili teks.
Pilihan jawaban B salah karena pembahasan tentang perbedaan kekeringan dan kekurangan air hanya ada di paragraf 2. Oleh karena itu, tidak bisa dijadikan sebagai inti bacaan karena tidak mewakili teks.
Pilihan jawaban C benar karena mewakili keseluruhan isi teks. Paragraf pertama dan kedua dijadikan sebagai paragraf pembuka. Kemudian, paragraf ketiga dan keempat adalah inti yang menjelaskan mengapa perlu dilakukan cara-cara penanggulangan air di Indonesia.
Pilihan jawaban D dan E salah karena kata kekeringan. Jika kamu memperhatikan pembahasan di dalam teks, penekanan masalahnya bukan pada kekeringan. Indonesia sebenarnya memiliki potensi air yang besar, tetapi tidak merata. Oleh karena itu, beberapa daerah, seperti di Jawa, terjadi kelangkaan air. Penanggulangannya lebih fokus ke kelangkaan, bukan kekeringan.
Pada soal-soal Simak UI, kamu akan sering menemukan pertanyaan seputar inti bacaan. Ini termasuk materi analisis paragraf yang perlu kamu kuasai.
Inti bacaan sama dengan gagasan utama bacaan.
Sebuah bacaan atau teks biasanya dibangun atas beberapa paragraf. Inti bacaan atau gagasan utama bacaan adalah ide utama yang menjadi dasar pengembangan paragraf-paragraf dalam teks.
Bagaimana cara menentukan inti bacaan?
Kamu perlu menemukan ide pokok tiap-tiap paragraf. Setelah itu, dari ide pokok-ide pokok yang ada, tentukan ide utama yang digunakan sebagai dasar pengembangan paragraf.
Ide utama tersebut harus bisa mewakili keseluruhan ide pokok paragraf.
Perhatikan contoh berikut.
(1) Potensi sumber daya air Indonesia sebenarnya cukup besar, yaitu 3.960 miliar meter kubik. (2) Kalimantan, Papua, dan Sumatra, merupakan area dengan potensi air permukaan sebesar 82 persen dari seluruh air permukaan di Indonesia. (3) Sementara itu, Pulau Jawa hanya mempunyai 4 persen, tetapi dihuni hampir 60 persen penduduk Indonesia. (4) Hal tersebut menyiratkan adanya potensi kelangkaan air.
(5) Kekeringan dan kelangkaan air adalah dua hal yang berbeda. (6) Kekurangan air secara alami akibat iklim dinamakan kekeringan. (7) Kekurangan air akibat pengurangan air oleh manusia dinamakan kelangkaan air.
(8) Ketersediaan air per kapita di Jawa adalah 1.168 meter kubik/orang/tahun, padahal batas ambang ideal adalah 1.700 meter kubik/orang/tahun. (9) Karena itu, perlu dilakukan strategi penanggulangan kekeringan dengan mitigasi kekeringan, manajemen kebutuhan air, dan manajemen alokasi air. (10) Pengelolaan sumber daya air dengan pendekatan Integrated Water Resources Managementatau IWRM. (11) Selain itu, dilakukan prediksi kekeringan hidrologi, prediksi kelangkaan air, dan perkembangan iptek untuk mengatasi kelangkaan air.
(12) Pemerintah juga berencana membangun 49 bendungan di seluruh Indonesia untuk membantu memenuhi kebutuhan air masyarakat. (13) Selain sejumlah strategi yang disebutkan di atas, pemerintah, melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, akan bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Perindustrian, pemda setempat, masyarakat, serta lembaga swadaya masyarakat.
Sumber: Soal SIMAK UI Tahun 2016
Gagasan pokok seluruh bacaan di atas adalah ...
A. potensi sumber daya air dan kelangkaan air di Indonesia.
B. perbedaan kekeringan dan kelangkaan air di Indonesia.
C. cara-cara penanggulangan kelangkaan air di Indonesia.
D. rencana pemerintah untuk dalam penanggulangan kekeringan.
E. kerja sama antarinstansi dalam rangka mengatasi kekeringan.
Pembahasan:
Gagasan pokok bacaan adalah ide utama yang digunakan untuk mengembangkan paragraf-paragraf dalam teks. Gagasan pokok bacaan juga bisa disebut sebagai inti bacaan. Untuk menentukannya, kamu perlu menentukan ide pokok seluruh paragraf. Kemudian, pilih salah satu pilihan jawaban yang paling mewakili seluruh teks.
Ide pokok paragraf 1: potensi sumber daya air Indonesia sebenarnya cukup besar.
Ide pokok paragraf 2: perbedaan kekeringan dan kelangkaan air.
Ide pokok paragraf 3: kelangkaan air di Jawa dan strategi penanggulangannya.
Ide pokok paragraf 4: rencana pemerintah untuk menanggulangi kelangkaan air.
Setelah menentukan ide pokok masing-masing paragraf, kita bisa melihat bahwa teks di atas membahas tentang potensi kelangkaan air dan strategi penanggulangannya. Selanjutnya, kamu bisa mencari pilihan jawaban yang mungkin menjadi ide utama bacaan.
Pilihan jawaban A salah karena potensi sumber daya air dan kelangkaan air di Indonesia hanya ada di paragraf 1. Oleh karena itu, tidak bisa dijadikan sebagai inti bacaan karena tidak mewakili teks.
Pilihan jawaban B salah karena pembahasan tentang perbedaan kekeringan dan kekurangan air hanya ada di paragraf 2. Oleh karena itu, tidak bisa dijadikan sebagai inti bacaan karena tidak mewakili teks.
Pilihan jawaban C benar karena mewakili keseluruhan isi teks. Paragraf pertama dan kedua dijadikan sebagai paragraf pembuka. Kemudian, paragraf ketiga dan keempat adalah inti yang menjelaskan mengapa perlu dilakukan cara-cara penanggulangan air di Indonesia.
Pilihan jawaban D dan E salah karena kata kekeringan. Jika kamu memperhatikan pembahasan di dalam teks, penekanan masalahnya bukan pada kekeringan. Indonesia sebenarnya memiliki potensi air yang besar, tetapi tidak merata. Oleh karena itu, beberapa daerah, seperti di Jawa, terjadi kelangkaan air. Penanggulangannya lebih fokus ke kelangkaan, bukan kekeringan.
Selain pola bilangan dan operasi bilangan, pola gambar merupakan salah satu materi UTBK pada penalaran kuantitatif. Berdasarkan kedekatan materinya, terdapat dua jenis pola gambar, yaitu:
Pola gambar dan pola bilangan: mencari gambar yang tepat sesuai dengan pola dari gambar-gambar yang diberikan sebelumnya. Variasi soalnya adalah: - Mencari gambar lanjutan - Mencari gambar yang berbeda - Menentukan gambar yang memiliki padanan hubungan yang tepat sesuai dengan gambar-gambar yang diberikan sebelumnya.
Contoh:
A.
B.
C.
D.
E.
Pola gambar dan operasi bilangan: mencari angka yang tepat pada gambar berikutnya dengan menggunakan operasi bilangan yang sama yang berlaku pada gambar sebelumnya.
Contoh:
Perhatikan gambar berikut.
Jika semua angka di bagian bawah didapatkan dari hasil operasi 4 bilangan di atasnya secara berurutan dari bagian kiri atas ke angka selanjutnya searah jarum jam, maka nilai x yang memenuhi adalah…
A. 32
B. 27
C. 25
D. 20
E. 18
Pembahasan
Operasi bilangan untuk mendapatkan angka di bagian bawah adalah:
Selain pola bilangan dan operasi bilangan, pola gambar merupakan salah satu materi UTBK pada penalaran kuantitatif. Berdasarkan kedekatan materinya, terdapat dua jenis pola gambar, yaitu:
Pola gambar dan pola bilangan: mencari gambar yang tepat sesuai dengan pola dari gambar-gambar yang diberikan sebelumnya. Variasi soalnya adalah: - Mencari gambar lanjutan - Mencari gambar yang berbeda - Menentukan gambar yang memiliki padanan hubungan yang tepat sesuai dengan gambar-gambar yang diberikan sebelumnya.
Contoh:
A.
B.
C.
D.
E.
Pola gambar dan operasi bilangan: mencari angka yang tepat pada gambar berikutnya dengan menggunakan operasi bilangan yang sama yang berlaku pada gambar sebelumnya.
Contoh:
Perhatikan gambar berikut.
Jika semua angka di bagian bawah didapatkan dari hasil operasi 4 bilangan di atasnya secara berurutan dari bagian kiri atas ke angka selanjutnya searah jarum jam, maka nilai x yang memenuhi adalah…
A. 32
B. 27
C. 25
D. 20
E. 18
Pembahasan
Operasi bilangan untuk mendapatkan angka di bagian bawah adalah:
Pola bilangan adalah susunan bilangan yang memiliki pola tertentu. Terdapat beberapa pola bilangan yang perlu diketahui, di antaranya:
1. Pola Bilangan Fibonacci
Pola bilangan yang setiap bilangannya merupakan jumlah dari dua suku di depannya.
Contoh: 1,1,2,3,5,8,13,…. Penjabaran polanya adalah sebagai berikut.
2. Pola Larik
Pola bilangan yang diperoleh dari hasil operasi hitung antara bilangan sebelumnya dengan bilangan beroperator.
Contoh: 5,2,4,1,3,0…. Penjabaran polanya adalah sebagai berikut.
3. Pola Bertingkat
Pola bilangan yang nilai selisih atau bedanya tidak ditemukan pada tingkat pertama sehingga perlu analisis lanjutan pada tingkat kedua atau seterusnya.
Contoh: 3,7,15,31,…. Penjabaran polanya adalah sebagai berikut.
4. Pola Kombinasi
Pola bilangan yang menggabungkan antara pola larik dan pola lainnya.
Contoh: 4,6,1,5,10,18,13,.... Penjabaran polanya adalah sebagai berikut.
Pola bilangan adalah susunan bilangan yang memiliki pola tertentu. Terdapat beberapa pola bilangan yang perlu diketahui, di antaranya:
1. Pola Bilangan Fibonacci
Pola bilangan yang setiap bilangannya merupakan jumlah dari dua suku di depannya.
Contoh: 1,1,2,3,5,8,13,…. Penjabaran polanya adalah sebagai berikut.
2. Pola Larik
Pola bilangan yang diperoleh dari hasil operasi hitung antara bilangan sebelumnya dengan bilangan beroperator.
Contoh: 5,2,4,1,3,0…. Penjabaran polanya adalah sebagai berikut.
3. Pola Bertingkat
Pola bilangan yang nilai selisih atau bedanya tidak ditemukan pada tingkat pertama sehingga perlu analisis lanjutan pada tingkat kedua atau seterusnya.
Contoh: 3,7,15,31,…. Penjabaran polanya adalah sebagai berikut.
4. Pola Kombinasi
Pola bilangan yang menggabungkan antara pola larik dan pola lainnya.
Contoh: 4,6,1,5,10,18,13,.... Penjabaran polanya adalah sebagai berikut.
Salah satu sub-bab yang berhubungan dengan pola bilangan adalah pola huruf. Pada sub-bab ini siswa peserta UTBK diharapkan dapat menentukan hubungan beberapa huruf dalam satu pola tertentu. Beberapa tipe soal mengenai pola huruf adalah:
1. Barisan huruf biasa
Prinsip pengerjaannya soal tentang pola huruf ini hampir sama dengan pola bilangan, hanya saja kali ini dalam huruf.
Contoh
E, H, I, M, N, S, …, …
a. V, W
b. Q, R
c. P, X
d. U, Y
e. T, Z
Pembahasan:
Setelah S, maju satu huruf = T. Setelah T, maju 6 huruf = Z
Maka, dua huruf selanjutnya adalah T dan Z.
Jawaban: E
2. Kata sandi
Akan diberikan sebuah kata sandi berikut artinya, dengan mengikuti aturan kata sandi sebelumnya siswa peserta UTBK diharapkan untuk menentukan sebuah kata sandi dari kata asli yang diberikan atau menentukan arti dari sebuah kata sandi yang diberikan.
Contoh
Jika kata sandi "HFPHVH" itu berarti "SUKSES", maka kata "CERMAT" memiliki kata sandi berupa...
Salah satu sub-bab yang berhubungan dengan pola bilangan adalah pola huruf. Pada sub-bab ini siswa peserta UTBK diharapkan dapat menentukan hubungan beberapa huruf dalam satu pola tertentu. Beberapa tipe soal mengenai pola huruf adalah:
1. Barisan huruf biasa
Prinsip pengerjaannya soal tentang pola huruf ini hampir sama dengan pola bilangan, hanya saja kali ini dalam huruf.
Contoh
E, H, I, M, N, S, …, …
a. V, W
b. Q, R
c. P, X
d. U, Y
e. T, Z
Pembahasan:
Setelah S, maju satu huruf = T. Setelah T, maju 6 huruf = Z
Maka, dua huruf selanjutnya adalah T dan Z.
Jawaban: E
2. Kata sandi
Akan diberikan sebuah kata sandi berikut artinya, dengan mengikuti aturan kata sandi sebelumnya siswa peserta UTBK diharapkan untuk menentukan sebuah kata sandi dari kata asli yang diberikan atau menentukan arti dari sebuah kata sandi yang diberikan.
Contoh
Jika kata sandi "HFPHVH" itu berarti "SUKSES", maka kata "CERMAT" memiliki kata sandi berupa...
Operasi campuran adalah gabungan dua operasi atau lebih suatu operasi hitung. Jika pada suatu permasalahan terdapat gabungan beberapa operasi hitung, maka berikut beberapa tips untuk menyelesaikannya
Dahulukan mengerjakan yang di dalam tanda kurung
Dahulukan yang terdapat perkalian atau pembagian. Jika terdapat keduanya, dahulukan mengerjakan hitungan dari yang paling kiri.
Penjumlahan dan pengurangan sama kuat.
Contoh:
−5+10×(−12):4−6=...
Jawab:
Terdapat perkalian dan pembagian sekaligus. Karena perkalian terletak di paling kiri, maka yang dikerjakan terlebih dahulu adalah perkalian. Kemudian, dilanjutkan dengan mendahulukan pembagian.
Operasi campuran adalah gabungan dua operasi atau lebih suatu operasi hitung. Jika pada suatu permasalahan terdapat gabungan beberapa operasi hitung, maka berikut beberapa tips untuk menyelesaikannya
Dahulukan mengerjakan yang di dalam tanda kurung
Dahulukan yang terdapat perkalian atau pembagian. Jika terdapat keduanya, dahulukan mengerjakan hitungan dari yang paling kiri.
Penjumlahan dan pengurangan sama kuat.
Contoh:
−5+10×(−12):4−6=...
Jawab:
Terdapat perkalian dan pembagian sekaligus. Karena perkalian terletak di paling kiri, maka yang dikerjakan terlebih dahulu adalah perkalian. Kemudian, dilanjutkan dengan mendahulukan pembagian.
Salah satu sub-bab yang berhubungan dengan pola bilangan adalah pola huruf. Pada sub-bab ini siswa peserta UTBK diharapkan dapat menentukan hubungan beberapa huruf dalam satu pola tertentu. Beberapa tipe soal mengenai pola huruf adalah :
Barisan huruf biasa
Prinsip pengerjaan soal tentang pola huruf ini hampir sama dengan pola bilangan, hanya saja kali ini dalam huruf.
Contoh :
E, H, I, M, N, S, …, …
a. V, W
b. Q, R
c. P, X
d. U, Y
e. T, Z
Pembahasan:
Setelah S, maju satu huruf = T. Setelah T, maju 6 huruf = Z
Maka, dua huruf selanjutnya adalah T dan Z.
Jawaban: E
Kata sandi
Akan diberikan sebuah kata sandi berikut artinya, dengan mengikuti aturan kata sandi sebelumnya siswa peserta UTBK diharapkan untuk menentukan sebuah kata sandi dari kata asli yang diberikan atau menentukan arti dari sebuah kata sandi yang diberikan.
Contoh :
Jika kata sandi "HFPHVH" itu berarti "SUKSES", maka kata "CERMAT" memiliki kata sandi berupa...
Salah satu sub-bab yang berhubungan dengan pola bilangan adalah pola huruf. Pada sub-bab ini siswa peserta UTBK diharapkan dapat menentukan hubungan beberapa huruf dalam satu pola tertentu. Beberapa tipe soal mengenai pola huruf adalah :
Barisan huruf biasa
Prinsip pengerjaan soal tentang pola huruf ini hampir sama dengan pola bilangan, hanya saja kali ini dalam huruf.
Contoh :
E, H, I, M, N, S, …, …
a. V, W
b. Q, R
c. P, X
d. U, Y
e. T, Z
Pembahasan:
Setelah S, maju satu huruf = T. Setelah T, maju 6 huruf = Z
Maka, dua huruf selanjutnya adalah T dan Z.
Jawaban: E
Kata sandi
Akan diberikan sebuah kata sandi berikut artinya, dengan mengikuti aturan kata sandi sebelumnya siswa peserta UTBK diharapkan untuk menentukan sebuah kata sandi dari kata asli yang diberikan atau menentukan arti dari sebuah kata sandi yang diberikan.
Contoh :
Jika kata sandi "HFPHVH" itu berarti "SUKSES", maka kata "CERMAT" memiliki kata sandi berupa...
Selain pola bilangan dan operasi bilangan, pola gambar merupakan salah satu materi UTBK pada penalaran kuantitatif. Berdasarkan kedekatan materinya, terdapat dua jenis pola gambar, yaitu:
Pola gambar dan pola bilangan: mencari gambar yang tepat sesuai dengan pola dari gambar-gambar yang diberikan sebelumnya. Variasi soalnya adalah: - Mencari gambar lanjutan - Mencari gambar yang berbeda - Menentukan gambar yang memiliki padanan hubungan yang tepat sesuai dengan gambar-gambar yang diberikan sebelumnya.
Contoh:
A.
B.
C.
D.
E.
Pembahasan
Perhatikan kembali gambar di soalnya. Gambar yang paling mencolok dari pilihan gambar tersedia adalah D karena hanya gambar D yang garisnya menyentuh kotak bingkai. Maka jawaban yang paling tepat adalah D.
Pola gambar dan operasi bilangan: mencari angka yang tepat pada gambar berikutnya dengan menggunakan operasi bilangan yang sama yang berlaku pada gambar sebelumnya.
Contoh:
Perhatikan gambar berikut.
Jika semua angka di bagian bawah didapatkan dari hasil operasi 4 bilangan di atasnya secara berurutan dari bagian kiri atas ke angka selanjutnya searah jarum jam, maka nilai x yang memenuhi adalah…
A. 32
B. 27
C. 25
D. 20
E. 18
Pembahasan
Operasi bilangan untuk mendapatkan angka di bagian bawah adalah:
Selain pola bilangan dan operasi bilangan, pola gambar merupakan salah satu materi UTBK pada penalaran kuantitatif. Berdasarkan kedekatan materinya, terdapat dua jenis pola gambar, yaitu:
Pola gambar dan pola bilangan: mencari gambar yang tepat sesuai dengan pola dari gambar-gambar yang diberikan sebelumnya. Variasi soalnya adalah: - Mencari gambar lanjutan - Mencari gambar yang berbeda - Menentukan gambar yang memiliki padanan hubungan yang tepat sesuai dengan gambar-gambar yang diberikan sebelumnya.
Contoh:
A.
B.
C.
D.
E.
Pembahasan
Perhatikan kembali gambar di soalnya. Gambar yang paling mencolok dari pilihan gambar tersedia adalah D karena hanya gambar D yang garisnya menyentuh kotak bingkai. Maka jawaban yang paling tepat adalah D.
Pola gambar dan operasi bilangan: mencari angka yang tepat pada gambar berikutnya dengan menggunakan operasi bilangan yang sama yang berlaku pada gambar sebelumnya.
Contoh:
Perhatikan gambar berikut.
Jika semua angka di bagian bawah didapatkan dari hasil operasi 4 bilangan di atasnya secara berurutan dari bagian kiri atas ke angka selanjutnya searah jarum jam, maka nilai x yang memenuhi adalah…
A. 32
B. 27
C. 25
D. 20
E. 18
Pembahasan
Operasi bilangan untuk mendapatkan angka di bagian bawah adalah:
Pola bilangan adalah susunan bilangan yang memiliki pola tertentu. Terdapat beberapa pola bilangan yang perlu diketahui, di antaranya:
Pola Bilangan Fibonacci
Pola bilangan yang setiap bilangannya merupakan jumlah dari dua suku di depannya.
Contoh: 1,1,2,3,5,8,13,…. Penjabaran polanya adalah sebagai berikut.
2. Pola Larik
Pola bilangan yang diperoleh dari hasil operasi hitung antara bilangan sebelumnya dengan bilangan beroperator.
Contoh: 5,2,4,1,3,0…. Penjabaran polanya adalah sebagai berikut.
3. Pola Bertingkat
Pola bilangan yang nilai selisih atau bedanya tidak ditemukan pada tingkat pertama sehingga perlu analisis lanjutan pada tingkat kedua atau seterusnya.
Contoh: 3,7,15,31,…. Penjabaran polanya adalah sebagai berikut.
4. Pola Kombinasi
Pola bilangan yang menggabungkan antara pola larik dan pola lainnya.
Contoh: 4,6,1,5,10,18,13,.... Penjabaran polanya adalah sebagai berikut.
Pola bilangan adalah susunan bilangan yang memiliki pola tertentu. Terdapat beberapa pola bilangan yang perlu diketahui, di antaranya:
Pola Bilangan Fibonacci
Pola bilangan yang setiap bilangannya merupakan jumlah dari dua suku di depannya.
Contoh: 1,1,2,3,5,8,13,…. Penjabaran polanya adalah sebagai berikut.
2. Pola Larik
Pola bilangan yang diperoleh dari hasil operasi hitung antara bilangan sebelumnya dengan bilangan beroperator.
Contoh: 5,2,4,1,3,0…. Penjabaran polanya adalah sebagai berikut.
3. Pola Bertingkat
Pola bilangan yang nilai selisih atau bedanya tidak ditemukan pada tingkat pertama sehingga perlu analisis lanjutan pada tingkat kedua atau seterusnya.
Contoh: 3,7,15,31,…. Penjabaran polanya adalah sebagai berikut.
4. Pola Kombinasi
Pola bilangan yang menggabungkan antara pola larik dan pola lainnya.
Contoh: 4,6,1,5,10,18,13,.... Penjabaran polanya adalah sebagai berikut.
Pada bagian Penalaran Umum Kuantitatif, terdapat berbagai macam soal penalaran analitis, diantaranya adalah:
1. Model soal hubungan antar dua pernyataan
Pada tipe soal ini, diberikan dua pernyataan. Peserta ujian diharapkan dapat menentukan hubungan yang tepat antara dua pernyataan tersebut.
Hubungan yang diberikan pada opsi diantaranya sebagai berikut: - Sebab dan akibat - Syarat cukup dan perlu
Contoh:
(1) Ular suka berjemur di bawah terik matahari (2) Tidak ada ular yang hidup di kutub
Manakah di bawah ini yang menggambarkan hubungan pernyataan (1) dan (2)?
A. Pernyataan (1) adalah penyebab dan pernyataan (2) adalah akibat. B. Pernyataan (2) adalah penyebab dan pernyataan (1) adalah akibat. C. Pernyataan (1) dan (2) adalah penyebab, namun tidak saling berhubungan. D. Pernyataan (1) dan (2) adalah akibat dari dua penyebab yang tidak saling berhubungan. E. Pernyataan (1) dan (2) adalah akibat dari suatu sebab yang sama.
Pembahasan:
Pernyataan (1) dan (2) adalah akibat suatu sebab yang sama, yaitu dari ular adalah hewan yang berdarah dingin dan harus hidup pada lingkungan dengan suhu yang hangat.
Jawaban: E.
2. Mode soal urutan
Pada tipe soal ini, akan diberikan narasi dengan beberapa subjek, peserta ujian diminta untuk dapat menentukan urutan subjek-subjek tersebut yang tepat berdasarkan petunjuk yang diberikan.
Contoh:
Lima anak mengikuti lomba menangkap ikan di pantai. Jumlah ikan yang ditangkap Andy lebih banyak dari Budi, sedangkan Eki meskipun tidak lebih banyak dari Dinda, namun dia berhasil mengalahkan Coco. Jika Coco mendapat 50 ikan dan Andy 48 ikan, maka urutan nama anak dari yang paling banyak mendapat ikan adalah…
A. Dinda, Eki, Andy, Coo, Budi B. Eki, Dinda, Coco, Andy, Budi C. Dinda, Eki, Coco, Andy, Budi D. Coco, Eki, Dinda, Andy, Budi E. Budi, Andy, Coco, Eki, Dinda
Pembahasan:
Diketahui bahwa A> B D>E>C C=50,A=48→C>A Maka jika diurutkan adalah D, E, C, A, B
Jawaban: (C)
Tips Mengerjakan:
Urutan yang terjadi pada soal memiliki kata kunci "sebelum", "sesudah", "kurang dari", "lebih dari", atau "sama banyaknya".
Dapat menggunakan tanda "<", ">", "=" dan menyingkat nama subjek dengan inisial/ huruf depannya saja.
Teliti dalam menggunakan petunjuk. Semua langkah dan kesimpulan harus berdasarkan pada petunjuk yang diberikan.
3. Model soal mencari posisi
Pada tipe soal ini, peseta ujian diharapkan untuk bisa menentukan posisi subjek-subjek yang ada dari narasi dan petunjuk yang diberikan.
Contoh:
Zainab adalah murid baru dalam kelas menggambar. Sebelum masuk ruang kelas, agar semua murid saling mengenal Bu Lala menyuruh Zainab untuk menebak posisi duduk murid sebelumnya di kelas dengan 4 bangku di depan dan 4 bangku di belakang. Jika menjawab dengan benar, Zainab akan mendapat hadiah coklat dari teman-teman barunya yaitu Ari, Bima, Caca, Dina, Elsa, Farhan, Gugun, dan Hani. Bu Lala memberikan petunjuk sebagai berikut:
Bima duduk bersebelahan dengan Elsa.
Ari duduk berjarak satu bangku dari Farhan.
Gugun duduk di depan Ari.
Dina duduk di antara Gugun dan Bima.
Murid yang duduk di depan Farhan adalah…
A. Caca B. Dina C. Bima D. Elsa E. Hani
Pembahasan:
Dari petunjuk ketiga, kita tahu bahwa terdapat 8 murid yang duduk pada 8 kursi. Formasi 8 kursi adalah 4 kursi di depan, dan 4 kursi di belakang. Gugun berada di baris depan dan Ari di belakangnya. Dari petunjuk keempat, Dina, Gugun dan Bima berada di depan dengan posisi yang memungkinkan adalah: Gugun-Dina-Bima atau Bima-Dina-Gugun Dari petunjuk kedua, Ari dan Farhan duduk di belakang dengan posisi Ari-X-Farhan atau Farhan-X-Ari.
Jika semua petunjuk dirangkai kita mendapat gambaran sebagai berikut:
Maka yang duduk di depan Farhan adalah Bima.
Jawaban: (C)
Tips Mengerjakan:
Nah, dari pengerjaan soal di atas dapat digaris bawahi langkah-langkah pengerjaanya:
Menentukan berapa banyak subjeknya
Visualisasikan bentuk posisi yang akan diisi oleh semua subjek , agar lebih mudah bisa menggunakan ilustrasi gambar atau tabel.
Tentukan petunjuk utama untuk memulai langkah merangkai posisi. Di mulai dari subjek yang paling gampang di ketahui posisinya.
Gunakan petunjuk-petunjuk lainnya untuk melengkapi posisi yang masih kosong.
Pada bagian Penalaran Umum Kuantitatif, terdapat berbagai macam soal penalaran analitis, diantaranya adalah:
1. Model soal hubungan antar dua pernyataan
Pada tipe soal ini, diberikan dua pernyataan. Peserta ujian diharapkan dapat menentukan hubungan yang tepat antara dua pernyataan tersebut.
Hubungan yang diberikan pada opsi diantaranya sebagai berikut: - Sebab dan akibat - Syarat cukup dan perlu
Contoh:
(1) Ular suka berjemur di bawah terik matahari (2) Tidak ada ular yang hidup di kutub
Manakah di bawah ini yang menggambarkan hubungan pernyataan (1) dan (2)?
A. Pernyataan (1) adalah penyebab dan pernyataan (2) adalah akibat. B. Pernyataan (2) adalah penyebab dan pernyataan (1) adalah akibat. C. Pernyataan (1) dan (2) adalah penyebab, namun tidak saling berhubungan. D. Pernyataan (1) dan (2) adalah akibat dari dua penyebab yang tidak saling berhubungan. E. Pernyataan (1) dan (2) adalah akibat dari suatu sebab yang sama.
Pembahasan:
Pernyataan (1) dan (2) adalah akibat suatu sebab yang sama, yaitu dari ular adalah hewan yang berdarah dingin dan harus hidup pada lingkungan dengan suhu yang hangat.
Jawaban: E.
2. Mode soal urutan
Pada tipe soal ini, akan diberikan narasi dengan beberapa subjek, peserta ujian diminta untuk dapat menentukan urutan subjek-subjek tersebut yang tepat berdasarkan petunjuk yang diberikan.
Contoh:
Lima anak mengikuti lomba menangkap ikan di pantai. Jumlah ikan yang ditangkap Andy lebih banyak dari Budi, sedangkan Eki meskipun tidak lebih banyak dari Dinda, namun dia berhasil mengalahkan Coco. Jika Coco mendapat 50 ikan dan Andy 48 ikan, maka urutan nama anak dari yang paling banyak mendapat ikan adalah…
A. Dinda, Eki, Andy, Coo, Budi B. Eki, Dinda, Coco, Andy, Budi C. Dinda, Eki, Coco, Andy, Budi D. Coco, Eki, Dinda, Andy, Budi E. Budi, Andy, Coco, Eki, Dinda
Pembahasan:
Diketahui bahwa A> B D>E>C C=50,A=48→C>A Maka jika diurutkan adalah D, E, C, A, B
Jawaban: (C)
Tips Mengerjakan:
Urutan yang terjadi pada soal memiliki kata kunci "sebelum", "sesudah", "kurang dari", "lebih dari", atau "sama banyaknya".
Dapat menggunakan tanda "<", ">", "=" dan menyingkat nama subjek dengan inisial/ huruf depannya saja.
Teliti dalam menggunakan petunjuk. Semua langkah dan kesimpulan harus berdasarkan pada petunjuk yang diberikan.
3. Model soal mencari posisi
Pada tipe soal ini, peseta ujian diharapkan untuk bisa menentukan posisi subjek-subjek yang ada dari narasi dan petunjuk yang diberikan.
Contoh:
Zainab adalah murid baru dalam kelas menggambar. Sebelum masuk ruang kelas, agar semua murid saling mengenal Bu Lala menyuruh Zainab untuk menebak posisi duduk murid sebelumnya di kelas dengan 4 bangku di depan dan 4 bangku di belakang. Jika menjawab dengan benar, Zainab akan mendapat hadiah coklat dari teman-teman barunya yaitu Ari, Bima, Caca, Dina, Elsa, Farhan, Gugun, dan Hani. Bu Lala memberikan petunjuk sebagai berikut:
Bima duduk bersebelahan dengan Elsa.
Ari duduk berjarak satu bangku dari Farhan.
Gugun duduk di depan Ari.
Dina duduk di antara Gugun dan Bima.
Murid yang duduk di depan Farhan adalah…
A. Caca B. Dina C. Bima D. Elsa E. Hani
Pembahasan:
Dari petunjuk ketiga, kita tahu bahwa terdapat 8 murid yang duduk pada 8 kursi. Formasi 8 kursi adalah 4 kursi di depan, dan 4 kursi di belakang. Gugun berada di baris depan dan Ari di belakangnya. Dari petunjuk keempat, Dina, Gugun dan Bima berada di depan dengan posisi yang memungkinkan adalah: Gugun-Dina-Bima atau Bima-Dina-Gugun Dari petunjuk kedua, Ari dan Farhan duduk di belakang dengan posisi Ari-X-Farhan atau Farhan-X-Ari.
Jika semua petunjuk dirangkai kita mendapat gambaran sebagai berikut:
Maka yang duduk di depan Farhan adalah Bima.
Jawaban: (C)
Tips Mengerjakan:
Nah, dari pengerjaan soal di atas dapat digaris bawahi langkah-langkah pengerjaanya:
Menentukan berapa banyak subjeknya
Visualisasikan bentuk posisi yang akan diisi oleh semua subjek , agar lebih mudah bisa menggunakan ilustrasi gambar atau tabel.
Tentukan petunjuk utama untuk memulai langkah merangkai posisi. Di mulai dari subjek yang paling gampang di ketahui posisinya.
Gunakan petunjuk-petunjuk lainnya untuk melengkapi posisi yang masih kosong.
Ekuivalensi yang disimbolkan dengan tanda ≡ menandakan bahwa dua atau lebih pernyataan majemuk memiliki nilai kebenaran yang sama.
Jika pernyataan p dan q dikatakan ekuivalen atau ditulis sebagai p≡q, itu berarti nilai kebenaran pada pernyataan p sama dengan nilai kebenaran pada pernyataan q.
Berikut adalah beberapa hukum-hukum ekuivalensi logika yang perlu diingat:
Ekuivalensi yang disimbolkan dengan tanda ≡ menandakan bahwa dua atau lebih pernyataan majemuk memiliki nilai kebenaran yang sama.
Jika pernyataan p dan q dikatakan ekuivalen atau ditulis sebagai p≡q, itu berarti nilai kebenaran pada pernyataan p sama dengan nilai kebenaran pada pernyataan q.
Berikut adalah beberapa hukum-hukum ekuivalensi logika yang perlu diingat:
Dua pernyataan p dan q dapat digabungkan dengan menggunakan kata penghubung sehingga membentuk pernyataan majemuk. Kata penghubung yang biasa digunakan diantaranya adalah konjungsi, disjungsi, implikasi, dan biimplikasi.
Konjungsi (∧)
Dua pernyataan p dan q dapat digabungkan dengan menggunakan konjungsi sehingga membentuk pernyataan majemuk “p dan q” atau ditulis sebagai (p∧q)
Contoh:
p: Ibu memasak lauk untuk sarapan
q: ibu memberikan bekal makan siang untuk adik.
p∧q : ibu memasak lauk untuk sarapan dan memberikan bekal makan siang untuk adik.
Disjungsi (∨)
Dua pernyataan p dan qq dapat digabungkan dengan menggunakan disjungsi sehingga membentuk pernyataan majemuk “p atau q” atau ditulis sebagai (p∨q)
Contoh: p: Ibu memasak lauk untuk sarapan q: ibu memberikan bekal makan siang untuk adik. p∨q : ibu memasak lauk untuk sarapan atau memberikan bekal makan siang untuk adik.
Implikasi (→)
Dua pernyataan p dan q dapat digabungkan dengan menggunakan implikasi sehingga membentuk pernyataan majemuk “jika p maka q” atau ditulis sebagai (p→q). Hubungan implikasi memiliki arti bahwa pernyataan q merupakan konsekuensi logis dari pernyataan p.
Contoh: p: Ibu memasak lauk untuk sarapan q: ibu memberikan bekal makan siang untuk adik. p→q : Jika ibu memasak lauk untuk sarapan maka ibu memberikan bekal makan siang untuk adik.
Biimplikasi (↔)
Dua pernyataan p dan q dapat digabungkan dengan menggunakan biimplikasi sehingga membentuk pernyataan majemuk “p jika dan hanya jika q” atau ditulis sebagai (p↔q). Hubungan implikasi memiliki arti bahwa pernyataan q merupakan konsekuensi logis dari pernyataan p dan sebaliknya, yaitu pernyataan p merupakan konsekuensi logis dari pernyataan q.
Contoh:
p: Ibu memasak lauk untuk sarapan
q: ibu memberikan bekal makan siang untuk adik.
p↔q : ibu memasak lauk untuk sarapan jika dan hanya jika ibu memberikan bekal makan siang untuk adik.
Dua pernyataan p dan q dapat digabungkan dengan menggunakan kata penghubung sehingga membentuk pernyataan majemuk. Kata penghubung yang biasa digunakan diantaranya adalah konjungsi, disjungsi, implikasi, dan biimplikasi.
Konjungsi (∧)
Dua pernyataan p dan q dapat digabungkan dengan menggunakan konjungsi sehingga membentuk pernyataan majemuk “p dan q” atau ditulis sebagai (p∧q)
Contoh:
p: Ibu memasak lauk untuk sarapan
q: ibu memberikan bekal makan siang untuk adik.
p∧q : ibu memasak lauk untuk sarapan dan memberikan bekal makan siang untuk adik.
Disjungsi (∨)
Dua pernyataan p dan qq dapat digabungkan dengan menggunakan disjungsi sehingga membentuk pernyataan majemuk “p atau q” atau ditulis sebagai (p∨q)
Contoh: p: Ibu memasak lauk untuk sarapan q: ibu memberikan bekal makan siang untuk adik. p∨q : ibu memasak lauk untuk sarapan atau memberikan bekal makan siang untuk adik.
Implikasi (→)
Dua pernyataan p dan q dapat digabungkan dengan menggunakan implikasi sehingga membentuk pernyataan majemuk “jika p maka q” atau ditulis sebagai (p→q). Hubungan implikasi memiliki arti bahwa pernyataan q merupakan konsekuensi logis dari pernyataan p.
Contoh: p: Ibu memasak lauk untuk sarapan q: ibu memberikan bekal makan siang untuk adik. p→q : Jika ibu memasak lauk untuk sarapan maka ibu memberikan bekal makan siang untuk adik.
Biimplikasi (↔)
Dua pernyataan p dan q dapat digabungkan dengan menggunakan biimplikasi sehingga membentuk pernyataan majemuk “p jika dan hanya jika q” atau ditulis sebagai (p↔q). Hubungan implikasi memiliki arti bahwa pernyataan q merupakan konsekuensi logis dari pernyataan p dan sebaliknya, yaitu pernyataan p merupakan konsekuensi logis dari pernyataan q.
Contoh:
p: Ibu memasak lauk untuk sarapan
q: ibu memberikan bekal makan siang untuk adik.
p↔q : ibu memasak lauk untuk sarapan jika dan hanya jika ibu memberikan bekal makan siang untuk adik.